Jumat, 22 Juli 2016

Bangkok Trip



Helllloooooooo!!
After a months I refuse to write anything on my blog, finally I make up my mind and try to write something!
It's really hard to write something again but I must endure and keep trying.
And I Did it!

So, today’s article is about my short trip (escape) to Bangkok in early June!

I know it's very very very late but.. better late than never, right?


Jadi...tanggal 9 – 13 Juni kemarin, akhirnya aku dikasi kesempatan sekali lagi untuk bisa berkunjung ke luar negri. I’m really thankful for this chance! Mengingat pengalaman ku keluar negri yang baru sekali doang (kasian ya) yaitu, waktu ke Singapore tahun 2013 yang lalu —dan betapa susahnya untuk dapat ijin ke luar negri dari kantor pada waktu itu, pastinya aku semangat banget bisa dikasi kesempatan sekali lagi untuk ngerasain gimana seru nya berkunjung ke negri seberang.  

For your information, rencana untuk ke Bangkok ini dadakan banget. Semuanya baru terpikir di awal Mei dan benar-benar terlaksana sebulan kemudian. Rasanya kaya mimpi. Kenapa justru rencana dadakan yang lebih mudah terlaksana dibanding dengan rencana yang udah diatur masak-masak? Life is full of surprise, isn't it?

Walaupun senang bisa berangkat ke luar negri dadakan, aku sangat tidak menyarankan kalian semua untuk meniru apa yang aku lakukan. Rencana dadakan seperti ini emang seru dan asyik, tapi kelemahannya terletak pada budget. Saking mendadaknya rencana perjalanan ini, aku dan partner ku terpaksa merogoh kocek cukup dalam untuk beli tiket pesawat. Kita jelas ga dapet harga promo. Selain karena menunggu dapat ijin dari kantor —yang ampun-ampunan susahnya, partner ku juga masih harus mengurus visa Korea nya di Jakarta. Alhasil karena terus menunda waktu beli tiket akhirnya kita berdua dapet harga tiket yang mahal. 

Kita harus menyiapkan kurang lebih 3 juta rupiah hanya untuk tiket pesawat pp ke Bangkok!! Bayangkan!! Itu pun cuma satu bagasi doang. Jadi berdua 20 kg. Sedih banget pokoknya kalo inget harga tiket pesawat kami. But, no pain no gain. Meskipun kemahalan tapi dengan tekad kuat untuk bersenang-senang, sejenak kami berbesar hati menerima kenyataan. As long as we were young, money will come to us! Hard work never lie!


Adalah seorang cewek bernama Devina. Dia itu sahabatku waktu kuliah di WM dulu. Setelah lulus kuliah dia sempet kerja kantoran gitu di Yamaha, tapi cuma untuk cari modal buat sekolah lagi di Korea. Dua tahun lalu dia akhirnya berangkat ke Korea dan belajar bahasa disana selama setahun. Sekarang dia udah pinter ngomong Korea en buka usaha sebagai guru les merangkap guide tour private di Korea. Berbekal pengalaman nge-guide di Korea, bukan hal susah buat dia untuk cari info tentang Bangkok juga rute-rute nya kalau mau jalan disana sendiri tanpa tour. 

So, this is our journey in Bangkok by Devina and Debra. #DD
Let’s check it out:
  • Day 1 - 9 Juni 2016
*SurabayaJakarta

Kita ga milih penerbangan yang direct ke Bangkok karena tanggal 9 Juni ga ada penerbangan dari Surabaya ke Bangkok. Jadi kita harus transit ke Jakarta dulu baru ke Bangkok. Ini semua karena kita mau hemat uang tiket. Penerbangan transit jelas lebih murah. Awalnya sih mau berangkat tgl 10 Juni, tapi karena mau hemat waktu selama di Bangkok, alhasil mau ga mau satu hari harus dihabiskan untuk perjalanan. Jadilah kita berangkat hari Kamis biar ga mengganggu jadwal hari Jumat. Dengan transit di Jakarta terlebih dahulu kita bisa hemat sekitar 300 ribu rupiah. Selain itu, ini jadi pengalaman pertama ku datang ke Jakarta. Walaupun cuma mampir di bandara-nya doang sih hahahaha. Meskipun demikian aku sempet nyoba beli Krispy Kreme dan makan Bakmie GM yang legendaris itu. Krispy Kreme enaaaakkk banget, langsung aku nobatkan sebagai donat favorit tapi Bakmie GM ternyata biasa aja. Ga seenak yang dibilang orang. Oiya! Ngomong-ngomong, dari Surabaya ke Jakarta aku naik Citilink. Berangkat jam 10 pagi dan sampai di Jakarta sekitar pukul 11 siang.

*JakartaBangkok

Dari Jakarta kita berangkat ke Bangkok naik Air Asia jam 16.30 dan tiba di Bangkok jam 19.30. Begitu sampai Bangkok yang kita lakukan adalah beli SIM Card. Dengan harga 200 baht (setara dengan 80ribu) kita uda bisa dapet kartu perdana Bangkok dengan kuota internet 1.5 GB. 


Itu yang pake baju biru aku hahahahaha

Setelah beres dengan SIM Card dan bisa eksis, lanjut dengan antri taxi buat ke hotel. Dari bandara Don Muaeng ke Baiyoke Boutique Hotel —tempat kami menginap, kita harus bayar 520 baht (208ribu) untuk ongkos taxi sekaligus tiket tol. Seharusnya kita udah lelah dan capek waktu tiba di hotel. Tapi karena masih hari pertama, rasa penasaran masi tinggi. Jadilah jam 10 malem kita jalan kaki keluar hotel dan menemukan Pratunam Night Market dekat hotel kami menginap. Tanpa bisa dicegah, aku langsung kalap belanja disana hahahaha.. Baru beberapa jam nyampe Bangkok aku langsung menghabiskan 1000 baht sendiri untuk belanja baju >.<

  • Day 2 - 10 Juni 2016

*Bangkok – Cha Am – Hua Hin



Oke, ini adalah hari yang sangat penting. Kenapa? Karena hari ini perjalanan kami ga boleh gagal. Tapi justru dibanding tujuan lain, tujuan hari ini adalah destinasi paling jauh dan paling berbahaya. 

Jauh, karena letaknya di luar Bangkok. Butuh 3 jam perjalanan ke sana
Berbahaya, karena kami buta arah dan ga tau harus naik apa kesana. 


Berbekal nekat dan sedikit informasi mengenai persewaaan mini van yang katanya ada di Victoria Monument, pagi-pagi kami berangkat kesana. Kami naik taxi (60 baht) ke Victoria Monument dan disana kami mendapati banyak pedagang kaki lima yang jual makanan (harga makanannya 20-30 baht) di pinggir jalan. Keberadaan mereka menggugah selera banget karena kami belum sarapan —biaya sewa kamar hotel kami tidak termasuk sarapan pagi. Setelah sarapan sebentar kami menemukan mini van yang kami cari! Terima kasih pada bapak supir taxi yang sudah baik hati memberi informasi bentuk minivan yang harus kami naiki untuk bisa sampai ke Cha Am. Tanpa menunggu lama kami ketemu dengan penjual karcis mini van. Setelah tanya rute dan harga (160 baht/orang), dengan cepat kami sudah duduk di mini van dan menunggu keberangkatan. Perjalanannya bener-bener jauh! Tapi worth it karena mini van nya nyaman dan ber-AC. Kita juga diturunkan pas di depan Santorini Park —tujuan pertama kami hari itu!


*Santorini Park

Harga Tiket: 150 baht
Sampai di Santorini aku bener-bener histeris. Selain penuh syukur karena sukses sampai di Santorini Park tanpa kekurangan suatu apapun, aku juga amazed banget sama tempatnya. Bagus banget! Cantik. Cocok buat foto-foto dan ngeksis :D Mungkin ini adalah tempat favoritku selama di Bangkok. Aku suka suasana dan warna-warnanya yang di dominasi biru dan putih. Walaupun super cantik dan bagus tapi namanya park atau taman, dimana-mana ya panas! Apalagi tempat terbuka kaya gini. Panasnya luar biasa.


*Swiss Sheep Farm (SSF)

Harga Tiket: 120 baht
Ternyata, walaupun jaraknya keliatan dekat dengan Santorini Park, ternyata SSF tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Selain cukup jauh, kami bisa pingsan di tengah jalan kena sengatan matahari Bangkok yang ampun-ampun panasnya. Alhasil kami harus naik transportasi lain kesana. Pertanyaannya, naik apa



Waktu kami tanya dengan petugas tiket yang jaga di Santorini Park, mereka dengan baik hati menyarankan kami untuk sewa mobil. Dari Santorini kami bisa ke SSF dan The Venezian (tujuan kami yang paling akhir hari itu) —yang letaknya di Hua Hin, lalu kembali ke pemberhentian mini van dalam satu kali jalan. Mereka bahkan membantu kami mencari supir dan mobilnya sekalian. Setelah menawar dan berdiskusi akhirnya kami sepakat untuk membayar mobil dan supirnya sekaligus dengan harga 800 baht. Harga yang murah untuk ukuran jarak sejauh itu. Lagian kami jalan berdua jadi ditanggung berdua ^^ 


Sambil menunggu sopir dan mobil sewaan kami datang, kami diminta menunggu di kantor mereka. Disana bisa ambil air minum gratis juga bisa bikin kopi sendiri. What a good day! Tuhan itu bener-bener baik sama kami! Di saat kami buta dan ga tau harus apa, Tuhan buka jalan buat kami. He makes everything clear and easy for us! Sebagai tambahan, supirnya ternyata baik hati, jujur dan super tulus. Dia sangat konsisten dan tepat waktu. Kami se-agama dan dia benar-benar bertanggung jawab atas tugasnya. God is really good for us..


*The Venezian

Harga Tiket: 280 baht
Kami sudah super lelah waktu sampai di The Venezian. Walaupun tempat ini ga kalah bagus dengan dua tempat sebelumnya, tapi mood untuk foto sudah berkurang drastis. Selain muka sudah berminyak karena keringetan terus, baterai kamera Devina juga mulai habis. Akhirnya kami hanya menghabiskan waktu dengan jalan-jalan dan melihat-lihat. Bangkok cuacanya panasssss luar biasa. Tapi sekali lagi kami ga bisa protes. Kenapa? Karena cuaca panas itu pun sungguh berkat yang luar biasa. 


Sebelum kami berangkat ke Bangkok, kami baca ramalan cuaca bahwa di hari Jumat dan Sabtu, Bangkok akan mengalami hujan badai. Mengingat tempat yang akan kami kunjungi ini outdoor, kami sungguh khawatir dan was-was kalau-kalau hari itu hujan deras seperti yang diperkirakan ramalan cuaca. Sungguh sia-sia kalo ke Santorini Park, SSF dan The Venezian saat hujan. Maka saat cuaca terik dan panasnya minta ampun, kami ga punya alasan mengeluh. Sebetulnya itulah yang kami doakan. Cuaca yang cerah dan tanpa hujan. Justru saat kami akhirnya dalam perjalanan kembali ke Bangkok, hujan deras melanda. Itu bukan lagi masalah karena kami ada dalam mini van sampai 3 jam ke depan. God really care about our need. Hal kecil seperti cuaca, alat transportasi dan orang-orang yang mau membantu dengan tulus pun Ia perhitungkan dan sediakan semua. 

Aku dan Devina ga bisa berhenti mengucap syukur dan takjub dengan pengalaman kami di hari ini. Tuhan bener-bener baik sama kami ^^

  • Day 3 - 11 Juni 2016

Pagi hari kami habiskan untuk melihat-lihat Pratunam Market, disini harga barangnya murah-murah dan masih bisa ditawar. Yang dijual hampir mirip dengan di malam hari tapi jelas pakaian perempuan mendominasi di tempat ini.

*Platinum Mall

Jarak hotel kami ke Platinum Mall ternyata ga jauh-jauh amat. Kalau ga terbiasa jalan mungkin akan sedikit capek tapi kalau sudah terbiasa ya oke-oke aja. Disini adalah surga belanja untuk para perempuan. Barang-barangnya bagus. Baju dari berbagai model dan tipe tumpah ruah. Selain untuk perempuan, ada lantai khusus untuk baju pria dan juga beberapa tempat untuk anak-anak —walaupun tidak sebanyak toko yang menjual baju untuk perempuan. Selain pakaian, di mall ini ada juga tempat oleh-oleh juga toko aksesoris. Segala jenis kalung, gelang, gantungan tas, tas, topi, syal bahkan apron memasak, ada. Siapkan uang yang banyak di tempat ini, karena setiap perempuan pasti kalap kalau sudah kesini >< Mall-nya cukup besar, hawa-nya juga oke, ga panas kaya di pasar, dan lagi harus coba makan di food court nya juga. Makanannya murah dan rasanya enak.


*Siam Square



Inilah yang kami tunggu-tunggu. Jalan-jalan ke Siam Square! Tujuan kami bukan untuk nge mall tapi untuk liat-liat café yang ada di sekitar Siam Square. Kami pengen nyobain dua café hari ini. Pertama Hello Kitty Café di Siam Square One yang kedua adalah Mango Tango. Hello Kitty Café nya gampang ditemukan. Selain tempatnya tepat di ujung pintu, tempatnya juga besar dan sangat menarik perhatian. Puas banget selama disini. Rasanya ga pengen buru-buru keluar dan pengen nyobain semua menu-nya yang lucu-lucu. Tapi mengingat rute selanjutnya dan waktu yang terus berjalan kami harus segera move on ke Mango Tango.


Lokasi Mango Tango ini yang agak susah. Karena letaknya ada di gang-gang kecil di sekitar Siam Square. Kami sempat tersesat sebentar dan harus berkali-kali tanya ke penduduk sekitar untuk menemukan tempatnya. Kami bahkan sempat kehujanan. Untungnya hujannya cepat berhenti waktu kami berdua asik nongkrong di Mango Tango. Disini kita mencoba Mango Sticky Rice yang terkenal itu bersamaan dengan Ice Cream Mango and Cream. Karena bukan penggemar mangga, aku ga berekspektasi tinggi. Tapi ternyata aku suka. Setelah puas makan dessert, kami segera lanjut ke Asiatique sebelum gelap.

Mango Tango

*Asiatique

Perjalanan ke Asiatique ini cukup pelik. Karena —sekali lagi, kami ga tau jalan hahahaha. Kami harus bolak-balik Tanya ke petugas BTS (Bangkok Mass Train System) rute untuk ke Asiatique. 

Kartu BTS

Oh ya, sebelum lupa BTS Bangkok ini cukup rumit karena tiketnya bukan untuk sekali jalan. Jadi kami harus benar-benar melihat rute dan membeli karcis sesuai dengan tujuan. Untungnya kami ketemu dengan penduduk Thailand yang ramah dan mau menjelaskan rute yang benar untuk kita. Berkat dia kami jadi tau rute yang harus diambil. Sekaligus kami jadi punya teman baru orang Bangkok. Namanya Pook Pik Demon. Unik ya namanya hehehehehe.

Di atas Perahu Shuttle 

Kalo mau ke Asiatique kami harus naik perahu shuttle menyeberangi sungai Chao Praya. Pengalaman yang seru juga menegangkan. Aku tegang, takut kapalnya terbalik hahahaha. Karena yang naik bukan main banyaknya. Satu-satunya sarana untuk ke Asiatique adalah naik kapal gratisan ini, jadi semua orang yang mau ke Asiatique harus menyeberang dengan kapal ini.  Asiatique sendiri terdiri dari banyak sekali café juga bianglala super besar. Tempatnya cantik. Lengkap dengan toko oleh-oleh dan aksesorisnya. Belum lagi ada lapangan di tengah-nya yang menampilkan gembok-gembok cantik seperti di Korea.


Disini kami makan malam di restoran khusus makanan Thailand. Tujuannya untuk nyobain Padtai sama Sop Tom Yam tapi keliatannya kami salah masuk restoran. Karena meskipun harganya mahal dan tampilannya menjanjikan, rasanya jauhhh dari enak. Biasa banget dan hambar. Walaupun sedih karena makan mahal dengan rasa ga enak, tapi tetap jadi pengalaman tersendiri buat kami. Diinget-inget lain kali ga akan makan disana lagi >.<


Sebenernya jam 9 malem ada pertunjukkan Lady Boy di Asiatique, berhubung kami berdua uda capek banget —plus super kepanasan, akhirnya kami memutuskan untuk pulang dan istirahat di hotel. Perjalanan pulang dari Asiatique ke hotel, kami kembali naik BTS. Dalam perjalanan ke BTS setelah menyeberangi sungai Chao Praya tanpa sengaja aku melihat sebuah kejadian yang bikin tegang. Kayanya ada pencopetan gitu. 

So, ini warning buat semua yang mau ke Thailand: Thailand itu kaya Surabaya. Buanyaakk banget copet-nya. Jadi kita harus selalu aware sama barang bawaan kita maupun benda-benda berharga yang kita bawa. Terutama passport, dompet dan handphone. Harus selalu berjaga-jaga. Apalagi di tempat super padat macam BTS. Rawan banget copet dan pencuri disana.

  • Day 4 - 12 Juni 2016

Hari ini kami terlalu bersemangat. Kami sudah keluar dari hotel semenjak jam 8. Tujuannya sih emang mau jalan-jalan ke market dekat hotel dulu baru ke tempat tujuan kami hari ini. Tapi begitu sampai di tempat tujuan, tempatnya malah belum buka >.<


*Terminal 21



Mall ini buka jam 10 tet. Jadilah aku dan Devina menunggu di depan mall sambil jalan-jalan. Sempet beli makanan pinggir jalan, sosis dibalut semacam kulit tepung gitu, rasanya asoyyyy.. enak banget!


Begitu mall buka, kita masuk. Yang unik dari mall ini adalah tiap lantainya punya tema sendiri-sendiri. Kenapa namanya Terminal 21? Karena tiap lantainya melambangkan negara-negara tertentu. Jadi kita semacam ada di bandara yang bisa bawa kita ke berbagai negara. 


Ada lantai Negara Jepang, London, Hollywood dan America. Tujuan utama kesini adalah buat sarapan. Kita langsung ke foodcourt nya di lantai 5. Nama foodcourt nya Pier 21. Sebelum ke Thailand sudah sempet cari info mengenai foodcourt di Pier 21 ini —yang katanyan enak itu Tom Yum Kung di Thongcai Tom Yum Noodle. Rasanya emang endessss banget. Buat penyuka pedas pasti langsung kepincut. Berhubung aku ga bisa makan pedes, akhirnya aku pesen masakan babi. Itu juga ga kalah enaknya. Dan yang bikin seneng nya berlipat ganda, harga makanan di Pier 21 ini muraahhhh banget!! So our tummy happy, our wallet happy too hahahaha


*Chatuchak Market

Untuk ke Chatucak Market dari Terminal 21, kami harus naik BTS lagi dan turun di Mo Chit —di BTS aku sempat ketemu bule super ganteng dan sexy aduduh... (mohon abaikan)

Seperti namanya, tempat ini bener-bener pasar yang sesungguhnya. Suasananya mirip banget sama pasar Turi. Sempit, super panas dan harga barangnya murah. Segala barang kayanya ada disini. Buat yang suka belanja kayanya ini bisa dibilang surga kedua setelah Platinum Mall, walaupun surga yang panas hahahaha. Ada sepatu, sandal, tempat makan, bahkan ada satu tempat khusus untuk orang-orang bule. 

Sekali lagi, karena ini pasar kita harus tetap berjaga-jaga dengan barang bawaan kita. Oya satu lagi, di Chatucak ada tempat jual Padtai yang super enakkk. Meskipun hanya warung pinggir jalan tapi rasanya super enak. Dibandingkan padtai yang ada di Asiatique, yang ini jauhhh lebih enak. Ada jual ice cream kelapa juga. Duh, ice cream nya ga kalah enak. Beneran deh ke Chatucak ini worth it banget. Cuma, kita harus tahan sama panasnya.

*Chocolate Ville



Jarak dari Chatucak Market ke Chocolatte Ville jauhhhh banget. Dan ga ada BTS yang bisa mencapai kesana. Terpaksa kita harus naik taxi. Untuk nawar taxi harus pintar-pintar karena ga semua taxi bisa memberi harga normal. Untuk kesini kita harus bayar taxi 400 baht. Awalnya kita hampir aja tertipu dengan sopir taxi yang memberi harga 800 baht! Gila banget! Untung aku dan Devina menolak mentah-mentah dan mencoba untuk cari taxi yang lain.


Chocolate Ville ini tempat yang super cantik. Cocok banget untuk foto-foto narsis. Mirip kaya Santorini Park. Disini banyak banget spot yang bagus untuk foto. Kayanya memang sengaja dibuat untuk itu. Selain itu, meskipun namanya Chocolate Ville, tempat ini ga ada hubungannya sama sekali dengan coklat. Malahan tempat ini merupakan kumpulan café dengan tema Vintage. Seneng gitu liat tempat dan suasana-nya. Berasa kaya ada di jaman dulu kala. 

Ga afdol rasanya kalo ke Chocolate Ville ga nyobain salah satu café nya. Akirnya aku dan Devina nyoba salah satu café disana dan makan Parma Pizza. Rasanya cukup oke. Harga makanan di café ini hampir sama dengan harga café di Surabaya. Harga standard cafe lah.


Seharusnya, paling cocok kalo ke Chocolate Ville itu di malam hari. Di malam hari banyak lampu-lampu kuning yang bagus banget buat di foto. Suasananya benar-benar cantik. Romantis-romantis gimana gitu. Sayangnya, karena harus segera balik untuk nonton Nanta Show, jam setengah 7 malam aku dan Devina sudah keluar dari sana. Perjalanan dari Chocolate Ville ke Nanta Show sangat jauh dan cukup memakan waktu.

*Nanta Show

Nanta Show ini dengar-dengar adanya cuma di Bangkok sama di Korea. Well, aku ga tau kebenaran dari info ini. Tapi toh aku sudah nyampe Bangkok, jadi kenapa aku gak sekalian nonton aja? 

Awalnya aku emang sama sekali ga ada keinginan untuk nonton Nanta Show. Tapi karena beberapa teman menyarankan untuk nonton dan Devina bilang kalau di Korea harga tiketnya lebih mahal, akhirnya aku memutuskan untuk nonton. Dan berkat bantuan teman, aku sudah beli tiketnya dari Surabaya. Itu pun suatu keputusan yang bagus karena kalau langsung beli di Thailand —on the show, harga tiketnya bisa 1300 baht (520 ribu rupiah) sendiri. Sementara aku beli dari Surabaya cuma Rp 265.000,- setara dengan 662 baht. Beda separuh harga! Thanks God aku sudah beli semenjak di Surabaya. Sekali lagi, God is good.


Nanta Show adalah pertunjukkan masak disertai dengan tarian dan cerita yang lucu. Para pemainnya orang Korea asli dan mereka jago banget perform nya. Walaupun acaranya berlangsung 1.5 jam tapi ga kerasa karena pertunjukkan mereka benar-benar menghibur dan lucu. Meskipun tidak perlu berdialog, para pemainnya bisa menarik perhatian penoton dan berkomunikasi hanya dengan ekpresi wajah dan body language mereka. Aku sering dibuat terpesona dengan kekompakakn mereka menggebuk tong dan memotong wortel dengan sangat cepat. Juga akrobatik yang mereka tampilkan. Ga diragukan lagi mereka sangat professional. Pemain yang perempuan juga super cantik dan badannya super fit. Perfect banget! Meskipun awalnya aku agak sanksi dengan acara ini, tapi pada akhirnya aku menikmati sekali. 


Sayangnya selama pertunjukkan kita ga diijinkan merekam. Mungkin itu kebijakan agar pertunjukkan ini selalu orisinil dan ga ditiru di tempat lain. Tapi seusai acara kita diijinkan foto bareng dengan semua personilnya dengan membayar 40 baht. I'm happy

Oya satu lagi, Thailand ini sangat memuja dan mencintai raja mereka. Sebelum acara Nanta dimulai, mereka memutar video tentang raja mereka. Kami semua yang hadir wajib bangkit berdiri untuk menghormati meskipun kami bukan warga Negara Thailand. Benar-benar Negara yang sangat memuja raja-nya!

  • Day 5 - Last Day, 13 Juni 2016

Acara hari ini hanyalah berburu oleh-oleh dan packing untuk bersiap kembali ke Surabaya. Pesawat kami berangkat pukul 15.30 tapi kami sudah stand by di bandara sejak jam 2 siang. Bandara hari itu super rameee. Penuh dengan orang yang kembali ke negaranya masing-masing.  

Saat di bandara kami sempat melihat kejadian yang cukup membuat shock. Kami sempat melihat bule yang mimisan parah. Sampai-sampai handuk tangan yang ia gunakan untuk mengusap hidung nya, penuh dengan bercak darah. Karena handuknya yang berdarah-darah itu, keberadaannya jadi menarik perhatian semua orang di sekitarnya. Termasuk aku. Saking tegangnya aku sampai speechless dan ga mampu berkata-kata. Padahal aku sudah bersiap menawarkan tissue. Untungnya pekerja bandara bergerak cepat, tidak lama datang dua petugas bandara yang menghampiri bule ini dan menanyakan keadaannya. Dari percakapan mereka aku sempat dengar kalau bule itu sendiri tidak tahu kenapa dia bisa mimisan parah seperti itu. Fiuh pemandangan berdarah-darah ini sempat bikin mood ku kacau balau >.<


So this is my short journey in Bangkok

Walaupun masih agak sebel kalau inget harga tiket pesawat (kemahalan) yang kami beli tapi aku merasa itu layak dengan pengalaman dan kesan yang aku dapat selama di Bangkok. Ini bukan perjalanan yang sempurna. Beberapa kali kami sempat tersesat malam-malam untuk cari jalan balik ke hotel dari stasiun BTS dan bahkan sempet makan MCD malam-malam karena ga nemu food market yang terkenal di Pratunam. Saking lapernya, lihat MCD langsung kalap. Ga peduli di Surabaya MCD ada dimana-mana, terpaksa kami makan itu demi perut yang super keroncongan.

Belum lagi baju dan tampilan kami yang sering keliatan kucel. Karena berangkat sendiri, kemana-mana kami lebih banyak jalan kaki. Alhasil waktu untuk foto atau share video itu jarang banget —kecuali tempat-tempat yang emang untuk foto-foto. Kami lebih sibuk cari jalan dan rute untuk bisa sampai ke tempat selanjutnya. Juga menghemat baterai handphone kami karena kami sangat butuh Google Maps. Jadi hape ga boleh mati. Waktu charge hape adalah malam hari, bersamaan dengan power bank. Hotel temnpat kami menginap super pelit listrik. Jadi tegangannya kecil banget. Butuh semalaman supaya baterai kami penuh. 

Sementara untuk baju, kami selalu pakai satu baju untuk satu hari. Kami ga ada yang niat bawa baju selama jalan-kalan karena males bawa berat-berat. Jadi jangan heran kalo foto-foto yang aku share di IG kebanyakan dengan baju itu-itu aja. Karena aku emang ga berniat show off. Yang aku mau adalah explore dan mengalami sesuatu yang baru. 

Dan seperti yang selalu diingatkan temanku, —Devina, ini adalah Healing Trip. So, don’t complain. Just thankful. In the mid of storm in my life, I still have a chance to have a trip. It’s really blessing from above. I shouldn’t mad or angry. I must full myself with thankfulness



Bisa pergi di tengah-tengah jam kerja yang sibuk dan tanpa tanggal merah itu aja uda sebuah berkah tersendiri. Selain itu, ada teman yang mau menemani aku dalam kegilaan ini, itu benar-benar mujizat.  Maybe you can call itShort Escape”. Pergi ke luar negri sendiri tanpa tour itu buat aku bener-bener mustahil. Aku ga bisa baca peta. Lagian orang mana yang kurang kerjaan mau menyanggupi ajakanku untuk ke luar negeri mendadak? Tapi Tuhan sungguh sayang sama aku! Ada aja orang yang Ia kirim untuk bisa menghiburku. Bahkan orang itu sangat berpengalaman dalam hal-hal seperti ini. Dia mau diajak ikutserta dalam rencana gila ini dan sekaligus jadi tour guide pribadi ku. Thank you so much Devina


*dulu waktu ke Singapore aku juga bareng dia, sekarang aku ke Bangkok bareng dia lagi. Kenapa setiap ke luar negri aku selalu bareng Devina ya? Mungkin kami emang berjodoh untuk jadi rekan traveling!*

There's nothing I want to say except.. I’m blessed!! Thank you Jesus ^^

5 komentar:

  1. halo sis.... mau tanya donk, pas sewa mobil di santorini untuk ke SSF-The venezia-pool van ke bangkok itu nego harganya sama yang penjaga tiket atau drivernya yah? emang awalnya buka harga brp? thanks yah sis...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Wilona...
      Aku harga nya nego sama penjaga tiket di Santorini Park..
      Ga langsung sama driver nya
      Aku lupa waktu itu buka harga berapa, kalo ga salah sekitar 900 an...

      Hapus
  2. Halo kak mau nanya,terus kalo mau balik ke Bangkoknya dari Santorini Parknya gimana ya kak caranya?? Makasihh

    BalasHapus
  3. Halo kak, sewa mobil yang di santorini itu, mobil seperti apa? Bisa untuk penumpang 6org gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Lavenia Yenz.. sorry baru balas ya..
      Waktu di Santorini aku dapet mobil sedan..
      Kayanya kalo 6 org agak sempit ya
      Tapi aku dpt sedan krn yg sewain tau aku cuma berdua
      Kalo yang butuh tumpangan 6 org mungkin dicariin mobil sewaan yang muat utk 6 org :)

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...