Sabtu, 17 Oktober 2015

My Books

The Next Book Review

Due to several reasons I announced that my review will come late than I expected :(
First, Inferno is really not my type of book. I need very very very long time to finish it. Even know it's almost done but unfortunately I got eye disorders. So my family prohibit reading books and there's nothing I can do until my eyes improved..

(This is nonsense ―all those bullshit― like anyone would care hahahaha)

Intinya saya sedang jenuh tingkat dewa karena ga bisa nulis. Ini lucu hahahha. Biasa-nya aku muak dan bosan setengah mati karena harus sering meng-update blog ―yang tidak ada apa-apanya― ini dan sibuk mencari referensi untuk mendukung review yang aku tulis. Sekarang setelah berminggu-minggu aku tidak menulis review satu pun mengenai buku yang aku baca ―padahal buku-buku yang siap di review sudah menggunung di rumah― aku merasa hampa. Hidup ini tidak berarti dan kosong (ehem..aku lebay!). 

Jadi daripada rasa jenuhku ini tidak bisa terlampiaskan, maka aku menulis hal tidak penting lain untuk dibaca ―kalau ada yang baca― di blog ini: BUKU-BUKU yang akan ku-review! 

I have many books in my bookshelf. Banyak banget yang masih belum dibuka plastiknya. Rapi tersusun berdasar urutan beli. Kira-kira ada 10 buku lebih yang ada di rumah dan belum sempat aku baca sampai hari ini. Herannya meskipun hutang baca ku masih banyak tapi aku ga bisa berhenti beli buku baru. Hufftt... mungkin ini yang disebut "Rakus"


1. Shadow and Bone by Leigh Bardugo (The Grisha Trilogy #1)


Buku ini aku belinya sudah lammaaaa sekali. Bersamaan dengan aku membeli Champion ―Legend Trilogy #3― di bulan Mei kalau gak Juni yang lalu. Aku beli buku ini hanya karena sedang diskon di bukabuku.com ―cuma 25.000 aja― dan karena aku sudah berkali-kali lihat buku ini dipajang di akun-akun para kutu buku di Instagram. Kayanya happening banget gitu buku ini, kebetulan pula sedang diskon jadi tanpa pikir panjang aku beli begitu saja. Sayangnya, setelah buku ini sampai di tangan, aku baru menyadari bahwa buku kedua maupun ketiga dari trilogy ini belum ada terjemahan bahasa Indonesia-nya. Daripada setelah baca buku pertamanya kemudian aku mati penasaran karena terlalu lama menunggu buku lanjutannya dalam versi terjemahan, aku membiarkan buku ini nangkring manis di rak buku-ku. Aku akan mulai membaca kalau lanjutannya sudah dicetak dalam bahasa Indonesia ataupun kalau buku bacaanku benar-benar sudah habis. So, that's the last on my list!

2. The Elite by Kiera Cass (The Selection #2)


Buku kedua dari Trilogy The Selection ini aku beli bersamaan dengan Shadow and Bone juga Champion. Alasan buku ini masih belum terbuka bungkusnya ―dan terletak di ujung rak buku-ku― kurang lebih sama dengan Shadow and Bone. Buku pertamanya sudah selesai kubaca ―dalam bahasa Inggris, review menyusul― juga buku kedua-nya sudah di tangan, tapi sayang sekali buku ketiga-nya lagi-lagi belum terbit dalam bahasa Indonesia.

Edited by Me

Aku benar-benar frustasi! Kok bisa nanggung banget sih ini nerjemahinnya? Cuma satu atau dua buku aja dari keseluruhan trilogy? Kenapa ga sekalian satu seri gitu diterjemahkan semua? Walaupun buku versi asli-nya sudah bertebaran di Periplus ataupun di Gramedia tapi aku merasa ada yang kurang kalau ga baca versi bahasa Indonesia. Kayanya ga benar-benar membaca kalau ga dalam bahasa ibu sendiri. Mungkin idealisme pribadi-ku inilah yang membuat aku jadi kesusahan sendiri untuk mengikuti buku-buku bagus di luaran sana. Selain idealisme aneh-ku ini, aku juga berpikir dua kali untuk koleksi buku versi asli dari trilogy-trilogy ini. Karena apa? Karena harga-nya tentu saja! Buku-buku import itu emang bagus, cantik, ringan dan ngegemesin banget tampilan-tampilannya ―covernya― tapi harganya itu benar-benar menguras kantong dan gak bersahabat. Gak deh kalau harus terus-menerus membeli buku versi asli. Bisa-bisa aku cuma makan kertas dan buku setiap bulannya. 

3. Game of Throne by George R.R Martin

Edited by Me

Berkat serial TV-nya yang begitu meledak di mana-mana, siapa yang tidak tau buku ini? Sumber dari ketenaran serial TV Games of Throne? Novel ini kubeli karena cover versi Indonesianya yang manis dan eye catching. Setelah tanya kepada beberapa teman dan mendapat referensi dari orang terdekat mengenai cerita dari serial ini, banyak yang mengatakan kalau ceritanya memang bagus dan seru untuk diikuti. Hanya saja aku terlanjur pesimis setelah mendengar bahwa tokoh dalam buku-nya banyak yang dibuat mati. Bahkan orang terdekatku menyarankan untuk tidak terlalu menyukai karakter manapun dalam buku ini karena kemungkinan tokoh yang aku sukai itu pada akhirnya ditakdirkan mati. Jelas aku jadi bete bangettt. Belum ditambah dengan banyak-nya klan maupun kerajaan dalam cerita ini yang harus diingat-ngat. Sewaktu aku baca review dari beberapa orang di internet, aku masih suka bingung dan ga bisa hafal semuanya. Jadilah aku masih belum berminat untuk membuka dan membaca buku ini. Padahal versi terjemahan untuk buku kedua-nya bakalan segera terbit. Well, maybe I will read this book next year?

4. Wonder by R. J Palacio


This book totally one of my favorite waiting list! Review-nya sagat menjanjikan, bahkan seorang James Bay ―penyanyi favortiku yang punya dua lesung pipit manis itu― juga membaca dan meng-upload foto dari cover buku ini ke akun instagram-nya. Sudah banyak para kutu buku di instagram yang mewajibkan buku ini ada dalam rak buku masing-masing penggila buku. Ceritanya ―katanya sih― sangat menyentuh dan heartwarming. Yeah, that kind of book is totally my type. After I'm done with this Inferno and Dan Brown complicated minds, I'll read this book immediately

5. If I Stay by Gayle Forman


Buku ini pasti ga lengkap kalau ga dibaca berbarengan dengan sequel-nya "Where She Went". Sayangnya sampai detik ini aku belum berhasil menemukan buku sequel-nya. Buku ini sudah diangkat ke layar lebar dan DVD-nya sudah ada di tumpukan paling atas dekat DVD player di kamarku, hanya karena detail kecil bahwa aku belum memiliki buku lanjutannya, akhirnya buku ini lagi-lagi hanya menjadi pemenuh rak buku-ku saja. Bisa dibilang kedua buku ini bisa aku selesaikan dalam sehari ―saking tipisnya― tapi kalau mereka ga berdampingan bersama-sama di rak buku-ku, rasanya itu janggal dan tidak pada tempatnya. So, let's find the sequel and read it together

6. Dark Place by Gilian Flynn


Seharusnya novel ini terbit sebelum Gone Girl. Tapi entah kenapa buku ini baru tenar setelah Gone Girl diangkat ke layar lebar. Apakah karena kesuksesan Gone Girl maka banyak orang jadi menaruh minat dengan buku-buku karangan Gilian Flynn dan mulai mengangkat novel-nya satu persatu ke layar lebar? Well aku tidak terlalu minat untuk mencari tahu. Aku bukan penggemar buku karangan Gilian Flynn. Semua orang begitu mengangung-agungkan Gilian Flynn sebagai pengarang psychological thriller terbaik setelah Gone Girl release di pasaran. Tapi aku kurang jatuh hati dengan Gone Girl. Padahal justru itu novel yang digadang-gadang sebagai novel terbaik ―sekaligus terbaru― dari Gilian Flynn. Sayangnya, menurut pendapatku Gone Girl tidaklah semenarik itu. Ceritanya memang tidak terduga dan mengejutkan. Hanya saja, tidak sesuai dengan ekpektasiku. Aku sudah selesai membaca buku-nya tapi entah kenapa tidak berminat membuat review-nya sampai sekarang. Sama hal-nya dengan Dark Place, awalnya aku tidak menaruh perhatian sama sekali setelah membaca review mengenai novel ini. Jujur saja aku baru menaruh minat pada Dark Place setelah nonton versi layar lebar-nya. Akibat pemilihan cast-nya yang menarik ―bayangkan si Charlize Teron, Nicholas Hoult, Chloe Grace Moretz, dan Corey Stoll dalam satu layar― tanpa pikir panjang aku langsung nonton film-nya di internet bahkan sebelum membeli buku-nya. Film-nya ternyata tidak mengecewakan. Akting para pemain-nya briliant ―secara artis tenar semua― membuatku penasaran dengan versi buku-nya. Jadilah aku membeli buku Gilian Flynn sekali lagi meskipun tidak terlalu puas dengan Gone Girl

7. Mutiara Bagi Raja by Hanna Carol

Edited by Me

Buku yang sempat happening bulan Agustus kemaren di kalangan teman-teman cewek gereja-ku ini benar-benar memiliki cover yang manis dan aura yang sangat feminin. Semua wujud dari impian-ku  ―yang terdalam― sebagai wanita terpampang lewat cover-nya yang luar biasa cantik. Aku belum sempat membuka segel-nya, dan hanya tergoda memotretnya saja ―lagi-lagi karena cover nya yang manis itu― karena mempersiapkan buku ini sebagai buku pamungkas. Aku suka buku fiksi, aku suka romantisme, aku suka buku yang menengangkan, tapi di atas segalanya aku menyukai buku mengenai perempuan ―buku yang membahas tentang perempuan. Bukan perempuan yang sakit seperti di Gone Girl, tapi lebih ke perempuan yang kuat dan tegar. Aku suka pembahasan menmgenai perempuan dari sudut pandang Alkitabiah yang dipadu dengan dongeng ala Cinderella maupun princess lainnya seperti dalam buku ini. Buatku itu perpaduan yang sempurna. Bahkan teman pria-ku mengatakan bahwa buku ini sangat bagus untuk dibaca perempuan. Penulisannya yang tidak membosankan dan font-nya yang memanjakan mata merupakan aspek utama yang membuat para pria bahkan menyukainya. Setelah dengan susah payah nitip buku ini ke teman yang ada di Jakarta ―karena di Surabaya buku ini belum beredar― puas sekali rasanya melihat buku ini akhirnya ada di rak buku-ku. Thank you so much Cecel! :* 

8. The School Of Good And Evil by Siman Chainani


Aku beli buku ini karena impulse buying semata. Ceritanya waktu itu aku ke Gramedia dengan teman special-ku ―terjemahan: Jimmy― hanya untuk melihat-lihat. Tidak ada keinginan beli sama sekali karena buku-buku ku sudah banyak sekali di rumah ―dan belum dibaca. Tidak disangka Jimmy yang malah tertarik untuk membeli buku dan mengajakku untuk beli buku juga. Benar-benar kejadian langka. Belum selsdai shock therapy karena ajakan dari Jimmy untuk membeli buku, dia juga meminta ku untuk membacakan novel yang sangat ingin dia baca dari dulu ―tapi malas baca karena tebalnya― lalu menceritakan ke dia seluruh isi buku-nya selesai aku membacanya. Ini sih baru Jimmy banget (-_-)" Dia memutuskan membeli Inferno nya Dan Brown ―novel yang sedang berusaha kuselesaikan secepat mungkin sekarang ini― dan satu novel Korea ―dengan syarat aku yang membacanya untuk dia― yang tebalnya jauh lebih bersahabat dibanding Inferno. Selesai membuat perjanjian dia menantangku untuk memilih buku bacaanku sendiri. Karena ditantang akhirnya aku memilih buku yang ada di depan mata. Buku ini! Sebelumnya aku sudah sempat membaca review buku ini dan merasa sangat tertarik dengan ceritanya ―ceritanya tentang dongeng-dongeng gitu, aku banget kan??!― tapi karena banyaknya buku yang belum sempat kuselesaikan akhirnya aku menunda membeli buku ini. Tapi yah, tau kan..  karena ini ditantang Jimmy, trus dia mau belikan buat aku ―asikkkk― dan aku selalu lemah dengan godaan membeli buku baru, yah buku ini akirnya kubawa pulang. Aku tidak akan pernah bisa menahan diri untuk berhemat membeli buku >.<

9. The 5th Wave by Rick Yancey

Edited by Me

Ini buku hadiah lho! Hadiah ulang tahun ku bulan September kemaren ―ga ada yang nanya― dari orang yang sangat berarti <3 Alasan dia belikan aku buku ini pasti karena buku ini akan segera diangkat ke layar lebar tahun depan. Dengan pemeran kesukaannya yaitu Chloe Grace Moretz. Semenjak jaman Let Me In ―film horror nya si Chloe― tayang di bisokop tahun 2011 silam dia sudah jatuh cinta sekali sama artis muda satu itu. Dia ga akan melewatkan film-nya si Chloe. Jadilah dia sengaja ngasi aku buku ini untuk aku baca ―terjemahan: "Bacain trus ceritain ke aku". Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Cerdas juga dia :))

10. Paper Towns by John Green 


Buku ini juga termasuk hadiah ulang tahun-ku :) Aku sengaja merongrong si pemberi hadiah untuk belikan aku novel ini setelah nonton film-nya sama-sama di bioskop. Lebih dari yang aku duga film-nya berkesan sekali untuk ku ―dan untuk si pemberi buku― terutama bagian ending-nya. Aku bukan penggila John Green dengan The Fault in Our Stars-nya. Saat buku itu booming di Indonesia aku ga sebegitunya pengen baca. Biasa aja. Suatu hari seorang teman dengan baik hati memberi novel The Fault in Our Star-nya untuk aku ―barang bekas ceritanya. Dia bilang sih ilfeel dengan buku ini dan sampai sekarang aku sendiri belum berhasil membacanya sampai selesai. Alasan aku berhenti membaca di tengah-tengah adalah spoilers yang bermunculan mengenai ending-nya bahkan sebelum aku selesai membaca. Aku membaca di saat yang salah ―saat filmnya main di bioskop― sehingga kebocoran spoilers terjadi hampir dari semua sumber. Teman-teman, majalah, koran, artikel di Internet, twitter, Path dll dll dll. Merasa bete dengan ending-nya yang tidak sesuai harapan aku mogok baca novel itu dan mendadak tidak selera dengan semua novel karangan John Green. Untungnya Paper Towns memiliki bittersweet ending yang kali ini bisa aku terima. Suatu saat nanti ―mungkin waktu buku bacaan ku habis― aku akan membaca ulang The Fault in Our Stars, tapi yang jelas bukan saat ini. Saat banyaaakkk sekali buku bagus lain yang menggoda untuk dibaca.

11. Will Grayson Will Grayson by John Green and David Levithan


Untuk ketiga kalinya kukatakan: ini buku hadiah dari Jimmy. Saat aku tanya kenapa dia memilih buku ini masuk sebagai hadiah, jawabannya simple: karena dia tertarik dengan sinopsisnya. Oke, untuk sekedar informasi saja, aku sudah tau kira-kira seperti apa cerita novel ini bahkan sebelum aku tau dia membelikan aku buku ini. Sejujurnya ada rasa penasan dan tertarik untuk beli tapi langsung sirna saat aku tahu ada unsur gay dalam ceritanya. Aku tidak bermaksud menghakimi orang gay atau homo atau lesbi atau biseks dll-nya, hanya saja aku tidak terbiasa dengan hal-hal semacam itu. Aku hidup dari pengajaran bahwa hal seperti itu dilarang. Jadi sebisa mungkin aku menghindari kisah atau cerita yang berbau homoseksual ―dan semacamnya― Aku tidak keberatan bila hal itu dijadikan topik minor di dalam buku atau film, namun apabila itu jadi headline utama dalam cerita, aku cenderung menghindarinya. Aku selalu sangat berhati-hati dengan topik ini. Di buku ini topik itu tidak se-minor yang aku harapkan. Jadilah aku sedikit tidak berminat. Namun mengingat ini hadiah dan aku lebih peduli pada niat si pemberi hadiah daripda isi cerita buku ini, tentu saja aku akan membacanya sampai habis. Bahkan me-reviewnya. 

12. People of The Book by Geraldine Brooks


This is the last book from Birthday's Gifts package from Jimmy

Photo by Me

Aku buta sama sekali tentang buku ini. Aku ga pernah baca review-nya sama sekali dan hanya sesekali lihat buku-nya di toko buku. Cover-nya jelas cantik. Tapi entah kenapa aku tidak pernah ingat untuk mencari tahu lebih dalam mengenai buku ini. Bisa dibilang buku ini Jimmy banget ―menilik sinopsisnya― that's why dia beli buku ini untuk aku. Aku ga tau harus berharap apa karena sampai sekarang aku belum mencari review-nya. Melihat embel-embel "New York Best Seller" nya sih cukup menjanjikan tapi di sisi lain aku merasa buku ini cukup berat kalau hanya sekedar dinikmati untuk mengisi waktu luang. 

13. The Girl on The Train by Paula Hawkins

Edited by Me

Bisa dibilang ini buku baru. Baru terbit September 2015 di Indonesia tapi sudah terbit semenjak Januari 2015 lalu di Amerika sana. Buku ini mirip dengan Gone Girl-nya Gilian Flynn ―semacam psychological thriller― dan disebut-sebut akan segera dibuat filmnya dengan pemeran utama si cantik Emily Blunt. Aku tertarik dengan buku ini ―walaupun jenis ceritanya benar-benar bukan tipeku― karena cover-nya yang menantang. Berbeda dengan cover aslinya, cover Indonesia-nya menampilkan gerbong kereta api berwarna hitam putih dengan percikan darah di font judul-nya. Entah kenapa percikan darah di judul-nya itu menjadi daya pikat tersendiri buatku. Aku merasa ditarik untuk membaca kisah mengerikan tentang gadis yang suka mengamati pemandangan yang dia lihat di luar kaca kereta setiap hari-nya. Aku juga senang sekali waktu meng-upload foto buku ini ke twitter dan mention langsung ke pengarangnya, tweet-ku dibalas! Woah, rasanya itu penyemangat tersendiri meskipun aku benci sekali dengan cerita horror atau pembunuhan. 

14. To All The Boys I've Loved Before by Jenny Han

Edited by Me

Buku yang baru aku beli ini sebenarnya bukan buku baru. Sequel-nya bahkan sudah keluar versi bahasa Indonesianya. Aku menunda-nunda beli buku ini sedari dulu adalah karena aku ga terlalu tertarik dengan sinopsinya. Bukan karena ceritanya ga menarik atau jelek. Cuma merasa belum merasa harus beli sekarang. Padahal aku suka banget dengan cover buku nya ―yang untunglah sama persis dengan versi aslinya― yang cantik dan so girly. Karena tgl 14 Oktober kemarin merupakan hari libur ―tanggal merah― dan dalam perjalanan liat buku ini akhirnya aku memutuskan untuk membelinya. Aku langsung merasa lega. Finally I have this book on my bookshelf.


That's all from my Bookshelf collection!  Walaupun ada banyak buku yang belum kubaca dari koleksi-ku sendiri aku masih punya lebih banyak lagi daftar buku yang ingin aku beli. Yup, I'm so greedy with books! Mata ini selalu ijo kalau liat tumpukan buku di Gramedia atau toko buku lain-nya. 

Salah satu buku yang SANGAT ingin aku beli sekarang ini adalah New-Gender Swapped Twilight Novel ^^


Untuk memperingati Twilight ke-10, maka Stephanie Meyer membuat novel Twilight dengan menukar identitas Bella dan Edward dalam Twilight yang lama. Bila dulu kita dibuat jatuh cinta setengah mati pada vampire ganteng Edaward Cullen, maka di novel baru ini kita akan bertemu Edward versi manusia. Namanya jelas bukan lagi Edward. Sama hal-nya bila  kita lelah dengan Bella yang lemah dan manusia di novel terbaru ini kita akan melihat Bella menjadi vampire. Buatku, ini LUAR BIASA! Ya Tuhan ini Twilight gitu lho! Buku yang sempat membuat ku terjangkit Edwarminingitis akut ini akan ada versi baru-nya! Tukar gender pula! 



Aku girang bukan main!! 

Sayangnya versi bahasa Indonesia-nya ga jelas kapan akan diterbitkan. Yang jelas versi asli-nya sudah nangkring di bagian "New Release" di Periplus. Aku tergoda setengah mati untuk membelinya tapi mengingat pengeluaranku bulan ini untuk novel sudah lumayan banyak ―aku habis beli Unite Me versi asli dan dua buku terjemahan― jadi kuputusakan beli-nya bulan depan aja lalalala...

Okay, that's all from me and my book lists! Inferno's review will be post as soon as possible! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...