Kamis, 10 September 2015

Touch The Sky - Hillsong


Hello September! Hello again my born month! It's always feel good in September. I feel spirit, happiness, and excitement, always, in this month!

And this time, I won't share about books I've read, but I want to share my thought about one wonderful song from Hillsong. This song came with title "Touch The Sky" in their new album, EMPIRES. Album ini sudah keluar sejak bulan Mei kemaren dan aku baru betul-betul mendengarkan kemaren-kemaren ini. Lagu pertama yang aku denger berjudul "Touch The Sky" and maybe.. this is love from the first heard hahahaha.


Aku dengernya waktu dateng ke gereja Bethany Manyar Surabaya, ibadah Youth jam 5 sore di hari Sabtu tgl 5 September 2015. Mereka menampilkan bumper dan video opening sebelum ibadah di mulai, dan salah satu dari backsound video opening mereka adalah lagu ini. Awalnya aku cuma fokus ke video yang mereka buat, gambar-gambar yang ditampilkan, mostly sih salah satu member mereka yang memang profesinya model. Keindahan alam beserta modelnya ditampilkan lewat warna-warna lembut hasil jepretan dan rekaman tim fotografi dan multimedia mereka. Apakah mungkin karena gambarnya yang bagus, atau modelnya yang cantik, atau yang lebih masuk akal lagi, aku menemukan keindahan sesungguhnya dari video itu dari lirik lagu yang menjadi backsound-nya. Buatku backsound-nya lah yang menghidupkan video itu sedemikian rupa sampai membekas di hati.


Aku langsung mencari tahu lagu yang digunakan di video itu dan voila.. I found it! Langsung ga bisa berenti dengerin lagu ini kemana-mana..dimana-mana...kapanpun.. bersama siapapun...
Tombol repeat kayanya bisa jebol karena sering aku tekan hahaha. Intinya aku jatuh cinta setengah mati sama lagu ini. Aku selalu merasa hangat di hati setiap denger liriknya. Liriknya menyihir telinga dan hatiku. Aku tergoda untuk menangis lagi lagi dan lagi setiap bagian favortiku dinyanyikan. Seperti ada tangan yang menyentuh tepat di hatiku, membuatku merasa nyaman, aman dan damai. Lagu ini melampaui buku fiksi manapun yang bisa membuatku bersemangat. Lagu ini melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan buku sebagus apapun yang sudah aku review. 

I feel peace. From inside my heart. Just by one song!


Aku merasa perlu tahu alasan kenapa lagu ini membuatku merasa sebegininya. Apakah hanya karena ini lagu gospel? Yang menggambarkan Kasih Tuhan, karena itu aku bisa merasa seperti dilindungi dan dikasihi? Aku ga mau jawaban simple semacam itu. Aku mau lebih memahami lagu ini dan mencari tau apa yang membuat lagu ini begitu bermakna di hatiku. Aku mencari kisah di balik lagu ini dan aku langsung tergoda untuk menangis lagi waktu aku menemukan kisah di balik lagu "Touch The Sky" ini!


Bisa dibilang lagu ini merupakan lagu andalan dari album "Empires" dan mereka menggodoknya dengan sangat detail dan hati-hati. Joel Houston dan Tanya Smith, anggota dari band yang menyanyi dan melayani di album ini mengungkapkan seperti apa kisah di balik lagi ini dan apa yang menginspirasi mereka untuk mengarang lagu ini. Ada video-nya di Youtube lho, waktu mereka mengungkapkan kisah di balik lagu ini. Aku taunya juga dari video itu hehehehe.

Joel bilang bahwa sebelum mereka memberi judul untuk album ini dan bahkan sebelum mereka memutuskan pesan apa yang ingin mereka sampaikan  melalui album ini, mereka harus memikirkan hal yang penting, dan dasar untuk segalanya adalah tentang sikap. Joel share tentang betapa dia menyukai ide tentang Tuhan Yesus yang naik ke atas gunung dan berbicara tentang Hal Kerajaan Surga. Aku suka banget dengan kata-katanya kemudian,

"We live in a culture now, much like back then, where status was based on who you were and what you looked like and who you knew or what labels were attached to you, much in the same way as back then"



Kata-kata ini langsung menampar aku luar biasa karena itu aku. Apa yang ia katakan itu menggambarkan keadaanku dengan sangat baik. Memang seperti itulah kehidupan yang aku jalani saat ini, budaya yang terpaksa aku terima saat ini, dan keadaan yang aku alami saat ini. Aku hidup di jaman dimana hidupku dipantau dan dinilai berdasarkan apa yang aku pakai, kemana aku pergi saat lunch ataupun dinner ataupun saat aku pacaran, siapa orang-orang yang sering muncul di instagram dan Path-ku, seberapa sering aku ke gereja atau enggak, juga dari apa yang orang lain katakan tentang aku. Media sosialku jadi bahan pembicaraan dimana-mana. Dijadikan alasan untuk menghakimi dan mengkotakkan aku pada satu keadaan aja. Statusku berdasarkan sebaik apa aku menampilkan diri di depan orang lain. Status hidupku bergantung dari persepsi orang lain mengenai aku.

"Dia sekarang liar ya... Ga pernah ke gereja en dateng persekutuan.."
"Kayanya dulu dia ga gitu, sekarang dia gitu banget ya.."
"Oh udah jadian ya.. selamat ya! Dirayain di hotel mana nih?"
"Selama ini diam-diam deket sama orang ga bilang-bilang. Kadang aku merasa orang kaya gini ini bajingan ya. Liat di muka lain di hati"
"Mereka ga akan bisa langgeng dan lama kok pacarannya, ntar lagi juga putus.. tunggu aja"
"He's not a good man for you"
"Kita mau kamu jauhin dia, karena dia ga sama kaya kita"
"Sekarang ga mau ya kumpul sama temen-temen gereja sejak pacaran.."
"Sekarang makannya di tempat mahal-mahal ya.. Liat aja tuh Path-nya"
"Kalo dirasani ya udahlah, terima aja, ngapain sih pake ga terima segala trus update status di medsos?"
"Eh baju nya sekarang ganti-ganti terus lho.. Uda jarang pake baju yang sama dalam waktu yang berdekatan"
"Eh tas-nya baru, mahal tuh pasti"
"Orang kaya dia sekarang, kaya boss"
"Eh liat fotonya di instagram, kaya orang lagi honeymoon aja ya sama pacarnya. Udah ngapain aja mereka kira-kira?"
"Nih fotonya di sini lebih asoy nih.. aku udah capture, aku tunjukin kamu ya"
"IKalau ga mau diomongin ya udah ga usah upload-upload foto lah. Ga usah aneh-aneh lah, jadi orang biasa aja kenapa sih?"
"Ada retreat di gereja ga ikutan, alasannya sibuk kerja. Widih murtad sekarang, ga mau all out buat Tuhan"
Dll dll dll. Terlalu banyak yang sudah orang katakan tentang aku dan hidupku dan kehidupan pribadiku. Sampe lupa apa aja julukan dan kata-kata yang mereka tujukan untuk aku. 

Keadaan ini sudah lama aku rasakan. Sudah lama aku lihat realisasinya dimana-mana. Yang melakukan ga lain dan ga bukan juga orang-orang yang mengaku pelayanan dan dulunya, bersahabat baik sama aku. Bukan hanya melihat, aku pernah jadi bagian dari kegiatan ini. Aku pernah menjadi pelaku dari semua ini. 

Aku mengotakkan orang lain. 
Aku melabeli orang lain. 
Aku sibuk membuat persepsi tentang orang lain. 
Dimana kebenaranan yang aku ketahui tentang mereka hanya 50%, sisanya semua berasal dari mulut orang lain. 

Sekarang aku yang dikotakkan. Aku yang dilabeli. Aku yang ada di posisi itu.

Akhirnya, setiap hari aku lelah dengan semua idealisme. Tanpa sadar apa yang aku bebankan ke orang lain dari mulutku jadi beban tersendiri untuk aku. Aku jadi berpikir harus menjadi lebih baik agar tidak dibicarakan orang lain. Aku harus jadi lebih sopan, lebih beradab, lebih rohani dll nya supaya aku ga jadi bahan pembicaraan. Hidupku adalah usaha untuk disetujui orang lain. Aku merasa harus menjadi pelayan Tuhan yang disukai semua orang. Yang dianggap baik oleh pemimpin. Yang bisa berhubungan baik dengan si A si B dan si C. Yang bisa diterima oleh suatu golongan tertentu. Walaupun mereka seriing kali melukai perasaanku, sudah kewajibanku untuk menerima menerima menerima dan menerima. Aku harus bisa menjadi seperti yang orang lain inginkan. Aku harus kudus sesuai standard mereka. Aku harus bergaul dengan orang-orang yang mereka setujui. Aku sempat dilarang untuk bersahabat dengan sahabatku yang paling baik, hanya karena dia tidak sama dengan mereka semua yang merasa dirinya lebih benar. 


Aku harus meresahkan pendapat orang lain setiap waktu. Aku butuh persetujuan dari orang lain untuk setiap tindak tandukku. Tepatnya, aku butuh persetujuan mereka semua. Baru aku merasa sudah membuat prestasi. Dan merasa bangga karenanya.

Setiap hari aku berpikir, seandainya aku lebih rohani, seandainya aku lebih pinter kotbah, seandainya aku lebih supel, seandainya aku ga sungkanan jadi orang, seandainya aku ga lemot, seandainya aku lebih pinter ngomong, seandainya aku ga selalu bikin pemimpinku marah dan sebel sama aku, seandainya aku lebih bisa dekat dengan junior-junior, seandainya aku bisa menggembalakan anak-anak teens lebih banyak, seandainya aku lebih psikik, seandainya aku lebih peka, seandainya aku lebih teliti dalam ngurus keuangan gereja, seandainya aku lebih bisa berdoa di depan umum, seandainya aku lebih bisa mimpin doa berkat, seandainya aku bisa mendoakan orang dan bisa tau apa isi hatinya, seandainya aku bisa lebih banyak memberkati dengan sharing-sharingku. Ayo pikirkan tema, pikirkan apa saja untuk dibagikan dan dikotbahkan ke orang lain, pikirkan ide saat rapat, pikirkan pendapat cerdas yang membuatmu bisa lebih dihargai sama yang lainnya, dan seandainya seandainya lainnya yang tidak ada habisnya. Di bidang rohani pula! Aku pikir dengan cara seperti itu aku bisa diterima sama teman-teman yang lebih senior dan dianggap keluarga. Dianggap kawan baik. Dari situlah aku mendapat pengakuan, penghargaan, dan aktualisasi diri.. Seperti itulah aku merasa Tuhan memperlakukanku. Karena aku orang yang rohani. Karena aku berdampak dengan kelihaian ku. Seandainya aku lebih berkenan di hadapanNya dan lebih mengasihiNya, maka Tuhan akan mengasihiku dan memberikan apa yang menjadi doa-doaku. Aku ga mau mengecewakan siapapun.

I try so hard to be accepted. I try so hard to survive from this wild competition.

Aku membuka pikiranku untuk sesuatu yang ideal buat mereka. Di luar itu aku diharapkan menutup mata dan pikiran. Mereka terus mengatakan kalau mereka peduli makanya mereka begitu. Mereka terus mengatakan berusaha membuat aku lebih baik, karena itu kata-kata pedas diperlukan. Kata-kata yang melukai oke untuk dikatakan selama aku bisa merubah diri seperti yang mereka mau. 

"God said, 'No, it doesn't matter who you are,' and because of that, we don't have to try and elevate ourselves in order to find God. We find God from a position of surrender." - Joel Houston

Itulah yang mengubah keadaanku sepenuhnya. Suatu hari Tuhan memberiku pengalaman pribadi yang membuatku mengenal Dia sepenuhnya. Yang membuat aku berlutut, tunduk dan tidak berdaya di hadapanNya. Pengalaman rohani yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan gereja. Pengalaman rohani ini terjadi di dalam hatiku dengan alasan yang sangat pribadi. Hanya Tuhan, keluarga dan beberapa orang yang tahu apa yang saat itu aku alami. Aku tidak bisa membuka mulutku untuk curhat ke mereka karena aku takut mereka kecewa. Aku takut persoalan ini membuat mereka memandang rendah aku. 

Proses diam-diam itu mengubah hatiku sepenuhnya. Aku akhirnya tahu bahwa Tuhan tidak seperti yang aku pikirkan selama ini. Dia jauh jauh jauh lebih indah dan tiada taranya. Dia ingin aku mengasihiNya dengan semua keberadaanku, semua kerinduanku yang tak terucapkan, dan dengan segenap pemikiranku yang tersembunyi. Bukan hanya dari kelebihanku. Hal inilah yang membuatku mengubah seluruh pandangan tentang gereja, pelayanan, teman-teman dan prioritas hidupku, terutama tentang Tuhan. Perubahan yang Tuhan lakukan kepadaku tanpa mereka ketahui sama sekali inilah yang membuatku akhirnya mengalami perjumpaan dengan Tuhan lebih dari yang sudah-sudah. 

Tuhan mengajariku bahwa gak apa-apa kalau aku kadang-kadang bego dan lemot, gak apa-apa kalau aku ga bisa mengambil keputusan, panik'an, gugup'an dan ga bisa doa di depan jemaat. Gak apa-apa kalau aku butuh waktu lama dibanding yang lain untuk memahami seusatu dan merealisasikannya. Gak apa-apa kalo aku ga suka jadi pusat perhatian dengan berkotbah dan jadi gembala buat yang lebih muda. Gak apa-apa kalau aku ga tertarik sama semua itu. I can be myself. I can love Him with the way I am. Gak apa-apa kalau aku bukan pengurus yang bisa apa aja. Gak apa-apa kalo aku ga sempurna. Penerimaan Tuhan yang tanpa syarat atas semua keberadaanku memampukan aku untuk mengasihi Dia lebih. Aku jadi lebih mengasihi Dia saat doaku tidak dijawab. Ketika aku menangis memohon sesuatu tapi yang terjadi sebaliknya, aku masih tetap menganggap Tuhan baik. Aku, lebih dari yang sudah-sudah, lebih mengasihi Tuhan karena pribadi-Nya. Bukan karena embel-embel yang lain. Aku hanya duduk, berserah, dan aku merasa utuh. Tanpa khawatir apa-apa. Itu terjadi bukan karena aku pelayan Tuhan, bukan karena aku rajin ke gereja, bukan karena aku hebat, tapi karena aku adalah aku dan Tuhan mengasihi aku. Titik. 

Dan lagu ini bicara tentang semua itu. Lagu ini mewakili pengalaman itu. Lagu ini bicara tentang siapa Tuhan dan siapa kita di mataNya.

"I just love this song because it's basically a song of surrender and I think for me personally, my favorite line in the song is 'I touch the sky when my knees hit the ground,'" she details in the clip. "I really relate to that." - Tanya Smith

Saat itu aku diajar arti berserah sepenuhnya. Aku diajar Tuhan untuk merelakan diriku berserah. Mempercayakan hidupku sepenuhnya dalam tanganNya. Tuhan membawaku pada keadaan dimana aku harus berserah total, karena semua kesakitan dan luka ini, aku tahu hanya Tuhan yang mampu mengubah dan memulihkannya. Percayalah sampai saat ini Tuhan masih terus bekerja, karena aku bisa merasakannya, dan aku memutuskan untuk melaluinya. Itulah yang membuatku percaya, walaupun semua orang yang aku pikir akan mengerti semua ini lebih dari yang lainnya, malah berbalik untuk menghakimi dan mempertanyakan keputusanku. Mereka yang katanya berusaha untuk menjadikanku lebih baik, yang katanya peduli, malah marah ketika aku memutuskan berproses dengan Tuhan. Itu semua karena mereka sibuk dengan persepsi, idealisme dan keinginan mereka. Bukan karena mereka peduli dan benar-benar memikirkan aku. 

Kalau memang aku salah menilai mereka, lalu kenapa ketika aku memutuskan sesuatu mereka malah menghina keputusanku? Ga mau bertanya alasan dan latar belakangnya? Kenapa mereka malah sibuk membicarakan aku di belakang dan bukannya ngomong terang-terang'an? Kenapa malah sibuk membuat orang lain ikut menghakimi aku? Kenapa tidak berusaha untuk menghormati dan setidaknya, sedikit aja, memahami keputusanku? 

Aku bukan lagi cewek itu, yang selalu diam ketika di-bully, yang selalu berusaha meredam emosi ku sendiri ketika aku dihina-hina, dikatain goblok dll, dan ketika aku minta mereka berhenti, ketika aku marah ketika mereka sengaja mengatakan hal-hal yang menyakitkan, kenapa mereka kaget? Kenapa mereka terganggu aku menolak semua itu? Kenapa mereka anggap aku sudah berubah? Kenapa malah mereka yang merasa aku tidak bisa menerima mereka apa adanya? Jadi aku dilarang menyanggah apapun yang mereka katakan? Lalu, kenapa, di atas segalanya, mereka pikir mem-bully aku (dan menghina orang terdekatku) dll nya itu hal biasa? Aku seharusnya sudah biasa dan ga perlu mempermasalahkan, itu kan uda biasa, dan mereka marah ketika aku mulai berani untuk bilang enggak. Aku ga boleh marah tapi mereka boleh ngomong apa aja. Itu kan aneh dan konyol.  

Mereka menyukai aku yang (berusaha menyenangkan mereka) mereka kira mereka kenal, bukan aku yang sesungguhnya.

"We wanted to create songs that first seek to listen, then speak the good news of Jesus and His Grace into the dichotomy, tension and hopeful-collision of this broken and fragile world we see here and now, and the unshakeable and mysterious reality of the Kingdom we can't see," Houston said. "Our desire has been to simply create the most honest project we could."

Ternyata ternyata ternyata dan ternyata.. lagu ini akuuuuuuu baaaaaanget! Karena itu aku suka lagu ini, aku sukaaaa banget sampai aku jadi heran sendiri, dan aku merasa luar biasa waktu tau bahwa lagu ini bicara lebih banyak dari yang sanggup aku utarakan. Lagu ini mewakili seluruh hidupku 3 tahun belakangan. Proses yang masih terus kuhadapi, bahkan ketika aku menuliskan semua ini. 

Touch The Sky

What fortune lies beyond the stars
Those dazzling heights too vast to climb
I got so high to fall so far
But I found heaven as love swept low

My heart beating, my soul breathing
I found my life when I laid it down
Upward falling, spirit soaring
I touch the sky when my knees hit the ground

What treasure waits within Your scars
This gift of freedom gold can't buy
I bought the world and sold my heart
You traded heaven to have me again

My heart beating, my soul breathing
I found my life when I laid it down
Upward falling, spirit soaring
I touch the sky when my knees hit the ground

Find me here at Your feet again
Everything I am, reaching out, I surrender
Come sweep me up in Your love again
And my soul will dance
On the wings of forever

Find me here at Your feet again
Everything I am, reaching out, I surrender
Come sweep me up in Your love again
And my soul will dance
On the wings of forever

My heart beating, my soul breathing
I found my life when I laid it down
Upward falling, spirit soaring
I touch the sky when my knees hit the ground

My heart beating, my soul breathing
I found my life when I laid it down
Upward falling, spirit soaring
I touch the sky when my knees hit the ground

Find me here at Your feet again
Everything I am, reaching out I surrender
Come sweep me up in Your love again
And my soul will dance
On the wings of forever

Upward falling, spirit soaring
I touch the sky
When my knees hit the ground


In the end, it's not about me and them. It's about me and God.

Kadang aku merasa perlu untuk menjelaskan, merasa perlu untuk membuat orang lain mengerti, bahwa aku punya alasan, aku punya keadaan yang sulit, aku punya pilihan yang sedikit, dan aku punya banyak pertimbangan tersendiri untuk semua yang sudah aku lakukan, aku katakan, dan aku tunjukkan melalui akun medsos dan lainnya. Suatu saat mungkin akan ada waktunya untuk aku membuka semua yang selama ini cuma aku simpan dalam hati, semua proses yang aku lalui dengan Tuhan, semua kejadian yang menjadikan aku dewasa, semua keajaiban yang Tuhan lakukan dalam hidupku (yang sering disalahpahami oleh orang lain) tapi bukan sekarang. Karena aku belajar mengerti bahwa Tuhan bukan ingin aku untuk membuka semuanya sekarang. Tuhan ingin aku untuk menikmati kedamaian karena merasa bebas dan utuh di hadapanNya. Aku menjadi diriku apa adanya tanpa meresahkan pendapat orang lain. Aku berusaha mengikuti aturan main orang lain dan aku lelah. Aku berusaha menyenangkan orang lain, namun kasih Tuhan membuktikan aku tidak perlu berusaha terlalu payah, Tuhan sudah mengasihiku. Itu yang harus aku pahami sebelum aku membalas kasihNya melalui hidupku. 

Bahwa perkataan orang lain, penilaian orang lain, anggapan orang lain, kata-kata orang lain, tidak lagi penting.


Tuhan ingin aku menari dengan hatiku, dengan pikiranku, dengan ekpresiku, dengan kasih sayangku untuk orang-orang yang penting di hidupku, dengan teman-teman yang membuka diri untuk mengenalku, dengan tulisanku, dan dengan segala hal yang aku sukai. Mungkin aku memang tidak seperti yang mereka harpakan saat ini. Tapi aku sekarang bisa memeluk diriku sendiri. Aku ada di tengah-tengah orang yang menerimaku apa adanya dan menguatkan aku. Mereka bilang aku sekarang liar, berubah, lebih berani marah, lebih berani mengungkapkan apapun, ya itu karena aku tau siapa diriku sekarang. Aku berani mendobrak pemikiran orang lain. Aku berani menunjukkan siapa aku sebenarnya tanpa takut pada pikiran-pikiran merekai. Tuhan membuat aku tau siapa aku. Itu cukup untuk aku. Ga peduli kalau itu ga cukup untuk mereka. Yang pasti, sekarang aku lebih bahagia. Aku bahagia menajdi diriku sendiri.

"Find me here at Your feet againEverything I am, reaching out I surrenderCome sweep me up in Your love againAnd my soul will danceOn the wings of forever"

Kejujuran inilah yang aku lakukan hanya untuk Dia. Bukan untuk orang lain.


Aku juga suka sekali sama penyanyi lagu ini, Tanya Smith. Di luar digaanku dia cantik dan berhidung mancung. Aku suka hidungnya, tapi aku lebih suka dan jatuh cinta banget sama suaranya. Menurutku lagu ini ga akan bisa terdengar sempurna kalau bukan dia yang menyanyikannya. Suaranya dia unik dan khas, entah itu sengau-nya atau bahkan warna suaranya, semuanya pas dengan musik dan soul-nya. Dari dulu memang aku suka tipikal suara yang seperti ini. Entah kenapa itu bisa membawa suasana tersendiri dalam sebuah lagu.
   
 

Music video untuk lagu ini juga eye catching dan groovy sekali. Aku lebih suka versi yang acoustic untuk movie video-nya. Mereka terlihat santai, relax, dan menikmati sekali waktu terekam kamera. Ga ada atribut yang berlebihan, hanya sebuah ruangan studio yang menampilkan semua anggota band memainkan instrumen masing-masing dan si Tanya menaynyi. So casual yet so elegant. I like it so much

Anyway Thank You So Much Hillsong for making this song with so much detail and dedication for God. Thanks for blessed me..
Read more at http://www.christianpost.com/news/hillsong-united-shares-story-behind-new-single-touch-the-sky-album-empires-on-pre-sale-136472/#TfT937sDlFv49kYw.99

Read more at http://www.christianpost.com/news/hillsong-united-shares-story-behind-new-single-touch-the-sky-album-empires-on-pre-sale-136472/#zJzYPtG7ceq8Y4Om.99"
Ihh.. kalau ga mau diomongin sama orang lain ya jangan bikin y


Source : Here

7 komentar:

  1. Aku suka tulisan ini. Memberkati banget..
    Nicely done!

    BalasHapus
  2. Huaa.. Thank you very much! ^^
    *smooch

    BalasHapus
  3. Tulisan mba debra stefani benar2 memberkati saya, Tuhan berkati dgn berlimpah😇

    BalasHapus
  4. Luar biasa... Nice song emang lagu ini
    Gbu

    BalasHapus
  5. 2021 dan aku menemukan ini, dan sangat bersyukur dapat menggugah hati dan perasaan. terimakasih atas berkat yang telah dibagikan, Tuhan sayang kita semua, @donnacen
    Gbu

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...