Selasa, 22 September 2015

Book Review: Ignite Me by Tahereh Mafi

Author: Tahereh Mafi
Genre: Dystopia, Young-adult fiction
Preceded By : Fracture Me
Country: United States of America
Rating : 5/5





Sinopsis dari Cover Belakang:

Suatu hari nanti aku akan hancur…
Suatu hari nanti aku akan hancurkan semua jeruji yang mengekangku.

Saat ini, aku tak tahu bagaimana nasib Omega Point dan semua penghuninya. Mungkin mereka sudah tewas. Mungkin perang sudah berakhir, sebelum benar-benar dimulai. Di mata Tatanan Baru, aku adalah pemberontak terakhir.

Namun, aku akan bertahan hidup dan terus berjuang untuk meruntuhkan pemerintahan yang sewenang-wenang ini, bagaimana pun caranya. Meskipun harus meminta bantuan orang yang paling tidak kupercaya: Warner.

Seluruh dunia mungkin akan menyerangku, tapi aku tidak akan gentar. Tidak ada kata mundur atau menyerah dalam kamusku. Akan kupertaruhkan semuanya. Inilah puncak perjuanganku.


MY REVIEW:

Juliette selamat dari tembakan Anderson karena Warner. Warner meminjam kekuatan Sonya dan Sara untuk menyembuhkan Juliette dan berniat menyembunyikannya. Anderson tidak tahu kalau Juliette masih hidup sebab sesudah ia menembak Juliette ia segera kembali ke ibukota dengan membawa Sonya dan Sara bersamanya. Juliette shock ketika diberitahu Warner bahwa Omega Point hancur beserta seluruh penghuninya. Ia begitu marah sehingga ia ingin menghabisi Anderson dengan tangannya sendiri. Ia tidak ingin bersembunyi lagi, kali ini ia ingin berperang, menggunakan segenap kekuatannya dan menghancurkan Tatanan Baru. Namun kali ini ia tidak akan sendirian. Warner menawarkan bantuannya untuk Juliette.Ia bersedia membantu Juliette menghabisi ayahnya sendiri.

Untuk pertama kalinya Juliette akhirnya menerima uluran tangan Warner. Manusia yang ia anggap kejam ini telah menyelamatkan nyawanya meskipun sebenarnya Juliette tahu Warner tidak perlu melakukannya. Tapi sekali lagi Warner melakukan hal-hal yang tidak disangkanya, itu cukup bagi Juliette untuk mempercayakan dirinya pada Warner. Sekali lagi.


Kabar baiknya, tidak semua penghuni Omega Point mati. Castle, Kenji, Adam, James, Brendan, Winston, Alia, Lily dan Ian masih hidup. Juliette tanpa sengaja bertemu dengan Kenji ketika ia mendatangi sisa-sisa markas Omega Point. Pertemuan mereka ini membawa Juliette pada semangat juang baru. Bersama-sama mereka membentuk team yang kuat untuk menghancurkan tatanan Baru beserta Anderson.

Namun, apakah team dadakan yang terbentuk dari sisa-sisa perang ini bisa bekerja sama dengan baik? Apakah mudah bagi Kenji untuk menerima Warner sebagai rekan? Belum lagi Adam yang begitu membenci Warner, mampukan mereka bekerja sama? Sementara itu Juliette terus merasakan hal-hal yang seharusnya tidak ia rasakan kepada Warner. Ia terus berkelit tapi perasaannya tidak bisa berbohong. Perasaannya pada Warner semakin nyata, ia harus mengakuinya tapi bagaimana dengan Adam? Bukankah Adam masih mencintainya dan ia juga mencintai Adam?


Ignite Me adalah penutup dari Trilogy Shatter Me yang lebih dari sekedar layak untuk dibaca. Buku ini briliant! Aku suka suka suka suka suka suka suka suka dan suka dan SUKA!

Buku ini merupakan buku favorit-ku dari semua seri Shatter Me. Kalau Destroy Me bisa membuatku ketagihan untuk membaca nya berulang-ulang (meskipun dalam bahasa Inggris), itu belum ada apa-apanya dibanding Ignite Me. Buku ini menarik dari awal sampai akhir. Aku berhasil menyelesaikannya hanya dalam dua hari —itu pun karena aku harus kerja dan terjadi sesuatu yang tidak terduga, papiku kecelakaan— saja. Aku begitu ganas melahap tiap katanya dan terkesima dengan keseluruhan buku ini. Tidak ada kata bosan sama sekali. Tidak ada bagian yang membuatku kecewa (kecuali sensor dari versi terjemahan Indonesia). Semuanya sempurna dan membuatku ingin membacanya lagi lagi dan lagi. Selesai membaca sampai halaman terakhir, besoknya aku membaca ulang dari awal sampai akhir empat atau lima kali berturut-turut. Ya Tuhan, bagaimana bisa ending-nya sebegini bagus?!


Sepertinya mustahil menulis review mengenai buku ini tanpa memberikan bocoran apapun. Aku terlanjur jatuh hati sekali dengan ceritanya jadi pasti aku akan mengungkapkan beberapa spoiler di dalamnya. Bagi yang membenci hal semacam ini, aku rasa lebih baik tidak usah melanjutkan membaca. Karena akan ada spoilers yang tanpa sengaja kutuliskan. Sebelumnya aku tidak pernah menulis dengan cara ini, tapi aku akan mencoba menulis review berdasarkan karakter yang paling menonjol dan memukau di buku ini. Aku harap itu dapat meminimalisasi spoiler.


JULIETTE FERRARS


Source: Here

Jagoan wanita berkekuatan penghancur ini  adalah toko utama Trilogy Shatter Me. Sudah pasti ia yang akan membuka dan menutup kisah pencarian jati diri milik-nya  Ya, aku setuju dengan Ransom Riggs dan kutipannya di belakang sampul buku Ignite Me bahwa Shatter Me merupakan kisah pencarian jati diri seorang gadis bernama Juliette Ferrars. 

“This isn't about Adam or Warner," I tell him, "This is about me and what I want. This is about me finally understanding where I want to be in ten years. Because I'm going to be alive, Kenji. I will be alive in ten years, and I'm going to be happy. I'm going to be strong. And I don't need anyone to tell me that anymore. I am enough, and I always will be.” ― Tahereh Mafi, Ignite Me

Bagian yang paling menyenangkan dari kesimpulan itu adalah; Juliette mengawali kisahnya dengan segudang tanda tanya dan mengakhirinya dengan satu stadion penuh tanda seru. Akhirnya, dia bertumbuh dewasa. That's my girl! Aku suka Juliette versi Ignite Me. Juliette di buku ini sangat kuat. Sangat percaya diri. Sangat cantik. Sangat sexy. Sangat humoris. Sangat luar biasa. Sangat memukau. Sangat sangat sangat keren. Dia menyadari betapa besar kekuatannya—akhirnya— lalu memutuskan untuk merengkuh dan menggunakannya. Tidak ada yang lebih kuat dari seorang wanita yang tau potensinya dan memaksimalkannya. Itulah kenapa aku begitu menyukai Juliette versi Ignite Me. Dia bukan lagi gadis cengeng yang perlu disadarkan dan dilindungi. Dia bukan lagi gadis yang takut akan dirinya sendiri. Dia tidak lagi takut untuk mengeluarkan gagasan dan pikiran-pikirannya. Dia tidak lagi khawatir untuk menyakiti siapapun. Dia tahu kekuatannya dan mampu mengendalikannya. Dia jadi tak terkalahkan. Tidak ada lagi yang bisa merendahkannya. 


Hal mencolok yang membuktikan Juliette sudah berubah adalah tidak ada lagi kata-kata yang dicoret di sepanjang buku ini. Semua yang ia ingin katakan keluar dengan bebasnya dan itu luar biasa. Juliette menjadi lebih kuat dari yang sudah-sudah dan ia bisa melindungi dirinya sendiri.


AARON WARNER


Source: Here

Oh My God... dari mana aku harus mulai bila menyangkut Warner? Daftar-nya bisa sangat panjang: betapa tampan wajahnya, betapa kotak rahang-nya, betapa sexy caranya mencintai Juliette, betapa sempurna tubuh-nya, betapa indah pemikiran-nya, betapa kerennya dia, betapa intense pandangannya, dan betapa aku jatuh cinta dengan karakter fiktif milik Tahereh Mafi ini (oke ini ga penting dan cuma bikin panjang, lupakan saja).


Warner adalah alasan utama aku begitu menyukai Trilogy ini, jadi sampai akhir Warner adalah favoritku. Aku menyukai semua adegan yang melibatkan Warner di buku ini. Terutama adegannya dengan Juliette. God, it's so damn hot! I can burned in my bed! Tidak ada karakter lain yang bisa membuat aku sedih, jatuh cinta, terkaget-kaget, kembang kempis sendiri —Oh God, he's awesome to death!— dan terpesona seperti yang Warner lakukan. Semua bagian dirinya itu kejutan. Masa lalunya, tindakannya, pemikirannya, kata-katanya, alasan-alasan di balik setiap perbuatannya pada Juliette, semuanya sangat mengejutkan dan so wow. Aku pikir tidak akan ada kejutan lagi, aku tidak akan bisa dibuat terkejut lagi, tidak untuk Ignite Me, tapi bukan Tahereh Mafi namanya kalau tidak memberikan kejutan! Kita masih bisa dibuat lebih jatuh cinta ke Warner lewat buku ini. 

 

Bahkan kekuatan Warner —menyerap energi orang lain dan menggunakannya seperti kekuatannya sendiri— benar-benar mengambarkan karakter nya dengan sangat baik. Tanpa Warner, tidak akan ada Juliette yang kuat seperti sekarang. Tidak akan ada Juliette yang percaya diri dan tak terkalahkan. Seperti kekuatannya, karakter Warner adalah memaksimalkan orang lain. Ia terlihat tak peduli dan dingin tapi sebetulnya setiap tindakannya beralasan. Setiap tindakannya terkakulasi dan diperhitungkan dengan cermat. Sehingga ia selalu menghasilkan kinerja yang sempurna. Warner memang ditakdirkan untuk memperkuat apapun. He's a double killer.


KENJI KISHIMOTO

Astaga SIAPA yang tidak menyukai Kenji? Setelah di Unravel Me dia membuktikan kedewasaan-nya dan ketegasannya dalam menyikapi aksi cengeng dan sensitif dari Juliette dan Adam, di Ignite Me dia menjadi badut pelucu yang luar biasa kocak. So lovable


Source: Here

“Are you out of your goddamn mind? You think we can take on two hundred soldiers? I know I am an extremely attractive man, J, but I am not Bruce Lee.”

“Who’s Bruce Lee?”

“Who’s Bruce Lee?” Kenji asks, horrified. “Oh my God. We can’t even be friends anymore.”

“Why? Was he a friend of yours?”

“You know what,” he says, “just stop. Just—I can’t even talk to you right now.” 
― Tahereh Mafi, Ignite Me

Aku bisa terbahak-bahak keras membaca percakapan Juliette dan Kenji. Wanita mana yang tidak suka dengan pria yang bisa membuat mereka tertawa? Kenji adalah tipikal pacar ideal semua wanita! Ya ampun, betapa beruntungnya Juliette! Dia dilahirkan cantik dan memiliki kekuatan penghancur, lalu dia dicintai oleh laki-laki sempurna seperti Warner —seakan itu belum cukup— dia memiliki sahabat seperti Kenji! Aku benar-benar menyukai persahabatan yang dibangun Juliette dan Kenji. Mereka saling menyayangi, saling memahami dan saling berbagi dengan begitu eratnya sehingga itu memberikan efek besar untuk perkembangan Juliette. 

“Hey, um, I'm sorry to bother you, but I'm looking for a friend of mine," he says. "Have you seen her? She's a tiny little thing, cries a lot, spends too much time with her feelings-"
"Shut up, Kenji!"
"Oh wait!" he says. "It is you.” 
― Tahereh Mafi, Ignite Me

Tanpa nasehat dan telinga Kenji yang selalu ada untuk-nya, tidak akan ada Juliette yang tangguh dan berani. Kekuatan Kenji yang bisa menghilang merupakan gambaran karakter Kenji yang sesungguhnya. Dia meleburkan dirinya dengan keadaan. Seperti itulah sifat Kenji; dia bisa akrab dengan siapa saja dan membuat orang lain merasa aman dan nyaman di dekatnya. Ia menyamakan dirinya dengan keadaan sekelilingnya sama dengan ia menyamakan posisinya saat berhadapan dengan orang lain. Tidak akan ada yang merasa diremehkan atau dianggap superior saat bersama Kenji. Ia menghilang-kan perbedaan dan membaur dengan sangat baik. Warner melakukan bagiannya dengan sangat baik dalam mencintai Juliette dan Kenji melakukan bagiannya yang terbaik untuk menjadi sahabat Juliette. Kedua orang ini membuat Juliette lebih kuat. Pencapaian Juliette di akhir cerita merupakan campur tangan Kenji. Kerja kerasnya untuk membantu dan setia kepada Juliette. 

“Hey--jazz hands!" Kenji barks. "Get your ass back over here." He makes it a point to look as irritated as possible. "Back to work. And this time, focus. You're not an ape. Don't just throw your shit everywhere.” 
― Tahereh Mafi, Ignite Me

Seandainya masih ada beberapa halaman tambahan untuk menuliskan percakapan-percakapan konyol di antara Juliette dan Kenji, aku tidak akan pernah keberatan bila buku ini menjadi lebih tebal dari seharusnya! Sungguh menghibur membaca kekonyolan mereka berdua di buku ini. Cute!


ADAM KENT

Source: Here

Well, sayangnya hal-hal mengenai Adam termasuk spoiler di buku ini. Begitu banyak yang ingin aku tuliskan mengenai Adam. Lebih banyak daripada Warner sebenarnya,  karena aku pikir semua pembaca perlu memahami Adam sebelum berkomentar tentang dia di buku ini. Aku tidak membenci Adam dan semua hal yang melibatkan Adam di buku ini. Bagaimana Tahereh Mafi menetapkan posisi dan nasib-nya di akhir buku, aku tidak membencinya sama sekali. 


Walaupun aku sedikit sedih karena —di luar dugaan—aku ingin sekali tahu isi pikiran Adam di buku ini. Aku sangat penasaran dengan apa yang ia pikirkan sampai-sampai tanpa sadar aku berharap di akhir buku ada satu bab tambahan mengenai jalan pikiran Adam. Arrghh.... frustasi rasanya tidak bisa menuliskan banyak mengenai Adam karena bisa jadi itu spoiler! Padahal yang paling banyak ingin kukomentari dari buku ini adalah si Adam! #sad Satu-satunya yang bisa kubocorkan mengenai Adam adalah kaitan kekuatanya dengan karakternya. Kekuatan Adam adalah melucuti kelebihan orang lain. Ia membuat orang lain tidak berfungsi maksimal saat ada di dekatnya. Aku rasa itu memang karakter Adam. Ia membuat Juliette seperti itu di dekatnya. Ia membuat Juliette tidak menjadi dirinya sendiri. Aku rasa Adam memang tidak butuh wanita kuat di sampingnya. Ia butuh wanita (sesuatu) yang aman dan nyaman di sisinya supaya ia dapat merasa nyaman. Tanpa bersikap defensif dan membuatnya mengelurkan kekuatannya. Dia butuh orang-orang seperti James yang berfungsi seperti penyembuh. Bukan sebaliknya.


Seperti yang sudah aku tulis di atas, buku ini lebih banyak menceritakan mengenai pencarian jati diri seorang gadis muda dengan kekuatan aneh yang bernama Juliette Ferrars. Bila mengharapkan aksi dan adegan yang mendebarkan seperti film action, sepertinya tidak akan puas dengan buku terakhir trilogy ini. Tahereh Mafi sepertinya lebih ingin mengajarkan para pembacanya untuk menyadari potensi diri dan menerimanya. Apapun itu, semenakutkan apapun itu, atau seberapa menjijikkannya sampai kita membenci diri kita sendiri. Namun itu adalah bagian dari diri kita, itu adalah bagian tak terpisahkan, bagaimanapun kita mencoba menolak atau mengabaikannya, hal itu akan selalu menarik kita kembali. Karena kita dilahirkan sepaket dengan semua itu. Tahereh Mafi ingin mengajari kita untuk menerima diri kita apa adanya dan menyadari —terlepas dari pemikiran orang lain— bahwa kita luar biasa saat kita menjadi diri kita sendiri. Kita menyukai diri kita sebagai kita. Orang lain pun akan lebih segan dan menghargai kita setelah kita terlebih dulu mencintai diri kita. Saat kita takut terhadap diri kita atau terlalu takut terhadap pemikiran orang lain terhadap kita, jangan harap kita mampu melakukan hal luar biasa. Juliette dan Warner adalah contoh luar biasa untuk kedua kasus di atas.


Overall, buku ini sangat bermakna untukku. Pesan yang ingin disampaikan oleh penulisnya begitu meresap di hatiku sehingga aku sangat menyukai buku ini lebih dari Legend. Bukan karena kisahnya lebih indah atau gaya penulisannya yang lebih baik —Legend Trilogy sangat bagus, layak dibaca dan dibikin film-nya..percayalah— tapi buku ini seperti berbicara ke aku secara pribadi. Aku bisa mengerti perasaan Juliette maupun Adam. Aku pernah ada di posisi mereka. Aku tahu rasanya menolak diri sendiri, berusaha tampil sebaik mungkin agar tidak mengecewakan orang lain, disalahpahami karena berusaha menyenangkan orang lain, dan membenci diri sendiri. Karakter Warner seperti menyadarkan aku bahwa tidak apa-apa menjadi berbeda dan terlihat berbeda untuk alasan yang benar. Tidak perlu orang lain untuk meyakinkan kita apakah kita benar atau salah. Terkadang kita butuh melakukan kesalahan untuk belajar tahu apa yang benar. So, if you like something like romance, X-Man Class or something like that, please kindly read this book. You'll never disappointed!



The Prequel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...