Senin, 10 Maret 2014

BIRU


Hadeehhhhhhh... kenapa Senin selalu jadi hari yang paling melelahkan sepanjang minggu? Kerjaan double plus rasanya masih susah move on dari hari Jumat-Sabtu-Minggu yang menyenangkan kemaren....

Karena kesibukan yang menggila dari pagi sampe sore (setengah jam sebelum jam pulang kantor), aku memutuskan untuk tutup mata sebentar dari kerjaan kantor dan berhenti nulis! Tanganku sudah bengkok ini rasanya saking capeknya menulis dari pagi-sore ga berenti. Ga tau mau ngapain, sambil nunggu jam setengah 5 segera tiba, aku buka-buka file lama di kompuetr ku.

Tiba-tiba aku buka sebuah file yang judulnya "My Poems". Sebetulnya aku paling males buka file ini karena isi nya bikin aku geli sendiri en giloooo luar biasa wakakakakakaka. Itu kumpulan puisi yang aku buat bertahun-tahun lalu waktu aku patah hati pertama kalinya. Berhubung sekarang aku sedang bahagia setengah mati, aku ga kepengen membaca semua puisi lebay nan alay itu. Lalu tanpa sengaja aku menemukan satu puisi yang bukan karanganku sendiri. Emang puisi itu sengaja aku simpan karena aku sangat menghargai usaha seseorang yang mau susah-susah membuat puisi itu untuk aku. 

Aku bahkan masih mencatat tanggal diberikannya puisi itu ke aku. Beberapa kilas balik masa lalu langsung memenuhi kepalaku sekarang ini. Ya ampun, jaman itu bener-bener sudah lama berlalu ya...


BIRU

Lingkar bulan tak memenuhi tahtanya
Hanya satu bintang benderang
Yang menatap sombong pada gemelitik hujan

Hatikupun terkucil oleh aroma dewi yang merubah semua menjadi biru
Hingga kidung berkata bahwa engkaulah embun pagi
Yang membasahi tanah, dan akan menyegarkan setiap lelah jiwaku

Sampai saat itu pesonamu tak lekang dalam wangi angin
Malah semuanya menjadi begitu indah saat senyummu turut menghiasinya

Aku hanyalah aku takkan mungkin membuat luka
Jika cinta belum memeluk indah bayangmu
Dan takkan kuhentikan dendang
Hingga perempuan pun turut menari

10 Agustus 2007


Orang yang ngasi puisi ini ke aku, jujur..aku lupa siapa namanya hahahahahaha. Kita ga deket sama sekali. Kayanya waktu itu aku baru kenal sekitar beberapa hari sama dia dan dia uda keburu ngasi aku puisi yang sebegininya. Apalagi dia itu harusnya lebih muda satu tahun dari aku *berondong*

Yang membuat aku kepengen masukin puisi ini ke blog-ku adalah moment yang menyenangkan ketika aku menerima puisi ini di tahun 2007. Bukan karena aku dikasi puisi ini makanya jadi menyenangkan tapi proses yang membuat aku menerima puisi ini, itu yang sangattt menyenangkan! Kalo ada salah satu masa-masa yang aku kangeni dari masa-masa kuliahku, salah satunya adalah moment ospek tahun 2007. 



AGUSTUS 2007.......

Satu hal yang perlu diingat kalo kuliah di WM adalah: bulan Agustus merupakan akhir dari libur panjang yang membahagiakan sekaligus membosankan.

Memang bahagia bisa libur dari kegiatan kampus hampir dua bulan lamanya, tapi kalo libur tanpa melakukan apa-apa dan ga kemana-mana ya terasa membosankan lama-lama. Untungnya tahun 2007 lalu, liburan ku sangat menenyangkan dan ga terasa harus kembali ngampus di bulan Agustus (ada IPWC di gereja, training multimedia, dan resminya aku masuk departemen Multimedia Nginden, kenalan sama Vera, dll). Well, ternyata aku harus masuk lebih awal dari yang lain di bulan Agustus tahun 2007 karena aku mendaftarkan diri dalam kegiatan kampus untuk menyambut angkatan baru. 

Yup, aku melamar jadi Mahasiswa Pendamping alias MAPING

Latar belakang aku mendaftarkan diri jadi maping selain untuk ngejar poin adalah karena aku mau BALAS DENDAM

Waktu aku masuk kuliah pertama kalinya, aku bosan setengah mati dengan acara ospek di kampusku. Ospeknya totally boring! Kalo aku denger cerita temen-temen SMA ku yang kuliah di Petra en UBAYA, aku ngiri berat sama ospek mereka. 
Emang jauh lebih merepotkan dan menyiksa, tapi setidaknya menyenangkan. 
Membekas dalam ingatan. 
Memberikan kenangan khusus. 
Juga meninggalkan banyak cerita untuk dibagikan ke orang lain. 
Sementara aku? Aku super bosen dan sering kecewa dengan kegiatan-kegiatannya. Ada pula satu kegiatan yang paling kubenci ketika jadi mahasiswa baru di WM. Yaitu, minta tanda tangan para maping yang bertugas! Semakin banyak tanda tangan yang bisa aku dapatkan, maka poinku akan semakin besar. 



Itu kenangan buruk! Aku masih inget aku harus lari pontang-panting ngejar para maping yang sok setengah mati itu (dan langsung macak artis, bah!) dan bermanis-manis untuk dapetin tanda tangan mereka. Bahkan aku harus rela ngantri (kaya orang antri beli sembako) untuk dapetin tanda tangan beberapa maping yang populer. Dari semua kegiatan ospek, ini kegiatan yang paling kubenci. Oh, please deh ya! Karena itu aku bertekad kalo di tahun berikutnya, aku yang akan akan jadi panitia penerimaan murid baru. Supaya aku bisa merasakan gimana asiknya dikejar-kejar sama para mahasiswa baru dan ngasi tanda tanganKU ke mereka!hahahahaha...

Berhubung itu masa-masa yang berat buat aku, kebanyakan aku melenggang kakung sendirian di kampus. 
Tapi aku ga peduli. 
Dengan pede-nya aku mendaftar jadi maping sendirian! 
Tanpa ngajak temen. 
Tanpa ngajak siapa-siapa. 
Herannya, aku diterima
Dari sekian banyaknya orang yang mendaftar, mereka jauh lebih bagus-bagus nilainya dan jauh lebih berkualitas dibanding aku (Pendaftaran maping saat itu syaratnya: IPK minimal 2,85), beberapa malah kenal orang "dalem" sementara aku ga kenal sapa-sapa, tapi aku diterima! 
Orang pertama yang ngasi info ke aku tentang pendaftaran maping dan yang paling ngebet untuk diterima malah ga keterima. 
How lucky I am
Ada pula yang IP-nya 4,00 tapi ga diterima, aku yang IP-nya saat itu cuma 3,07 malah diterima! 
Well, ga tau apa yang mereka liat dari formulir pendaftaranku dan juga alasan yang aku kasi untuk mengikuti pemilihan maping, tapi aku lolos seleksi. 



Perngalaman jadi maping di tahun 2007 inilah yang LUAR BIASA berkesan buat aku. Aku ikut hanya karena pengen balas dendam, tapi pengalaman yang aku dapet jauh lebih berharga ketimbang sekedar balas dendam. Jadi maping memang luar biasa melelahkan. Aku harus bangun jam setengah 5 setiap pagi (di hari libur..oh, please! This is the hardest part!) dan harus sudah sampai kampus jam 6 pagi! Trus pulangnya juga yang paling malem, karena setelah acara ospek berakhir, para maping punya kegiatan yang disebut EVALUASI, dan semua maping WAJIB ikut. Ini yang bikin aku akhirnya jatuh sakit di tengah-tengah minggu ospek. Badanku remek dipaksa bangun pagi-pulang sore menjelang malam setiap hari. Belum lagi harus mengikuti kegiatan para maba yang kadang super ngebosenin dan bikin capek (karena harus berdiri..berdiri..dan berdiri!). Meskipun aku sempet sakit, seharian di kampus lemes pol, (untungnya hari itu para maba banyak menghabiskan waktu di kelas besar. Jadi peran serta maping ga terlalu dibutuhkan. Secara yang ngawasi mereka ada banyak, en yang ngisi sesi-nya kebanyakan para dosen) sampe buat aku nyuri-nyuri waktu untuk tiduran di kelas kosong. Waktu itu uda perut sakit, kepala pusing, badan lemes, rasanya kaya abis dipukuli orang sekampung. Begitu sampe rumah, tanpa cuci muka en ganti baju aku langsung terkapar di kasur. Tidur pulas dari jam 5 sore sampe jam 9 malem. Keliatannya aku cuma kecapek'an, soalnya setelah bangun tidur dan di bombardir telepon dari para anak maba-ku, aku langsung bugar kembali. Selain itu para teman-teman sesama maping-ku sangat menyenangkan. Mereka semua lucu-lucu en selalu bisa bikin ketawa. Aku orangnya pasif en pendiem waktu kenal orang baru, tapi sama mereka aku bisa ngakak ga terkendali en bisa rileks meskipun ga ada yang kukenal. 



Selain teman sesama maping yang menyenangkan, anak-anak maba bimbinganku juga luar biasa baik. Satu kelas biasa diisi 4-5 maping dan setiap maping membimbing 10 anak maba. Dari ke sepuluh anak maba yang aku bimbing, 8 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Waktu pertama kali dapet pembagian yang begini, aku shock! Gilaaa...8 laki-laki? Cuma 2 perempuan?? Aku satu-satunya maping di kelasku yang dapet paling sedikit maba perempuan. Walaupun ga semua cowok di kelompokku itu nakal, tapi ada 2 yang sedikit menggelisahkan. Ada satu yang rasa'e glembosi dan sisanya pasif, cuek, gugup'an sama malasnya minta ampun. Aku awal-awal ga tau harus apa untuk menghadapi mereka. Berbekal pengetahuan aku paling tua di antara mereka dan kesadaran bahwa aku ini maping, akhirnya aku mencoba untuk lebih banyak bantuin mereka ketimbang menggurui mereka. Semua maping yang aku tahu seringkali bersikap kaya dosen. Mereka seringkali suka ngomelin anak didiknya, kadang bentak kalo uda keterlaluan, dikit-dikit negur, suka ngasi tugas tanpa clue, cuek masalah tugas yang diberikan, suka menempatkan diri sebagai maping yang bossy bukan maping yang friendly, en yang paling banyak terjadi adalah membiarkan anak maping nya menyelesaikan masalahnya sendiri. So, aku memutuskan untuk jadi yang sebaliknya. Aku ga mau terlalu banyak ngomong, tapi setiap mereka butuh bantuan, aku selalu stand by buat mereka. Tugas memang harus diselesaikan sendiri sama maba-nya tapi kalo mereka tanya, mereka minta bantuan, mereka korek informasi, buatku ga ada masalah untuk ngasi tau en bantuin. Selama aku ga ikutan ngerjain tugas mereka, aku open ama setiap pertanyaan mereka. Dulu, waktu jadi maba itu yang kuharapkan dari maping-ku. Tapi aku ga mendapat maping yang kaya gitu, maping yang aku dapet lebih fokus sama image mereka yang teges en disiplin tapi ga berfungsi buat maba-nya. Buat apa coba ada maping tapi hanya untuk pajangan kaya gitu? Akhirnya aku memutuskan menjadi maping seperti yang aku inginkan dulu. Walaupun kadang maping lain nasehati aku untuk lebih galak sama anak maba-ku atau lebih keras aku tetep pada pendirianku untuk jadi maping yang bisa menolong ga cuma bisa menggurui. Well, entah karena anak-anak maba ku yang baik atau mereka merasa dilindungi dengan keberadaanku, akhirnya ke 8 cowok dan 2 cewek itu mau mermbuka hati semua ke aku hehehehehehe... 



Setelah semakin kenal sama mereka, anak-anak mabaku ternyata lumayan-lumayan. Mereka bisa diajak kerjasama. Ada yang tinggi banget (maklum anak basket) sampe dibilang kaya bodyguard-ku sama maping yang lain en ada anak yang bawel-nya minta ampun. Cowok lo padahal. Keliatan banget kalo anak ini rada bandel en tipe cowok popular di sekolahnya yang dulu (diliat dari penampilannya, gaya rambutnya, en wajahnya yang playboy abiss), tapi pada akhirnya toh dia nurut sama apa yang aku bilang (itu yang penting!) hahahaha. 



Lalu.............datanglah kesempatan yang sangat aku tunggu-tunggu!! Para maba disuruh mengumpulkan tanda tangan maping (tepatnya 30 maping) dan harus dikumpulkan keesokan harinya pagi-pagi banget! Jadilah aku sangat happy hari itu. Maping diwajibkan stand by di kampus sampe jam 6 malem karena harus memberikan tanda tangannya untuk para maba. Wuughhh, beneran deh.....langsung terasa seperti artis! Secara ada berapa maba coba di jurusan manajemen aja? Maba-maba itu seliweran di kampus kaya para fans setia gitu. Mereka muter dari satu maping ke maping lainnya. Setiap aku jalan (dimanapun dan kapanpun, khusus hari itu aja) aku dikejar-kejar ratusan maba. Feel-nya itu lho... Feel-nya itu tak tertandingi! Mereka setiap liat kakak maping yang pake jas almamater langsung nyamber kaya ikan hiu. 

"Kak..kak.. boleh minta tanda tangannya?"
"Kak, namanya siapa?"
"Kak, NIM-nya berapa?"
"Kak, jaga ruang berapa?"

Pertanyaan ini seharian mengudara di kampus. Ratusan kali aku denger dari para maba. Walaupun lama-lama aku bosen jawab mereka satu-satu (berikutnya aku cukup mengangkat name tag tinggi-tinggi dan membiarkan mereka nyalin) tapi aku PUASSSSSS luar biasa. Menyenangkan lho dikejar-kejar ratusan maba trus dimintai tanda tangan. Sungguan, berasa kaya artis terkenal! Huahahahahahahahahaha....



Tapi karena namaku yang tidak biasa, aku mesti kerja double. Soalnya para maba ini terus-menerus salah mengeja namaku. Mereka selalu manggil en mengeja namaku di kertas "Debora"! Jadilah aku harus mengoreksi mereka semua. Setiap aku liat mereka nulis "Debora" aku harus menjelaskan kalau namaku "Debra" bukan "Debora". Sebab kalau enggak, ga valid dong tanda tangan ku buat mereka. Sama ketua maping, nama para maping ga boleh salah eja. Aku juga ga tega kalau tanda tanganku gak dihitung karena maba-nya salah tulis namaku. Mau ga mau sebelum tanda tangan aku harus ngecek penulisan namaku dulu. Sudah beneran ditulis Debra atau Debora? Udah gitu ada maba yang ngotot kalo namaku Debora, waktu tak koreksi dia malah ngira aku boongin dia. Sungguan, pengen tak tendang kaki-nya saat itu juga! Sudah baik aku mau ngoreksi satu-satu en menjelaskan, dia masih mengira aku boong dan ngerjai dia. What the??!! Alasannya dia, mana ada nama orang kaya gitu (sialan, dia mengira nama ku aneh dan ga mungkin ada gitu??!!), jadilah dia merasa yang masuk akal itu Debora. One of a kind kok maba satu itu, aku masih inget muka cengengesan-nya waktu tak omelin! Bsssttt! Haisss, jadi artis ga semudah itu ternyata!


Walau demikian, aku ga pernah merasa menyesal sedikitpun jadi maping. Justru aku ngerasa bersyukur sekali dikasi kesempatan seindah ini untuk menambah pengalaman. Awalnya emang berat karena harus bangun pagi en pulang telat tapi lama-lama ga kerasa. Tiba-tiba udah mau selesai dan harus say goodbye ke maba-maba ku itu. Malahan aku ga rela masa orientasi ini berakhir, aku masih pengen menghabiskan waktu sama mereka. Aku jadi malesss banget untuk masuk kuliah setelah jadi maping kemaren. Padahal awalnya deg-deg'an en gak pede eh endingnya malah ketagihan en keterusan jadi maping. 

Yang paling berkesan adalah hari terakhir ospek. Waktu kita semua harus ke WM Kalijudan untuk ikutan roadshow kegiatan kampus. Jadi tujuan dibawa kesana itu untuk mengenalkan para maba ada organisasi apa aja di kampus. Semacam ekstra kulikuler gitulah. Mereka bisa milih dari semua ekstra kulikuler yang ditunjukkan di ruangan-ruangan yang uda disiapkan di Kalijudan. Hari itu karena hari terakhir dan kita baru bisa ketemu lagi nanti tgl 17 Agustus waktu upacara tujuh belas'an, aku en para maba ku memutuskan untuk kumpul dulu di dekat tangga. Kita foto-foto en sempat say goodbye for each other. Ada kesan pesan en ada kata-kata perpisahan yang so sweettt (aku lebay...hahahahaha). Baru saat itu aku menyadari aku dapet maba terbaik di kelasku. Mereka ini baik-baik, nurut-nurut, kalem-kalem (walaupun bawel en cerewet), trus manis-manis walaupun dari luar keliatan garang. 


Aku jadi terharu sekali sama jawaban mereka waktu aku tanya: "Ada gak unek-unek atau keluhan selama jadi anak maba-ku?"

Mereka jawab: "Ga ada kak! Kakak ini kakak maping yang baiiikkk sekali! Ga sekalipun kita merasa kakak ini mbencekno" trus mereka give applause gitu buat aku. 



(alay emotion -part 1)

Owww...so sweet pol. Aku bener-bener terharu saat itu. Trus mereka mulai curhat en cerita kalau selama ini mereka selalu berusaha ngumpulin tugas dengan baik, ga pernah telat, jarang kena pelanggaran itu karena mereka pengen melindungi aku. Mereka pengen aku dianggap sebagai kakak maping terbaik di kelas karena anak-anaknya jarang sekali kena pelanggaran. Usaha mereka itu berhasil lho! Di kelasku mereka dipuji karena termasuk kelompok yang paling jarang melakukan pelanggaran en mereka dijuluki kelompok paling tertib. Pas di kelas juga waktu nama ku dipanggil, mereka itu yang teriak paling keras en tepuk tangan paling meriah untuk aku. 


(alay emotion part 2)

Huaa..saat itu jadi bener-bener sedih harus pisah sama mereka. Hanya dalam seminggu, tapi rasanya aku sama mereka sudah deket banget en merasa sudah kenal lama. Pas mau pulang aku minta ke mereka untuk tetep keep in touch. Tetep temenan walaupun masa ospek sudah selesai. Anyway, permintaanku itu dikabulkan lho sama mereka. Kita tetep berteman en bersahabat bahkan ketika ospek selesai. Bahkan sampe aku sudah lulus dari WM en mereka masih berkutat ama skripsi kita masih sering cerita-cerita en sapa-sapaan. Beberapa masih suka curhat en tanya-tanya aku. Sayangnya aja, karena pin BB ku ganti akirnya aku harus loss contact sama mereka semua. Padahal sampe tahun lalu aku masih sering BBM-an sama beberapa di antara mereka ^^


(alay emotion part 3)
*Bruakakakakakakaka... aku stresss! 

Puisi Biru ini aku dapet dari salah satu dari mereka. Cuma, bukan dia yang nulis untuk aku. Ceritanya, waktu masa-masa ospek ada tugas yang mengharuskan mereka untuk mewawancarai senior di kampus mengenai cara mengatur waktu dan membagi jam belajar dengan baik. Nah dia ini dan seorang temannya (yang ga aku kenal) memutuskan untuk mewawancarai aku. Entah karena gaya ceritaku yang meyakinkan, penekanan nadaku yang pada tempatnya, atau karena aura ku waktu cerita en diwawancara (wuakakaka..mateng kon!) temennya anak maba-ku ini ajaibnya, merasa terpesona. Jadilah setelah pengalaman itu dia ngasi aku puisi berjudul "BIRU" ini. Dari wajahnya aku ga menduga dia seorang pujangga. Karena aku ga mau terlibat lebih jauh akhirnya aku memutuskan untuk ga terlalu pengen tau dan tanya-tanya. Tapi, puisi ini berhasil memberikan makna tersendiri buat aku mengenai pengalaman singkatku jadi maping di tahun 2007.


(Kecil-kecil aja deh fotonya, secara wajahku masih super jelek jaman ini >.< Oya, satu anak maba ku ga hadir pas ini jadi mereka cuma bertujuh)

Tahun 2009, aku sempat memutuskan jadi maping lagi dan diterima. Aku akhirnya ketemu lagi sama maba-maba lain angkatan 2009. Waktu itu aku dapet kelompok yang banyak perempuannya ketimbang laki-lakinya. Dibalik sekarang jumlahnya. Cowoknya 2 sisanya cewek semua. En ternyata jauh lebih susah deket sama anak cewek timbang anak cowok. That's why aku dapet julukan baru saat itu juga dari Devina: "Berondong's Expert" kalo gak "Berondong's Killer" (sialan!). Habisnya selain aku deket sama anak-anak maba ku sendiri aku juga dekat dengan maba dari kelompok lain yang isi nya cowok semua dan nakal-nakal pula. Herannya, aku gampang deket en sering ngobrol bebas sama mereka! Mereka bahkan ada yang bilang ke aku: "Ce, kamu ini mirip banget deh sama mantanku!" en sejak itu dia SELALU  deket-deket en godain aku. Jadilah Devina makin mematenkan julukan itu buat aku! Oh may... -_-" (ternyata pula, mereka sekawanan ini temen SMA nya Devo! Mereka kenal Devo en mereka shock banget waktu aku bilang aku temennya Devo!). Dunia sempit lho ya...


(Maping "Vidi Aldiano", mirip ga sih?!)

Cuma pengalamanku itu ga bisa seindah pas aku jadi maping di tahun 2007. Entah kenapa yang pertama itu membekas banget di hatiku en lebih berkesan gitu rasanya. Jadi, setiap aku baca puisi "BIRU" ini aku selalu inget anak-anak maba ku di tahun 2007 itu. En aku bisa inget detail pengalamanku ama mereka selama seminggu masa ospek. Tahun 2009 harusnya lebih baru dari tahun 2007 tapi kebanyakan aku lupa waktu ospek itu aku ngapain aja. Padahal aku waktu itu jadi maping bareng Devina lho, ga sendirian kaya di tahun 2007. Tapi ga meninggalkan bekas yang sampe mendalam seperti di tahun 2007. Ga tau kenapa bisa begitu. Entah karena pas di tahun 2009 itu aku lebih sering bersenang-senang dengan rekan sesama mapingku dibanding sama anak maba-ku atau alasan lainnya, aku juga ga tau. Waktu itu emang di kelasku ada maping yang mukanya mirip banget sama Vidi Aldiano, cara ngomongnya pun mirip banget, jadilah kita sering mem-bully dia karena kemiripannya sama si Vidi hahahaha. Keasikan ini membuat kita malah deket satu sama lain dibanding ke anak maba masing-masing. 



(With Maba 2009)

Mungkin juga karena tahun 2007 itu termasuk salah satu masa kelam di hidupku. Aku sering kali kemana-mana sendirian waktu itu. Aku mau ikutan ini, mau kesini, mau kesana, nunggu kelas berikutnya, aku selalu sendirian. Kelas yang aku ambil sama temen-temen deketku banyak yang beda jadilah aku sering sekali mendapat pengalaman baru sendirian. Saat itu juga terasa sekali Tuhan itu menyertai aku sepanjang tahun. Dari yang diterima pelayanan Multimedia di Bethany Nginden, berpartisipasi di acara International semacam IPWC, dipercayakan tanggung jawab di Youth, terpilih di pemilihan maping, kenal sama banyak sekali orang baru di kampus, bahkan sampe akhirnya aku ikutan organisasi en disambut sama orang-orang disana, itu semua kasih karunia buat aku. Kaya Tuhan buka banyak sekali pintu kesempatan buat aku di tahun itu. So meaningfull for me! ^^

Well, sekian flash back yang kulakukan dalam pikiranku hari ini. It's time to go home

Finally.....!! ^^




Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...