Kamis, 26 November 2015

Book Review: The 5th Wave by Rick Yancey

Book Review

Author: Rick Yancey
Originally Published: 2013
Genre: Science Fiction
Followed By : The Infinite Sea
Country: United State of America
Rating : 4.5/5

Sinopsis dari Cover Belakang:


Setelah Gelombang 1, hanya kegelapan yang tersisa.
Setelah Gelombang 2, hanya orang-orang beruntung yang lolos.
Dan setelah Gelombang 3, hanya yang tidak beruntung yang bertahan.
Setelah Gelombang 4, hanya ada satu peraturan: JANGAN PERCAYA PADA SIAPA PUN.

Alien menyerbu Bumi dan menyapu habis manusia dalam beberapa gelombang. Cassie berhasil bertahan sejauh ini. Menurutnya, untuk tetap hidup, ia harus sendirian. Sampai ia bertemu Evan Walker. Cowok misterius itu mungkin satu-satunya harapan Cassie untuk menyelamatkan adiknya—atau bahkan menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, Cassie harus memilih antara percaya atau putus asa, melawan atau menyerah, hidup atau mati. 


MY REVIEW:

“If aliens ever visit us, I think the outcome would be much as when Christopher Columbus first landed in America, which didn’t turn out very well for the Native Americans.” Stephen Hawking

Cassie (bukan Cassie dari Cassandra atau Cassie dari Cassidy tapi Cassie dari Cassiopeia) berkelana seorang diri dalam dunia yang sudah rusak akibat invasi dari alien. The Others ―panggilan Cassie untuk para alien yang menginvasi bumi, telah membinasakan tiga perempat dari seluruh penduduk bumi. Demi mencari adiknya, Sammy ―yang telah terpisah darinya semenjak gelombang 4 menyerbu bumi, Cassie bertahan hidup mati-matian. 

“But if I'm it, the last of my kind, the last page of human history, like hell I'm going to let the story end this way. I may be the last one, but I am the one still standing. I am the one turning to face the faceless hunter in the woods on an abandoned highway. I am the one not running but facing. Because if I am the last one, then I am humanity. And if this is humanity's last war, then I am the battlefield."

Melalui pikiran dan sudut pandang Cassie, kita dapat mengetahui bahwa bumi telah melewati 4 gelombang penghancuran, dimana gelombang pertama berupa Bom MVP (kegelapan total, listrik bahkan handphone maupun mobil sama sekali tidak bisa digunakan) yang menghabiskan satu persen penduduk bumi. Itu masih tidak seberapa dibandingkan gelombang dua ―yang berupa tsunami besar-besaran. Tsunami ini menghilangkan seperempat daratan di bumi. Disusul dengan gelombang ketiga, penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Separuh penduduk bumi meninggal akibat penyakit ini, termasuk ibu Cassie. Gelombang empat, The Others ada di tengah-tengah mereka. Mereka serupa manusia namun jauh di dalam mereka adalah The Others, alien yang menghancurkan bumi. Cassie menyebut mereka Peredam


Pada gelombang inilah Cassie kehilangan ayahnya dan terpisah dari adiknya ―yang dibawa pergi oleh para Peredam dengan pemimpin mereka yang bernama Vosch. Demi janjinya pada Sammy ―untuk menyusulnya ke penampungan, Cassie bertahan hidup seorang diri dan berencana untuk membalas dendam kepada Vosch ―juga anak buahnya dan mendapatkan adiknya kembali dari mereka. 

"No more guilt. No more grief. I will trade my self-pity for hate. My guilt for cunning. My grief for the spirit of vengeance"

Di wilayah lainnya, terdapat Ben Parish ―teman sekolah Cassie yang super ganteng (yang-kepada-dialah-Cassie-berharap-bisa-memiliki-keturunan), dia terjebak di sebuah kamp pengungsian. Cassie mengira Ben sudah mati setelah gelombang ketiga menyerang bumi, nyatanya Ben masih hidup namun dalam keadaan yang tidak lebih baik dari Cassie. Ia memang terserang virus dan dalam keadaan sekarat ―juga kehilangan seluruh anggota keluarganya. Setelah terjadi pendombrakan di kamp tempat Ben menetap datang orang-orang misterius yang membawanya pergi. Orang-orang misterius itu menyebut diri mereka manusia tertangguh yang bertugas untuk menyelamatkan bumi dari The Others. Dibantu mereka Ben memulihkan diri dan menjalani pelatihan keras agar menjadi seorang tentara terlatih untuk menghabisi The Others. Di sana Ben mengubah jati dirinya yang lama ―yang terluka dan lemah, dengan identitas baru yang disebut Zombie.


Sementara itu dari sudut pandang si Peredam, kita diberitahu apa yang harus dilakukan oleh mereka saat gelombang 1 sampai 3 sudah terjadi ―mereka ditugaskan untuk membunuh setiap manusia yang tersisa di bumi. Melalui jalan pikiran si Peredam kita diberi tahu mengenai asal muasal The Others sekaligus cara mereka menyusup ke bumi dan tertidur dalam tubuh manusia ―selagi mereka menunggu waktu yang tepat untuk memusnahkan manusia dan merebut kepemilikan bumi dari manusia. Sudah sejak lama salah satu dari para Peredam ―yang sudah terbangun, mengincar Cassie dan pada suatu kali ia berhasil menembak Cassie. Cassie yang terluka parah akibat tembakan tersebut berhasil melarikan diri dan bersembunyi. Sayangnya luka tembakan yang ia dapatkan semakin parah terutama ketika cuaca semakin dingin. Cassie terjebak dalam jalanan bersalju dengan kaki membeku. Saat mengira dirinya akan mati beku muncul seorang pria bernama Evan Walker ―pria super tampan lainnya, yang menyelamatkan Cassie dan menyembuhkan lukanya. Evan-lah yang akhirnya membantu Cassie memulihkan diri dan bersama-sama mereka menyusun rencana untuk menyelamatkan Sammy dan merebutnya kembali dari para Peredam.

“I had it all wrong," he says. "Before I found you, I thought the only way to hold on was to find something to live for. It isn't. To hold on, you have to find something you're willing to die for.” 

Namun sanggupkah Cassie mempercayai Evan sebagai rekan yang bisa dipercaya, bukankah peraturan yang harus dipatuhinya kepada diri sendiri setelah gelombang empat adalah tidak pernah mempercayai siapapun? Tapi Evan sangatlah baik dan ia mampu diandalkan, tanpa-nya Cassie mungkin sudah mati. Lalu bagaimana kelanjutan kisah Ben yang sedang berlatih keras menjadi tentara pembasmi Alien? Sementara itu bagaimana nasib Sammy yang dibawa lari oleh para Peredam, mampukah Cassie memenuhi janjinya untuk menjemputnya? Lalu, pertanyaan paling penting untuk dijawab: Apakah Gelombang 5 yang sedang dipersiapkan para Peredam untuk memusnahkan sisa manusia di bumi? Semua pertanyaan ini dijawab dengan mengejutkan di akhir buku The 5th Wave.


Buku tentang alien? Hmmpph, aku sama sekali ga tertarik pada awalnya. Buatku alien identik dengan makhluk mengerikan yang suka menanam benihnya ke dalam tubuh manusia dan berkembang dengan sangat menjijikkan lalu membunuh inangnya saat mereka cukup kuat untuk keluar dari tubuh si inang. Mungkin film Alien garapan Ridley Scott terlalu melekat di kepalaku sehingga membuatku anti dengan kebanyakan film-film alien ―juga buku-buku tentang alien. Tapi karena sinopsis The 5th Wave yang terlihat menarik ―bukannya menjijikan, juga berita bahwa tahun depan film-nya akan muncul di bioskop, langsung membuatku penasaran. Setelah berhasil mendapatkan buku ini sebagai kado ulang tahun dari si pacar bulan September kemarin, aku sama sekali tidak menyesali keputusanku untuk membaca buku ini. Buku ini memukau-ku dengan luar biasa.


The 5th Wave memiliki lebih dari satu POV, dalam buku ini kita akan menemui sudut pandang Cassie, Ben, si Peredam bahkan Sammy. Mereka bergantian di setiap judul dan merangkai cerita yang apik bersama-sama plus tidak membingungkan sama sekali. POV kesukaanku tentu saja milik Cassie. Cassie seperti anak remaja kebanyakan, suka mengungkapkan perasaannya dengan dry joke yang menghibur dan mengena. Kadang memang terdengar sangat skeptis tapi entah kenapa justru aku menyukai sisi Cassie yang seperti itu. Sedangkan sudut pandang Ben terkesan terlalu serius sehingga akhrinya membuatku sedikit bosan. Padahal porsi Ben cukup banyak setelah Cassie dibandingkan Sammy ataupun si Peredam. Aku malah lebih suka dan tertarik dengan sudut pandang si Peredam yang misterius. 


Selain itu buku ini memiliki plot twist yang menurutku sangat briliant!! Semenjak membaca Inferno aku jadi suka dikejutkan oleh plot twist yang ada di dalam buku. Aku menggilai kejutan yang seringkali menghantam pikiran pembaca di akhir buku. Buku ini jelas memiliki sensasi yang kusukai itu. Semuanya diolah dengan sangat baik dan benar-benar memanjakan pembaca yang menggilai kejutan seperti aku. Walaupun aku sudah memiliki kecurigaan ke arah sana tapi tetap saja ketika semua kebenaran terungkap ―dan terbukti kecurigaanku benar, aku masih merasa dibodohi. Karena kejutan itu lebih dari yang aku sangka. Itulah yang sangat kusukai dari membaca buku. Moment dimana aku dibuat terkejut oleh alur cerita yang tidak bisa ditebak. Meskipun beberapa hal telah terungkap, tenang saja, kita masih akan dibuat bertanya-tanya di akhir buku, sebenarnya apa sih ini, apa sih itu, kenapa kok bisa begini, terus gimana kelanjutannya, dll. Karena memang kisah Cassie dkk belum selesai lewat The 5th Wave, kita masih harus mengikuti kelanjutannya di buku The Infinite Sea ―yang menjadi sekuel dari buku ini. 


Yang membuatku semakin penasaran dan tertarik dengan The 5th Wave ―meskipun sudah selesai baca bukunya, tentu saja karena film-nya akan tayang di bioskop Januari mendatang. Chloe Grace Moretz akan menjadi Cassie dan ia akan ditemani oleh Nick Robinson yang akan berperan sebagai sebagai Ben, juga Alex Roe sebagai Evan Walker kita yang manis dan gentleman. Trailer film nya bahkan sudah bisa kita lihat di youtube sejak beberapa bulan yang lalu. Kalau melihat dari trailer-nya, aku berpendapat film ini menjanjikan sesuatu yang lebih dari layak untuk ditonton. Dan kalau mau ngomongin pemerannya, jujur aku sangat bersyukur Cassie diperankan oleh Chloe Grace Moretz. Akting artis satu ini tidak perlu dipertanyakan lagi. Selain itu dia juga cantik dan benar-benar menggambarkan sosok Cassie yang teguh dan pemberani. Untuk pemeran Ben aku tidak sepenuhnya merasa puas sebenarnya, dalam bayanganku Ben Parish itu semacam model catwalk papan atas ―mengingat dia adalah cowok idola di sekolah. Tapi Nick Robinson juga bukan pilihan yang buruk. Aku rasa mereka menyiapkan aktor yang akan sepadan saat memerankan karakter Ben maupun Zombie sisi Ben Parish yang lebih kuat dan keras akibat kehadiran The Others, pada saat yang bersamaan. Justru aku sangat kecewa dengan pemeran Evan Walker! (>.<)






Ya Tuhan, bisa dibilang saat membaca The 5th Wave kita akan langsung tau bahwa Ben-lah pemeran utama pria dalam cerita ini. Tapi di tengah cerita muncul Evan ―yang tidak kalah ganteng dengan Ben. Evan sangat manis, dia tipikal cowok kalem yang serba bisa dan sangat peduli pada Cassie. Hatiku seketika meleleh oleh pesona Evan yang gentleman dan hommie. Dia orang yang sangat sabar menghadapi kesinisan Cassie dan tidak mudah marah karenanya. Cassie bahkan menggambarkannya sebagai "cowok-luar-biasa-ganteng-yang-mirip-Clark Kent", otomatis bayanganku akan sosok Evan terarah ke Henry Cavill ―pemeran Superman. Tapi ternyata Alex Roe sangat tidak mirip dengan Henry Cavill! Selain itu dia punya berewok yang lumayan lebat di dagu-nya. Urgh! Bisa dibilang aku menginginkan orang lain yang memerankan Evan Walker. Seseorang dengan aura Superman yang mirip Henry Cavill. Tapi semua ini pendapatku ini absurd dan tidak berdasar sebelum aku melihat film-nya terlebih dahulu ―dan melihat penampilan Alex Roe memerankan Evan Ealker. Bisa saja pendapatku berubah 100% setelah menonton filmnya dan akting para pemerannnya.

Ayah Cassie

Ibu Cassie

Teman sekelompok Ben di kamp pelatihan

Teman sekelompok Ben di Kamp Pelatihan

Teman sekelompok Ben di Kamp Pelatihan
Akhir kata aku hanya akan memberikan 4.5 untuk rating buku ini. Bukan 5 karena aku terkadang merasa kata-kata yang digunakan oleh Rick Yancey terlalu banyak menggunakan majas metafora. Ada beberapa bagian yang susah dipahami dan membuatku harus mengulang-ngulang di bagian yang sama agar memahami dengan baik maksud dari paragraf tersebut. Walaupun begitu aku menyukai kenyataan bahwa jika novel seperti ini ditulis oleh pengarang pria, maka cerita dan alur-nya terasa lebih keren. It hit me harder than woman author. Bukannya membuatku kehilangan sense romance-nya, justru sense itu dihadirkan dengan cara yang hanya-pengarang-laki-laki-yang-bisa membuatnya. Susah menjelaskannya. Mungkin aku tidak dibuat menangis mengharu biru, hanya saja aku jadi lebih merasa tertohok. It feel so deep. Even it doesn't make me cry. 

So this is all from me about an epic story book who soon become one of box office movie! See ya! ^^



10 komentar:

  1. Filmnya lumayan agak membingungkan, karena diakhir cerita kenapa The Others gak mati yah >.< bikin greget akhir filmnya.. Anyway, aku suka yang jadi Evan Walker (Alex Roe) caem , greget, baik, dan cool.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena ceritanya belum selesai hehehe
      Masih ada sequel nya ^^

      Hapus
  2. Kalau aku sih ben parish yaa ughh nick robinson,greget juga apalagi adu acting sama cassie/Chloe

    BalasHapus
  3. Kalau aku sih ben parish yaa ughh nick robinson,greget juga apalagi adu acting sama cassie/Chloe

    BalasHapus
  4. mau nanya donggg...
    buku nya dalam ada bahasa indonesia atau cuma bahasa inggris? 😂 terus itu endingnya the others kok nggak musnah ya?atau ada lanjutannya? 😄😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukunya ada dalam Bahasa Indonesia, sudah dua buku yang keluar dalam Bahasa Indonesia. Total ada 3 buku..
      Buku kedua judulnya The Infinite Sea

      Hapus
    2. Endingnya cassey mati, dan evan walker jadi jombo whhh...
      Senasip sama Tobias etoon (divergent).. Persis banget malah hhh aneh

      Hapus
    3. Hahhhhh??? Seriusss??
      Endingnya sama kaya Divergent?
      Terus nasib Ben-nya gimana?

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...