Jumat, 03 Maret 2017

Review Buku : Antalogi Rasa By Ika Natassa

Pengarang: Ika Natassa
Tahun Terbit: 2011
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Genre: Romance
Negara: Indonesia
Pages: 344 pages
Rating : 4/5

Sinopsis dari Cover Belakang:

Tiga sahabat. Satu pertanyaan. What if in the person that you love, you find a best friend instead of a lover?

K e a r a

Were both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe.
How can we be so different and feel so much alike, Rul?
Dan malam ini, tiga tahun setelah malam yang membuatku jatuh cinta, my dear, dan aku di sini terbaring menatap bintang-bintang di langit pekat Singapura ini, aku masih cinta, Rul. Dan kamu mungkin tidak akan pernah tahu.
Three years of my wasted life loving you.

R u l y

Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya momen yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan. Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata, "Pak, istrinya sudah sadar," dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu. Mimpi aja terus, Rul.

H a r r i s

Senang definisi gue: elo tertawa lepas. Senang definisi elo? Mungkin gue nggak akan pernah tahu. Karena setiap gue mencoba melakukan hal-hal manis yang gue lakukan dengan perempuan-perempuan lain yang sepanjang sejarah tidak pernah gagal membuat mereka klepek-klepek, ucapan yang harus gue dengar hanya, "Harris darling, udah deh, nggak usah sok manis. Go back being the chauvinistic jerk that I love."
Thats probably as close as I can get to hearing that she loves me.


MY REVIEW:

So here I am... stuck between dream and reality. Again. Tebak karena apa? Apalagi kalo bukan side effect dari tokoh pria yang cuma ada di novel Ika Natassa. Again. Hahahaha. Damn! Kaya Ale itu belum cukup dan sekarang aku harus ketemu Harris! My God!!


Setelah Critical Eleven dengan Anya dan Ale yang adorable itu, kali ini aku dibuat tergila-gila dengan Harris dan ketiga sahabatnya Keara, Ruly dan Denise. Mereka adalah keempat pegawai BorderBank yang punya karir cemerlang, belum ditambah penampilan yang sempurna bak artis, dengan isi kantong yang fantastis, dan etos kerja mereka yang patut diacungi jempol.  Keempatnya pernah tinggal serumah selama dua tahun waktu dinas kantor di daerah dan pengalaman itu bikin mereka deket banget kaya saudara kandung. Oke, aku lebay. Tapi intinya mereka sahabatan deket banget gitu deh. Terutama Harris dan Keara yang setipe banget dari penampilan sampe kebiasaan mereka nge-party, nge-wine, dan nge-sex dengan pasangan-pasangan kece mereka.  Berseberangan dengan mereka terdapat Ruly dan Denise yang bisa dikatakan normal karena mereka hidup sebaik-baiknya —bisa dibilang sealim-alimnya, dibanding dua yang lain. Ruly yang workaholic dan Denise yang lembut adalah  tipe idaman untuk diajak menikah.

Parahnya, meski ngaku sahabatan ternyata diam-diam Harris yang playboy sudah jatuh cinta mati-matian sama Keara semenjak pertemuan pertama di lift BorderBank di hari pertama mereka kerja. Sementara Keara mendadak jatuh cinta setengah mampus dengan Ruly yang pernah merawatnya dari malam sampe pagi waktu dia mabuk gila setelah party semalam suntuk. Untuk membuat kisah ini makin ruwet, si Ruly juga diam-diam mencintai Denise —yang udah menikah, semenjak mereka kuliah bareng di Boston.


Apabila Critical Eleven bercerita tentang kehidupan cinta Anya dan Ale sejak pertemuan pertama di pesawat, menikah, punya anak lalu kehilangan —juga efek kehilangan itu untuk kehidupan rumah tangga mereka, maka Antalogi Rasa bercerita tentang keempat sahabat yang semuanya belum menikah ops I mean 'ketiganya' belum menikah, dan terjebak dalam cinta segi empat yang rumitnya mengalahkan persoalan utang negara. Tapi bukan Ika Natassa namanya kalau ga sanggup buat aku terpana habis-habisan dengan novel-nya, walaupun isi cerita Antologi Rasa ini seriously complicated.

Seperti sinopsis yang ditulis di atas, kisah Harris —yang ternyata adalah adik kandung dari Ale-nya Critical Eleven, ternyata ga se-smooth dan ga seindah kisah cinta abang-nya. Did I mention Harris in my previous review? I think I did. I did mention his name. Kalo ga salah aku juga mention nama nya Keara sebagai tunangan Harris. Oke, I did spoiler. My bad hahahaha. Inilah akibatnya kalo baca buku Ika Natassa ga sesuai tahun terbitnya. Critical Eleven harusnya terbit jauh setelah Antologi Rasa. Tapi apa daya kalo aku kepincut-nya sama Critical Eleven duluan en baru ngeh sama buku-buku Ika Natassa yang lain.


Source: Ika Natassa

To be honest, dibanding Antologi Rasa aku jauhhh lebih menyukai Critical Eleven. Bukan karena ceritanya ga bagus en ga menarik, tapi lebih kepada ending-nya yang kurang smooth layaknya Critical Eleven. Saat pertama baca Antologi Rasa sebenernya aku lebih menyukai gaya bicara tokoh-tokohnya yang menyenangkan dan Jakarta-an banget itu. Apalagi dirty joke dari Harris dan Keara yang bikin ketawa-ketawa sendiri.  Bisa dibilang Harris adalah tokoh paling menarik disini. Baca bagian dia bikin aku ketawa dan ketawa terus menerus. Sejak dia muncul sebagai cameo di Critical Eleven aku langsung suka gaya playboy nya yang tengil dan nyablak. Do I ever say that I love bad boys? Harris is that kind of boys. Aku suka Ale dan semua kedewasaan-nya. Tapi aku juga suka Harris dan semua kelucuannya.  I love funny guy. Bukan cowok yang jadi bahan tertawaan. Tapi pria yang seriously gorgeous. But can make you laugh out loud.  Sayangnya aku gak terlalu menyukai sosok Keara layaknya aku memuja Anya.

Well, kayanya sih ya Anya itu karakter perempuan yang matang dan jadi banget. Tapi Keara, she’s not my type. Bukan karena kecenderungannya untuk party dan nge-sex sesuka hati tapi lebih kepada pilihan-pilihannya yang sembrono. Apa ya? Dia tipikal cewek yang akan bikin aku gemes luar biasa karena ke-egoisannya.  Caranya dia menyalahkan Harris dan menghapus Harris dari hidupnya jelas-jelas tindakan yang berat sebelah. You fucked him too for God sake! But you act like victim and blame him all alone. Oke, it’s gonna be long if I talk about this tapi kayanya ini ciri khas Ika Natassa dalam novel-nya. Dia selalu bikin karakter wanita dalam novel-nya marah berkepanjangan sementara pihak pria akan sibuk melakukan apa saja untuk mendapatkan pengampunan dari si wanita. Yup, I got the point but I really feel sorry for Harris. He deserve more chance to show his love for Keara. Tapi yang Harris dapatkan di akhir hanya lah open ending. Akhirnya nih, dia mendapat kesempatan kedua dari Keara dimana di Critical Eleven kita akan tau bahwa finally he got her.  But I need a full story of them. Gimana Keara jatuh cinta habis-habis an dengan Harris layaknya dia jatuh cinta dengan Ruly. Bagaimana Keara menginginkan Harris layaknya dia diam-diam menginginkan Ruly. I need that!! 

Argghh, tapi aku harus puas dengan pernyataan Keara di akhir buku tentang Harris, “This is Water”. That’s impressive but I want more kak Ika.. I want moreeeee >.<


Keara and Harris. Source: Ika Natassa

Anyaway buku ini tetep membuatku terperangkap meskipun perkembangan ceritanya ga seperti yang aku harapkan. Jujur, aku kurang suka dengan karakter lain kecuali Harris. Aku ga suka juga dengan Ruly yang keliatan-nya aja alim dan bersahaja tapi nyata-nya nyebelin juga. Yang paling aku ga suka dari Keara dan Ruly adalah, mereka menjadikan perasaan orang lain seperti mainan. Atau pelarian semata. They do flirting, kissing and hugging but without love. Perasaan orang lain kaya barang yang bisa dibuang kapan aja saat udah ga butuh. Dia boleh suka party, clubbing, free sex, minum-minum sampe mabuk dll, I don't care. Tapi kalau uda bicara soal attitude dan perasaan, what you do is bad bitch, go to hell lah! Aku agak garis keras masalah beginian, so I just don't like Keara for this. Apapun alasannya, it's just NO for me

Tapi aku bener-bener simpatik sama Harris. Dia yang bad guy disini, tapi entah kenapa buat ku dia yang paling ga munafik. Gila ya Ika Natassa ini, dia selalu bisa bikin karakter pria yang lovable macam Ale dan Harris. Pria yang  bikin pembaca wanita kaya saya susah membedakan antara delusi dan kenyataan.  Ale is always be my number one but Harris and all his bad things, how he love one woman for that long, it’s drives me crazy



Selain karakter pria-nya yang irresistible itu, novel Ika Natassa selalu asik untuk dibaca. Gaya bahasanya yang gaul, cerdas, menyenangkan ditambah slang language di sela-sela percakapan juga campuran Indonesia-Inggiris yang tersebar hampir di setiap halaman, bikin aku kecanduan dan ga bisa berhenti baca.  Ga peduli mataku udah ga friendly lagi untuk menatap tulisan terus-menerus, I just can’t help myself. I keep reading. Hebohnya lagi, kak Ika ini bikin akun twitter milik Keara, Harris bahkan Ale yang dia operasikan secara pribadi. So, they feels so real, right? And tweet mereka lucu-lucu by the way, it's like you met them in person hahahaha. Antalogi Rasa juga akan dibuat film-nya lohmenyusul Critical Eleven yang sudah selesai syuting dan tinggal tunggu waktu tayang di bioskop Mei mendatang. Apakah pemeran Harris dan Keara di Antalogi Rasa akan sama dengan Harris dan Keara di Critical Eleven? Kak Ika jelas belum mengumumkan apapun soal ini. Just wait for it, katanya.

To close my review, I would say thank you Ika Natassa for write many wonderful stories and create wonderful  male character like Ale or Harris in your book. It’s really nice to be Indonesian when we have an author like you in the country. It’s my pleasure to read your work!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...