Jumat, 21 April 2017

"It's a Very Cool Thing to be A Smart Girl"

Lately, I've been drawn in my new book : The Alpha Girl's Guide karangan Henry Manampiring.


Waktu baru masuk bagian pertama —ketika Om Piring mengulas topik pendidikan bagi perempuan, banyak hal menarik yang aku temukan. Tapi yang paling menarik dan menggelitik keinginanku buat komentar adalah ketika Om Piring membahas hal yang satu ini:

"Konon tidak ada cowok yang mau mempunyai pacar dan istri yang terlalu pintar"

Wah ini! Beberapa bulan terakhir ini, aku memang sedang menggumulkan persoalan ini. Tapi sampai kemarin, —sebelum aku beli bukunya Om Piring, aku belum ketemu orang yang tepat untuk aku mintai pendapat, en then voila.. the topic is out! Aku luar biasa happy ketika topik ini ikutan dibahas dan disanggah oleh Om Piring di dalam bukunya. Senengnya bukan main deh sama jawaban Om Piring tentang topik ini, beliau menjawab:

"Nggak ada yang lebih bego dari mementingkan cowok di atas pendidikanmu. Ilmu tidak akan selingkuh atau minta putus. Ilmu tidak akan minta kawin lagi, atau minta cerai. Ilmu akan selalu ikut kamu"



Sorce: Henry Manampiring

Kalo boleh curhat sedikit, baru aja aku menghadapi issue serupa dalam kehidupanku. Ada dua teman pria yang mengatakan langsung ke aku mengenai topik ini —itulah alasan aku menggumulkan persoalan ini di dalam hati.

Pria 1: "Debra, jadi perempuan itu jangan pinter-pinter, nanti kamu ga laku! Kamu uda usia menikah sekarang, kamu harus tahu cara membawa diri biar bisa segera dapat pasangan. Kamu boleh pinter, tapi jangan diliatin pinter-nya. Simpen aja pinter-mu buat diri-mu sendiri. Tapi kalo di hadapan cowok, pura-pura lah bego. Ngerti ya? Bego-bego dikit atau polos-polos dikit lah jadi cewek, supaya cowok tertarik dan ga terintimidasi sama kamu. Cowok soalnya ga suka sama cewek yang pinter, apalagi yang lebih pinter dari mereka"

Pria 2: "Deb, aku ini kagum loh sama kamu. Kamu ini menurutku pinter. Wawasan-mu luas —mungkin karena kamu suka baca ya, dan kamu ini cepet mengerti. Buatku kamu ini cerdas Deb. Tapi kalau aku cari calon istri, aku ga mau perempuan yang lebih pinter dari aku. Atau yang lebih dewasa dari aku. Pokoknya yang lebih dari aku-lah. Aku mau nya perempuan yang tingkat intelektual dan tingkat kedewasaan-nya di bawahku" 

Kalo dibahasakan halus, pria kedua ini seakan mengatakan: Kamu pinter Deb tapi kalau aku nyari istri, aku ga mau sama perempuan kaya kamu. Gitu kan ya? hehehehe (correct me if I'm wrong)

To make it clear, kedua pria yang mengatakan hal ini ke aku adalah teman-teman baikku. Mereka BUKAN calon atau kandidat —atau apalah sebutannya, untuk jadi pacar atau bahkan suami-ku. Gak ada yang kaya gitu. Jadi perbincangan ini terjadi murni atas dasar pertemanan. Nasehat atau opini yang diberikan seorang pria kepada teman wanita-nya. Sejujurnya kalimat-kalimat ini muncul secara mendadak. I mean, tiba-tiba aja mereka bilang gini ke aku. Aku ga ada nanya atau minta pendapat gitu awalnya hahahaha. En aku tau dengan jelas, ga ada maksud buruk dari mereka untuk bilang gini —walaupun aku sedih dan sedikit 'patah hati' dengernya. 

Oke, menanggapi pernyataan ini, aku mau ngaku dulu kalo aku ga pernah merasa aku ini pinter. Pendidikan-ku juga ga tinggi-tinggi amat. Aku cuma lulusan S1 ekonomi, ga sampe S2 atau S3 atau bahkan es cendol —hahaha jayus. Menurutku, aku ga sampe yang bisa dibilang pinter gitu-lah. Intinya, aku ga pernah merasa begitu. Tapi aku cukup kaget ada orang yang bilang begitu —bilang aku ini pinter maksudnya. Kalau dari kata-kata mereka, seakan aku pinter banget gitu kan? *Ini ga sedang narsis atau muji sendiri loh, aku cuma share apa yang yang disampaikan orang lain ke aku. Tanpa menambahi dan mengurangi*.

Reaksi pertama ku mendengar ini adalah sedih. Aku cukup bahagia dibilang pinter —dibanding dibilang cantik, tapi itu kayanya bukan poin plus, malah minus. Jadi, aku dulu sekolah susah-susah, kuliah juga maksimal, tapi sia-sia. Karena cowok ga suka cewek pinter. Aku emang bukan lulusan cumlaude, tapi aku ga pernah sekalipun santai-santai selama aku sekolah. Dari SD aku dituntut mami punya nilai bagus, kalo bisa sempurna malah. Tapi berhubung aku ga sepinter itu, ya kadang nilai ku jelek atau pas-pas'an. Aku dimarahi habis-habis kalau nilai ku jelek. Aku ga pernah loh juara 1, masuk 5 besar aja cuma sekali atau dua kali seumur hidup —aku sadar aku gak terlahir pintar.  Tapi aku dilatih belajar tekun sejak kecil. Jadi aku terbiasa berjuang untuk bisa dapetin nilai bagus. En sedih banget kan ketika akhirnya aku cukup berprestasi di bidang akademik —setelah perjuangan belajar mati-matian setiap ujian en berhasil lulus SMA menyabet ranking 4, lulus kuliah cuma 3.5 tahun, tapi dianggap itu sesuatu yang ga terlalu perlu untuk di apresiasi? Bahkan disuruh ngumpetin? Hanya karena aku perempuan? Hanya supaya aku dapet lakik? Astaga, hari itu hatiku terluka. Sungguh...

Ini bukan tentang aku pintar, tapi tentang 'momok' kalau cewek pinter itu susah dapet suami emang bener-bener masalah yang nyata dan serius! 

Jujur saat itu aku ga setuju banget sama mereka berdua. Tapi aku ga bisa menyanggah karena pikirku, itu kan diucapkan laki-laki, so it must be true. Tapi dalam hati aku ga setuju. Nyesek gitu rasanya. Beneran ngeselin lo kata-kata mereka itu. Aku super broken heart dengernya. Aku cuma merasa, emang ga ada apa cowok di luar sana yang justru adore sama perempuan yang smart? Yang bangga bisa punya pasangan yang smart? Bahkan malah nyari perempuan yang begitu?

"Dan tidakkah kalau kamu perempuan yang smart kamu berhak mendapatkan pria yang berkualitas juga?" (hal 34)

And I want to say thank you very much for Om Piring, because he said that!!

"Jadi, apakah cewek pintar dihindari cowok? Benar! Yaitu cowok-cowok bodoh, nggak bermutu, dan minderan. Dan Alpha Girls tidak akan mau juga dengan cowok seperti itu. Jadi bagus deh kalau mereka menghindar, supaya tidak membuang-buang waktu para perempuan berkualitas" (hal 34)
Source: Here

Terima kasih Om Piring, karena anda berhasil meyakinkan saya kalau GA SEMUA pria punya pikiran seperti kedua teman pria saya. My point is.. ladies, knows your value. Aku yakin banyak banget perempuan-perempuan smart di luar sana. Pinter sungguhan, terlahir pintar, atau yang belajar keras untuk meraih prestasi-prestasi yang sudah di tangan. The real smart woman. Jangan mau kehilangan itu. Kalau kalian sudah menikah dan sekarang jadi ibu rumah tangga —dengan kata lain ilmu kuliahnya dulu nganggur, jangan kecil hati. Bagaimanapun itu berguna. Untuk anak-anak yang nanti kalian lahirkan. Juga, kalo istri bisa nolong suami dengan kecerdasasnnya, why not?

En buat yang masih single tapi smart, jangan mau nahan diri. Jangan hanya karena takut ga dapet suami terus menurunkan kualitas. Emang sih persoalan menikah atau enggak ini sangat serius di lingkungan kita. Iya, serius —karena aku ngerti banget rasanya dikejar untuk segera nikah. Nyatanya, temenku sampe dengan baik hati nasehatin kan? Karena perempuan yang telat nikah atau ga nikah-nikah padahal uda umurnya, pasti dibicarain dan digunjingkan. Dan dikejar-kejar. Itu juga sebabnya aku bergumul ketika dikatain begitu sama teman-teman. Aku senang akhirnya aku menemukan pencerahan ini —alah. 

Kalau perempuan harus ngikutin standard cowoknya, misal cowoknya fashionable terus si cewek juga harus ikutan fashionable biar cowoknya ga diambil orang — it's true story anyway, kenapa yang cowok juga ga berusaha lebih pinter dari ceweknya supaya ceweknya ga diambil orang? Kenapa perempuan harus mengalah untuk mendapatkan suami? Harusnya pihak cowok nya termotivasi juga untuk lebih cerdas supaya bisa nyaingin ceweknya kan? Got the point ya?

Kalau kamu smart, pasanganmu paling enggak smart juga en bisa menghargai ke-smart-anmu, bukan malah menghindarinya. Like attract Like -mungkin kalo dirumuskan kaya gitu.

Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. - R. A. Kartini

Aku sengaja post tulisan ini pas di Hari Kartini karena aku merasa berkat jasa Ibu Kartini-lah perempuan Indonesia bisa sekolah. Bisa dapet pendidikan yang layak. Ini ga bermaksud sok nasionalis —atau mendadak feminis. Aku cuma suka nulis hal-hal yang ada di pikiranku. Topik ini adalah salah satu topik yang ngena di aku. Ga ada maksud menggurui sama sekali, hanya pengen berpendapat. Dan aku senang karena punya teman sepikiran seperti Om Piring :)

Jadi bener kata Om Piring, kalau ada pria yang mendal hanya karena merasa yang perempuan pinter terus ga layak jadi istrinya, so goodbye! You don't deserve her either

Lats but not least, Happy Kartini's Day ladies!

2 komentar:

  1. Masih temenan sama dua makhluk menyedihkan itu ga? Menurut saya sih, mending cari sahabat baru deh. Ga sehat dekat dengan pria berpikiran picik gitu. Have a good time being yourself ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih hehehehehe..
      Saya emang ga setuju sama nasehat mereka, tapi itu ga jadi alasan ga berteman lagi
      Walaupun memang sudah ga di taraf kepercayaan yang sama :)
      Terima kasih ya sudah menyempatkan baca blog ini ya ^^

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...