Selasa, 03 Oktober 2017

Review Buku : Heroes of Olympus "The Lost Hero"

Pengarang: Rick Riordan
Tahun Terbit: 2010
Penerbit: Disney Hyperion Books
Genre: Fantasy, Fiction, Adventure
Negara: USA
Pages: 557 Pages

Rating : 3/5

Sinopsis dari Cover Belakang:

“Tujuh Demigod akan menjawab panggilan.
Karena badai atau api dunia akan terjungkal—”

Tiga Demigod baru bergabung di perkemahan Blasteran.

Jason yang tidak bisa mengingat jati dirinya, Piper yang penuh misteri, dan Leo dengan kemampuan mekaniknya yang luar biasa.

Bersama-sama, ketiganya mengemban sebuah misi penyelamatan.

Misi yang juga akan mengungkap sebuah rahasia besar mereka di masa lalu.

Bergabunglah dengan para Demigod dari Perkemahan Blasteran dan nikmati petualangan serunya!!


MY PREVIEW:

Sedikit kilas balik dari ending serial Percy Jackson and The Olympians: Bangsa Olympus menang melawan Kronos dan pasukannya. Para Dewa kembali berjaya dan Percy menolak tawaran Zeus untuk menjadi salah satu Dewa Minor yang akan mendampingi ayahnya, Poseidon. Percy lebih memilih hidup sebagai manusia —mostly karena ia ingin bersama Annabeth dibanding menjadi Dewa *so sweet*. Tapi sebagai gantinya Percy meminta para Dewa untuk mengklaim setiap anak-nya di Perkemahan Blasteran. Percy menepati janjinya kepada Luke sebelum Luke meninggal, Percy menjamin agar tidak ada lagi demigod yang merasa terbuang atau terlupakan seperti Luke ataupun Ethan Nakamura. Percy juga meminta para Dewa melepaskan hukuman-nya terhadap Calypso di Pulau Ogygia

Setelah itu diketahui bahwa Rachel adalah utusan atau bejana dari Roh Delphi (peramal yang ada di Perkemahan) yang baru. Keputusannya untuk merengkuh takdir sebagai Oracle yang baru menjadikannya selibat —Rachel tidak bisa jatuh cinta dengan laki-laki manapun. Baru saja dilantik jadi Oracle yang baru, seketika Rachel melontarkan ramalan baru —"The Great Propechy". Ramalan Besar baru mengenai tujuh demigod yang terpanggil untuk menjawab panggilan. Tidak ada yang tahu untuk siapa ramalan itu diberikan. 

Percy dan Annabeth lantas jadian (horay!) dan sementara keadaan damai dan tenang. Dunia selamat, Kronos binasa, Ramalan Tujuh belum jelas untuk siapa —hei, bisa jadi untuk demigod generasi berikutnya.. bukan malasalah (yeah, yang benar saja). Annabeth kira ia bisa beristirahat dan menikmati kedamaian. Tapi, benarkah begitu?


Buku ini diawali ketika Jason sedang dalam perjalanan darmawisata naik bus sekolah menuju Grand Canyon. Ia duduk di bangku belakang bus pariwiasata dengan menggenggam tangan seorang gadis cantik bernama Piper. Masalahnya Jason tidak ingat siapa dirinya, ia juga tidak mengenal si gadis cantik, Piper —yang kemudian mengaku sebagai pacarnya. Lalu ada seorang teman lagi —Leo. Melihat gelagat keduanya, tampaknya cuma Jason yang tidak memiliki ingatan apapun mengenai keadaan dan situasi mereka. 

Masih bingung dengan segalanya, di Grand Canyon mereka mendadak diserang oleh teman sekolah mereka yang mendadak berubah menjadi Roh Badai. Hampir binasa, Jason ditolong oleh guru olahraga sekolahnya yang kemudian mengorbankan diri demi menolong mereka bertiga—Gleeson Hedge (omong-omong Hedge sudah muncul di akhir buku Percy Jackson "The Last Olympian", ia menulis pesan kepada Grover yang lalu dibaca oleh Percy). Sebelum tertangkap Roh Badai, Pelatih Hedge berpesan bahwa akan ada utusan yang akan menyelamatkan mereka dan membawa mereka ke tempat aman bernama Perkemahan Blasteran.

Tak lama kemudian muncul seorang gadis bernama Annabeth (Annabeth!!) yang mendatangi mereka dengan pertanyaan mendesak mengenai keberadaan seorang cowok bernama Percy Jackson. Ternyata Annabeth mendapat petunjuk bahwa Jason kiranya sanggup menjawab keberadaan Percy —yang ternyata telah menghilang (whuatsss). Bersama-sama mereka kembali ke Perkemahan dan Jason —bersama Piper dan Leo, akhirnya mendapati bahwa mereka adalah demigod. Anak setengah dewa.

Sesampainya di Perkemahan mereka mendapat penjelasan lebih lanjut tentang apa yang sebenearnya terjadi juga identitas mereka. Leo —yang ternyata anak Hepastheus dan Piper —yanng ternyata anak Aphrodite segera di klaim oleh orang tua Dewa mereka di Perkemahan Blasteran. Hal ini menunjukkan Para Dewa menepati janji mereka pada Percy. Kecuali Jason. Tidak ada Dewa yang meng-klaim dirinya di Perkemahan, artinya dirinya sudah pernah di klaim —masalah dimana dan kapan, Jason tidak ingat. 

Meski demikian Jason tidak dapat mengeyahkan perasaan bahwa ia seharusnya tidak boleh dan tidak seharusnya ada di Perkemahan Blasteran. Tak lama kemudian Jason mendapat penglihatan mengenai seorang Dewi yang dikurung dan meminta pertolongannya untuk dibebaskan —di saat yang hampir bersamaan Piper juga mendapat penglihatan yang sama. Dibantu Rachel, mereka akhirnya mengetahui bahwa Dewi yang meminta pertolongan mereka adalah Hera. Tapi ada yang aneh —Jason memanggil Hera Juno, sisi Romawi dari kepribadian Hera. Hal ini tidak biasa di Perkemahan Blasteran, karena semua selalu memanggil para Dewa-Dewi dari sisi Yunani mereka, bukan Romawi. 

Child of lightning, beware the earth
The giant's revenge the seven shall birth
The forge and the dove shall break the cage
And death unless through Hera's rage

Misi penyelamatan Hera —atau Juno (well whatever) harus segera dilaksanakan. Rachel sang Oracle baru mengeluarkan ramalan sebelum misi dijalankan. Menurut ramalan Rachel, Piper dan Leo harus turut serta bersama Jason menyelamatkan Hera. Sanggupkah mereka bertiga menyelamatkan Hera? Apa yang dimaksud dengan kematian terlepas melalui murka Hera? Lalu, bagaimana dengan misteri menghilang-nya Percy? —pertanyaan ini penting sekali. Apakah Jason dkk ataukah Annabeth mampu menemukan Percy yang hilang?


The new adventure begin dan satu-satunya pertanyaan yang penting buatku adalah: 
DIMANA PERCY? 

Jujur aja ya, aku membuka buku ini dengan ekspektasi tinggi kalau bakalan ketemu Percy dan Annabeth lagi —membaca kekonyolan mereka berdua sekaligus berharap menemukan petualangan menegangkan nan seru. Apalagi mereka uda jadian kan? Aku sedikit berharap liat adegan two-birds-on-the-feather di antara mereka gitulah. Nyatanya? Aku harus puas dengan tiga tokoh baru yang bernama Jason, Piper dan Leo.

Bukannya mereka ga bagus di buku ini. Bisa dibilang keberadaan mereka memberikan warna baru dalam dunia dewa-dewi yang diciptakan om Rick. Misteri baru yang harus mereka pecahkan ini jelas sangat menarik. Jauh lebih menarik —gimana ga menarik kalau Percy hilang?!, dibanding issue yang diangkat di awal buku Percy Jackson. Tapi Jason bukan Percy. It's obvious, tapi ngerti maksudku kan? Aku ini fans Percy garis keras. Dan aku sudah sangat terbiasa dengan kekonyolan Percy dan gayanya yang impulsif di buku-buku sebelumnya. Jadi ketika ketemu tokoh baru yang tenang dan pendiam seperti Jason, aku kehilangan momentum yang biasanya aku dapati dari buku-buku Rick Riordan.


In this book I must Deal with Jason. He's not bad, really. Dia termasuk demigod keren dengan kemampuannya terbang kesana kemari dan manggil petir dengan gagahnya. Cool dude. But once again, he's not Percy. Jason itu kebalikannya Percy. Apakah lagi-lagi aku membandingkan Jason dan Percy? Maaf, ga bisa menahan diri :p Mereka dua pribadi yang jauh berbeda, ga adil kalau aku terus membandingkan Jason dengan Percy. Tapi yah, namanya fans, aku bisa bilang apa lagi coba...

Jason ini cenderung diam dan tenang. Cowok kalem yang cocok jadi ketua OSIS di SMA atau ketua klub eksklusif semacam klub peduli lingkungan dll. Yah, Jason emang se-ideal itu. Sementara aku cenderung suka dengan tipe cowok yang bad boy macam Percy jadi yang alim gini rada-rada out of league

Jason adalah contoh demigod sempurna, dengan wajah tampan dan latar belakang keluarga yang mentereng (uhuk, anak Zeus, uhuk) tapi dia kurang memikat hati (baca: membosankan) kalau dibandingkan Percy —maaf lagi-lagi saya bias. 




Piper jelas punya pendapat yang berbeda denganku mengenai Jason. Cewek satu ini jatuh cinta banget sama Jason. Dia berpikir dirinya adalah pacar Jason yang ternyata hanyalah ilusi. Bukan cuma memori Jason yang dimodifikasi, memori Piper juga dimodifikasi. Ulah siapa ini? Hera —siapa lagi? Ia dibuat percaya bahwa Jason pacarnya, walaupun bukan —tapi Piper berharap mereka bisa jadian beneran setelah misi selesai. Yang membawa Piper pada keputusasaan karena ia punya rahasia yang ia sembunyikan dari kedua temannya. 

Sayangnya, rahasia itu mungkin bisa membuat Jason maupun Leo membencinya kalau mereka tahu. 

Piper jelas karakter yang unik, seorang anak Aphrodite dengan kemampuan charmspeak yang paling tidak drama queen dalam sejarah. Actually, she's a good girl. Bukan cuma penampilan, tapi juga secara karakter. Aku rasa penampilan-nya pasti bikin cewek lain terintimidasi, mengingat dia digambarkan cantik berulang-ulang kali oleh Jason. Tapi Piper ga kemayu, gak sok berkuasa, ga memanfaatkan kecantikannya sebagai senjata untuk menekan orang lain, ga sibuk bikin cewek lain ngiri dengan status dan penampilannya (seperti anak Aphrodite kebanyakan —liat aja si Drew) bahkan dia cenderung ga suka jadi sorotan. Padahal ayahnya aktor Hollywood terkenal, tapi anaknya malah ga suka popularitas. 

Aku pernah menyukai anak Aphrodite sebelum Piper —Silena Beauregard, dan Piper is better than her. Piper membawa aura feminin tapi di saat yang sama juga kuat dan mematikan lewat inner beauty-nya. Aku bener-bener berharap dia bisa bersahabat dengan Annabeth. Piper jelas menyukai Annabeth —siapa yang ga suka, aku aja suka meskipun dia judes (well, abaikan pendapat pribadiku). Karakter mereka yang bertolak belakang merupakan kombinasi yang luar biasa kalau digabung :)


Leo save the boat! Jujur kalau bukan karena Leo, aku bisa menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan buku ini. Leo adalah karakter yang paling menyenangkan dalam buku ini. Sedari awal buku yang paling bisa bikin aku ngakak cuma Leo. Sepertinya om Rick menganugerahkan kursi kehormatan untuk membuat para pembaca ketawa selama percy absen, kepada Leo. 

Aku suka celetukan-celetukan konyolnya dan tingkah nya yang aneh-aneh. Meski demikian Leo menyimpan banyak duka di dalam hatinya. Ia menyembunyikan semuanya itu dengan lelucon dan kemampuan mekaniknya yang luar biasa. Duka-nya bisa dibilang paling serius dibanding yang lain, tapi aku merasa orang-orang ga pernah benar-benar menganggap serius Leo karena ia selalu melontarkan lelucon. Itu buat aku lebih bersimpati ke Leo dibanding dua lainnya. Di satu saat aku pengen jendul Leo saking dorky-nya doi tapi di saat lain aku pengen meluk dia karena kesedihan yang ia tanggung dalam dirinya. 

Leo ga digambarkan setampan Jason. Dia kurus kering dan sedikit mungil, tapi dia lucu dan punya selera humor yang bagus. Girls like someone who can make her laugh. That's why I really like Leo! Setelah Charles Beckendorf wafat, kini kabin Hepastheus mendapat Leo sebagai gantinya. And I'm happy for that! Aku baru sadar bahwa Piper juga adalah pengganti Silena Beauregard untuk kabin Aphrodite :)

Terlepas dari ketidakadaan Percy dalam buku ini, The Lost Hero mengawali serial Heroes Of Olympus dengan sangat baik. Seperti buku-buku om Rick yang lain, mendekati akhir banyak rahasia akhirnya terungkap. Masa lalu Jason, identitas asli Jason, rahasia Piper, duka Leo, juga musuh yang membayangi segala keributan yang terjadi di perkemahan dan misteri menghilang-nya Percy akhirnya terkuak. About the "big boss" behind all the bad things that happened, I must admit that it was pretty shocking. It's just like —wow, you've been arranged all of this since a long time ago?! What a twist! And to the one who's responsible for Percy's missing case.. I REALLY HATE YOU! But in the end I love the ending. 

Sekarang aku ga sabar untuk segera baca buku kedua dari serial ini, The Son of Neptune. Aku uda ga sabar segera pengen tau apa yang terjadi sama Percy. Di satu sisi, aku juga ikutan sedih liat Annabeth so desperately looking for Percy :( Tapi aku suka ngeliat dia dan Rachel mulai berteman karib semenjak perang dengan Kronos usai. It's mean they're in a good condition now :)

Oh ya kali ini aku membaca dua versi dari buku ini sekaligus. Versi Bahasa Indonesia juga versi Bahasa Inggris. The original version really help me to understand the story a lot better. Aku ga bilang versi terjemahan Mizan itu jelek lho ya, tapi semenjak aku baca Percy Jackson "The Curse of Titan" aku menyadari bahwa ada beberapa istilah yang ga bisa di Indonesia-kan —all the dam things, jadi aku harus baca versi english-nya juga untuk bener-bener get the point. Terbukti itu bener, the original version was the best! Aku ngasi buku ini cuma angka 3 untuk rating karena ga ada Percy sama sekali di dalamnya. Kehilangan Percy ngefek parah ke Annabeth, dia jadi galau berkepanjangan aku jugak!. Dan meskipun petualangan Jason dkk seru en nyerempet kematian bolak-balik —baca: menegangkan, tapi tanpa Percy apalah arti hidup ini (lebay deh cyn) hahaha. Yah, kadang aku emang sedangkal itu :p


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...