Kamis, 28 April 2016

God is not Finished with you yet..


It's the fourth month in 2016
And I want to share something that really blessed me this morning!

First let me write the powerful Words from Philippians 1 : 6

“…he who began a good work in you will carry it on to completion until the day of Christ Jesus” (NIV)

Awalnya aku membuka hari ini dengan biasa aja. Nothing special. Suasana hati biasa aja. Semuanya datar dan terasa seperti rutinitas. Ga ada semangat yang menggebu atau keinginan untuk melakukan sesuatu secara spesifik. Bahkan hal-hal seperti nonton drama Korea atau nonton Running Man yang biasanya terlihat menarik mendadak jadi terasa hambar. Biasa. Boring. Menjemukan. Di kantor pun semuanya terlihat begitu-begitu saja. Walaupun dalam hatiku yang terdalam aku punya banyak sekali keinginan, impian dan harapan-harapan yang selalu aku doakan agar terwujud, tapi aku menyadari aku sudah lelah bermimpi. Aku lelah berharap. Aku takut untuk melakukan semuanya. Aku khawatir ketika semua tidak sesuai dengan harapanku, aku akan jadi lebih kecewa dan sakit hati. Aku merasa lebih baik aku biasa aja seperti sekarang supaya ketika kenyataan berbeda dengan ekspektasi aku ga akan terlalu kecewa. 


Tapi ketika aku strolling halaman tumblr ku —ini juga kegiatan rutinitas di kantor setiap pagi, aku menemukan sebuah renungan yang seketika membuatku berhenti dari semua aktifitas ku dan merenungi hidupku di tahun ini. 

Sometimes when God is doing a work in our lives, it can begin to feel a little uncomfortable. We may encounter people who are hard to get along with or have circumstances that seem beyond our control. When this happens, instead of complaining, getting sour or trying to change everything around you, why don’t you look deep inside and say, “Lord, thank You for doing a work in me.

Paragraf pertama ini menamparku keras di muka. Aku menyadari bahwa keenggananku untuk berharap pada Tuhan dan memilih menjalani hidupku dengan biasa saja adalah karena aku lelah menunggu semua hal terjadi di bawah kendali ku

Semenjak awal tahun sampai hari ini aku menemukan BANYAK ketidaknyamanan dalam hidupku. Bahkan sejam pertama di tahun 2016 aku sudah merasa harapanku runtuh. Aku ga on the mood to celebrate new year with a happy heart and smiling widely. Itu berlanjut sampai bulan ini, bulan ke-empat tahun 2016. Banyak hal yang terpendam dalam hatiku ingin meledak keluar. Aku ga puas dengan keadaanku sekarang. Dengan orang-orang di sekelilingku. Dengan keluarga. Dengan orang-orang terdekatku. Dengan pekerjaanku. Bahkan dengan diriku sendiri. 

Aku berpikir: Duh Tuhan susah banget sih untuk get along sama orang ini? 
Di lain hari aku berpikir: Sampai kapan aku harus bertahan dengan keadaan seperti ini?
Besoknya aku menemukan lagi: Ya ampun orang ini kumat lagi!
Besok dan besoknya lagi: Aku lelah sekali Tuhan dengan orang ini. Ga tau lah harus gimana lagi...

I kept my mouth shut but deep inside my heart I have a lot of complaints. Slowly, I tried to hold on without expect anything from anyone. Tidak juga dari diri ku sendiri. Pada akhirnya setiap ketenangan yang berusaha aku bangun hancur karena aku lelah menghadapi keadaan dan orang-orang yang susaaahhhh sekali diajak kerjasama. Hal itu terbukti dari kenyataan bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa aku kendalikan. Sekuat apapun aku berusaha. Itulah yang akhirnya membuatku extra lelah. 

Pada titik ini —setelah aku membaca artikel di tumblraku mulai menyadari bahwa selama ini pemikiranku keliru. Aku terlalu mengharapkan orang lain dan keadaan berubah. Aku berusaha membuat orang lain melihat apa yang aku lihat dan ga menyadari bahwa Tuhan sedang melakukan hal yang sama ke aku. Maka saat aku membaca paragraf berikutnya;

See, I’ve learned that God is more interested in changing me than He is in changing my circumstances. If I choose to stay sour because I’m not getting my way or discouraged because things aren’t happening on my time table, that’s going to keep me right where I am.

Aku mencoba memperbaiki keadaan dengan menenangkan diriku sendiri kalau Tuhan pasti memberikan yang terbaik tepat pada waktuNya. Tapi keadaan terus berubah-ubah dan aku merasa seperti ada di lingkaran setan. Kejadian yang sama terus terjadi berulang-ulang. Kasusnya berbeda-beda tapi pada akhirnya keadaan kembali sama. Sumpah aku frsutasi! Aku didesak waktu dan aku merasa Tuhan harus mengikuti schedule-ku. There's no time left in my schedule but everything keep getting worse. And this sentence describe my condition at it's finest! So, this is what happened now? I was being processed to grow but I didn't realize it and keep stubborn? 

If you want to see change, if you want to see God open up new doors, the key is to bloom right where you’re planted. You can’t wait until everything gets better before you decide to have a good attitude. You have to be the best that you can be right where you are. When you bloom where you’re planted, you’re allowing God to work in you, and He will be faithful to complete what He’s started in you!

And this is the hardest part! *sigh*
Seringkali aku no idea, gimana sih caranya bertumbuh di tempat dimanapun aku ditempatkan sekarang? Entah itu di rumah, di tempat kerja, di gereja, atau di manapun aku berada gimana sih caranya berkembang dan berbuah disana kalau situasi di tempat itu SANGAT tidak menyenangkan? Jawabannya adalah bersabar dan terus bertahan. It's a simple answer but hard to do, right? Jawabannya hanyalah tetap disana dan berikan yang terbaik disana. Wow..tunggu dulu. Ga semudah itu kan?

Tempat kerja. Aku bisa keluar dari pekerjaan-ku sekarang dan cari kerjaan lain —well, I've been think about these a thousand times but I ended up hold on. Still. Karena aku ga tahan dengan rekan kerja-ku. Ga tahan harus ketemu dia setiap hari, ngobrol setiap hari, membahas pekerjaan bersama setiap hari. It's annoyed me! Tapi aku juga ga bisa begitu aja mengundurkan diri karena cari pekerjaan sekarang susah dan kalau aku mau gaji besar, itu juga butuh waktu. Berasa kaya makan buah simalakama deh; bertahan ga enak, keluar hidup jadi susah.
keluarga. I know there's no perfect family. Di luar sana mungkin ada beberapa orang yang stuck di keluarga yang sangat berantakan dan kacau balau. Lebih parah dari keadaan keluargaku. But the point is; when you face your family's problem, you will never think about others family. You will only focus on your own and get frustrated with them. You can't run from your own family right? Me too. Sometimes I really hate my father. And in other time I feel thankful because he's my father. Walaupun terkadang papi adalah orang yang sering membuatku bete dan stress di jalan —juga di beberapa aspek lain, tapi dia sampai kapanpun adalah papiku. I can't ask for another father. I must deal with him everyday
Church. Sometimes I'm a little bit disappointed with our leader in church. Itu sudah pernah terjadi dan membekas. Bukan berarti aku masih punya sakit hati tapi itu membuatku skeptis terhadap jabatan seseorang. Tidak selalu orang yang terlihat wise memang benar-benar wise. Ga semua orang berpangkat tinggi mampu menjalani hidup sesuai jabatannya. Dalam gereja aku juga mengalami yang namanya perubahan persahabatan well, aku ga bisa menemukan istilah lain yang lebih baik jadi ya aku pakai istilah aneh ini. Dari teman dekat jadi teman biasa yang jarang ketemu. Pemikiran "temen gereja lebih baik daripada teman di luar gereja" sekarang sudah ga ada dalam kamusku. Di dalam gereja atau di luar gereja tidak menjadi jaminan apakah seseorang hidup lebih baik atau enggak. Bahkan sesama rekan pelayanan yang setiap minggu selalu ketemu, mereka bisa mengatakan hal-hal yang lebih kejam dibanding orang di luar gereja. See? Kadang aku bertanya-tanya, dimana masuk akal-nya? Tapi ini terjadi dan sedang terjadi! 

You know so many disappointment happened in our life by our closest person. Semua itu menimpa aku juga. Ga cuma pekerjaan yang memberikan ketidaknyamanan, tapi juga keluarga, lingkungan gereja atau bahkan hubungan dengan orang-orang terdekat, semua bisa menimpa dan menyerang kapanpun dan dimanapun, bahkan di saat aku sangat membutuhkan mereka. At one point I want everything just screw up. Let it be destroyed. Let it be broken. I don't want to know anymore. Terserah lah. Hancur ya sudah. Emosi membuat aku ingin memusnahkan semua masalah dengan membuatnya semakin buruk.

Be Patient. God is not finished with you yet


Pekerjaan yang paling dibenci semua orang mungkin adalah menunggu. Setiap kita paling susah kalau diminta menunggu. Ya kan? —harus jawab iya pokoknya! hahahha.. Kita ga suka antri karena antri itu melelahkan dan bikin bosan. Kita ga suka disuruh menunggu teman yang jam karet. Ngomongnya dateng jam 7 tapi kenyataannya baru siap jam 8. Bah! —emosi kan? Kita ga suka kalo macet, karena harus menunggu jalanan sepi baru bisa jalan dengan kecepatan tinggi. Kita ga suka kalo internet kita lemot karena kita ga tahan diminta menunggu lebih lama untuk membuka situs yang kita sukai. Semua hal yang berhubungan dengan menunggu akan membuat kita mudah marah, frustasi, stress dan maunya jalan pintas.

Makanya ada internet cepat, ada drive through di restoran cepat saji —padahal namanya sudah cepat saji tapi masih pengen yang lebih cepat, supaya ga perlu antri di dalam. Sekarang ada pula GPS untuk mengetahui lokasi-lokasi yang memungkinkan kita menghindari area yang macet. Ada mie instant yang bisa mengganjal perut saat lapar—dimana kita semua tau mie ini menjadi favorit seluruh masyarakat Indonesia hingga terdapat beberapa kasus kematian akibat mengkonsumsi mie ini terlalu banyak. Ada wifi di banyak lokasi untuk mengatasi sinyal yang lemot dan cara-cara instant lain yang bisa dilakukan tanpa menunggu. Akhirnya kita terbentuk sebagai manusia-manusia yang maunya cepat saji, cepat beres, cepat selesai, cepat diproses dan semuanya serba cepat. Tanpa sadar itu sangat berhubungan dengan cara pikir kita. Kita maunya masalah di hidup kita juga cepat selesai dan cepat terpecahkan. Kita jadi kurang menghargai waktu.

Tau gak apa penyebab stress? Penyebab stress adalah keinginan untuk mendapatkan apa yang diinginkan sekarang. Apa yang diharapkan harus terjadi sekarang. Sayangnya, dalam hidup, tidak semua hal bisa kita atur semau kita. Hal-hal tidak bisa terjadi saat kita menginginkannya terjadi. Semua hal memiliki waktunya sendiri. Manusia yang terbiasa semua cepat dan instant jadi mudah stress karena mereka tidak terbiasa dengan waktu untuk menunggu.

Sementara Tuhan sangat bersahabat dengan waktu. Sejak awal Tuhan selalu sangat konstan. Tuhan menciptakan bumi selama tujuh hari. Setiap hari Dia menciptakan hal yang berbeda-beda. Kenapa ga Tuhan ciptakan semuanya aja dalam satu hari? Kan lebih cepat kalau begitu? Tapi Tuhan menciptakan segala sesuatu tepat pada waktuNya. Tuhan juga menggambarkan banyak perumpamaan yang berhubungan dengan waktu. Apa aja contohnya? Well, aku ga bisa menyebutkan banyak —nanti tulisanku jadi kepanjangan, tapi salah satu yang terkenal adalah perumpamaan tentang penabur. Bahkan pada artikel yang aku baca contohnya juga tentang menanam. Perumpamaan tentang menabur menjelaskan tentang tanah hati. Tentang Firman Tuhan yang jatuh pada tanah hati yang berbeda-beda. Firman itu dapat bertumbuh dengan baik atau enggak tergantung tanah hati masing-masing. Pertumbuhan itu juga memerlukan waktu. Dalam menanam pun, ada waktu untuk tumbuh dan berbunga. Tidak ada bunga yang langsung mekar indah ketika barusan ditanam. Tidak ada bunga yang mekar dalam semalam. Butuh waktu agar sekuntum bunga bisa mekar dengan indah. 

Sama seperti Tuhan memproses kita. Tuhan selalu menggunakan waktu untuk manusia. Aku rasa bukan kebetulan Tuhan menciptakan waktu untuk kita. Karena bagi Tuhan sendiri waktu tidak bisa menguasaiNya. Kita —manusia, yang dikuasai waktu. 


Cara pikir tercepat kita dalam menghadapi masalah adalah ini bukan salah kita. Ini salah orang lain. Ini salah keadaan. Maka banyak sekali orang berprinsip bahwa attitude mereka bergantung dari bagaimana orang lain memperlakukan mereka. Sekilas itu keliatan benar dan wise banget. Tapi itu salah kaprah. Karena Tuhan fokusnya bukan apa yang orang lain lakukan pada kita, tapi seperti apa reaksi kita saat kita diperlakukan dengan baik atau dengan buruk oleh orang lain. Pola pikir ini —yang berkata bahwa attitude bergantung dari perlakuan orang lain, akhirnya menyebabkan kita selalu menemukan ketidaknyamanan menimpa hidup kita. Hidup terasa berat karena titik poin kita adalah tindakan orang lain pada kita. Titik pandang kita selalu pada keadaan yang tidak menyenangkan. Kita mudah jengkel dan mudah menyalahkan orang lain. Bahkan menyalahkan waktu dan keadaan. Karena apa? Karena orang yang memperlakukan kita dengan tidak baik akan SELALU ADA. Keadaan yang tidak menyenangkan SELALU TERJADI. Sama seperti keluhanku di atas. Saat aku bergantung pada tindakan orang lain, aku akan menemukan banyak alasan untuk disesalkan atau dikeluhkan. Aku selalu menemukan alasan untuk merasa marah. 

Akhirnya aku jadi terbiasa menunggu keadaan sesuai dengan kemauanku baru aku mau melakukan hal yang baik dan hal-hal yang seharusnya aku lakukan. Kenyataannya, Tuhan ingin aku melakukan yang benar terlebih dahulu even dalam keadaan yang tidak menyenangkan, baru apa yang aku inginkan bisa terjadi.

Apa hubungannya dengan waktu? Mengubah pola pikir seseorang itu adalah hal paling sulit di dunia. Butuh waktu untuk mengubahnya. Karena hal itu ga bisa terjadi begitu saja. Harus ada hal-hal yang memicu perubahan itu terjadi. Contohnya, seabrek masalah yang menimpa hidup kita. Segerombolan orang rese yang kayanya ga habis-habis. Sakit hati yang bertubi-tubi. Keadaan yang selalu tidak tepat. Semua itu keliatannya kaya kutukan. Masalah kok ga selesai-selesai sih? Tapi intinya, itu untuk menguji reaksi kita. Yang Tuhan lakukan adalah melatih kita bereaksi dengan benar

Yah shit happen all the time. For the rest of our life! Yang harus berubah itu mental kita. Mental kita dirubah dari yang suka minta soal gampangan jadi siap menghadapi soal sesulit apapun. Waktu lah yang membuat kita berhasil. Seperti ujian yang diberi batas waktu, masalah kita juga punya batas waktu. Ga cuma makanan yang punya expire date, masalah kita juga punya expire date. Waktu kita ditentukan oleh Tuhan sendiri dan waktu untuk setiap orang berbeda-beda tergantung kemauan orang tersebut untuk dibentuk. 


There's a lot of way that God can use, to make us understand what's He's going to do in our life. Agar kita bisa menjadi sabar, peka dan mau bertahan, maka Tuhan bekerja sama dengan waktu. Pemikiran untuk semua harus cepat dan instant itu yang ingin dirubah oleh Tuhan agar kita dapat menggunakan waktu dengan baik dalam menjalani prosesNya. Kuncinya selalu ada di pilihan kita. apa yang harus dipulih? Pilih-lah untuk sabar dan bertahan saat menghadapi masalah. Pilih-lah untuk mau mengoreksi diri dan bereaksi dengan benar. Karena kita maunya serba cepat, kita cenderung mudah emosi kalau kita terjebak dalam keadaan menunggu. Hal-hal itulah yang Tuhan ingin rubah dari hidup kita. 

Untung juga kan Tuhan ga ikutan kaya kita yang maunya serba cepat. Kalau Tuhan ikutan pengen serba cepat, apa kira-kira yang terjadi? Kalau kita dibuat cepat mati kan repot! Bayangkan aja kalau Tuhan sudah lelah dan capek sama kita terus pengennya kita cepet mati aja biar ga nyusahin Tuhan, kemana kita waktu mati nanti? Jelas ga ke surga loh! hahahahaha. I'm joking! Kabar baiknya, Tuhan kita itu ga pernah berubah. Dari dulu sekarang dan selamanya. Sekali Dia memulai sesuatu dengan hidup kita, Dia ga akan berhenti sampai Dia selesai. Tapi, jadi seperti apa kita saat waktuNya selesai; itu semua tergantung pilihan-pilihan —reaksi kita dalam mengatasi semua masalah dalam hidup kita.


Kalau aku terus keras kepala dan lelah dengan hidupku dan keadaanku sendiri tanpa mau membuat perubahan, maka janji Tuhan itu ga akan terjadi dalam hidupku. Semuanya harus dengan cara dan waktu Tuhan. Bukan cara dan waktu-ku. Tuhan yang paling tahu kapan aku siap mendapatkan semua janji-janji yang telah disiapkan Tuhan bagi-ku. 

You now, this time is really hard for me. I keep trying to hold on. I keep thinking to myself, "If I'm not strong enough to face it then who else will do?" Tapi pemikiran seperti ini ga bertahan lama. Aku terus kembali pada pemikiran, "I'm so tired! This tiring life, tiring people, definitely not my favorite season in my life. And I keep worrying that I haven't enough time" 

But, thanks God I found His Words these morning. It's blessed me. And strengthen me. A lot.  

Meskipun sudah dikuatkan lewat artikel, selagi menuliskan semua ini, masih aja ada hal-hal yang membuatku kembali down dan frustasi. Terkadang memang Tuhan ga pake waktu lama untuk menguji, "You feel blessed huh? You decide to keep growing? Ok, let's practice!" I feel like He said this to me hahahaha. Yes it will be hard. Yes it still hurt, even now when I wrote this, but I know it'll worth it! 

"So come whatever I'll stick with You. I'll walk You'll lead me"
In the end, I hope this letter will bless everyone —who read my messy article. I hope you got my point —karena ketika aku terlalu fokus nulis, semuanya jadi campur aduk. Kadang ga kerasa kalau udah ga sesuai urutan dan ga tertata dengan baik. But I hope everybody will keep holding on. Siapapun yang saat ini mungkin sedang dalam pergumulan dan sedang dalam masa-masa yang berat sepertiku, pesanku: keep strong. Menjadi kuat itu pilihan. Itu keputusan. Bukan keadaan yang membuat mu kuat, tapi tekad dan kemauanmu sendiri. Apalagi kalau Tuhan yang menyertai. So, keep your faith always and obey His Words!



Source: The Journey of Faith

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...