Sabtu, 04 November 2017

Book Review : Heroes Of Olympus "The Son Of Neptune"

Pengarang: Rick Riordan
Tahun Terbit: 2011
Penerbit: Disney Hyperion Books
Genre: Fantasy, Fiction, Adventure
Negara: USA
Pages: 521 Pages

Rating : 4.5/5

Sinopsis Dari Cover Belakang:

"Di selatan, di Negeri Nirdewa, mahkota legiun bersemayam.
Terjatuh dari es, putra Neptunus akan tenggelam...“

Saat terbangun dari tidur panjang, selain namanya sendiri, Percy hanya bisa mengingat sebuah nama—Annabeth. Dia bahkan tidak bisa mengingat siapa dia ataupun alasan kenapa banyak monster mengejar dan ingin membunuhnya. Tubuh Percy secara reflex berusaha melawan mereka dan bertahan hidup selama mungkin.

Dalam pelariannya dari para monster, dia menemukan sebuah perkemahan khas Roma. Perkemahan yang ternyata berisi anak-anak blasteran. Namun, Percy merasa itu bukan tempatnya walaupun dia tidak tahu apa alasannya. Dan, di sana dia menemukan sebuah ramalan yang harus dijalaninya. Bersama dua rekan barunya—Hazel dan Frank, Percy pun menjalani sebuah misi berbahaya untuk mencegah sebuah perang besar.



MY REVIEW :

Di review sebelumnya yaitu di akhir buku "The Lost Hero" aku sempat bilang bahwa semua rahasia akhirnya terungkap. Dimana kira-kira Percy berada dan kenapa Percy harus pergi —atau katakanlah disembunyikan. Hera —biang keladi semua ini, menempatkan Percy di tempat asal Jason. Mengetahui bahwa Percy ada di tempat asal Jason tidak serta merta membuat Annabeth menemukan Percy. Yang pasti Leo saat ini dalam sedang misi pribadi, merakit sebuah kapal besar yang bisa digunakan untuk menghadang sang musuh utama bangkit dari tidur panjangnya. Ramalan Besar mengenai tujuh demigod mulai terkuak —Leo, Jason, Piper dan Annabeth jelas termasuk dalam ketujuh demigod. Mereka masih belum tahu siapa tiga lainnya. 

Tapi sebelum lanjut kesana mari mundur sebentar. Mari lihat dari sudut pandang Percy, bagaimana keadaan-nya dan bagaimana rasanya menjadi Percy yang sedang menghilang?


Percy terbangun dari tidur lamanya di rumah seekor Serigala sakti bernama Lupa (beberapa bulan setelah Jason, Piper dan Leo bertarung dengan raksasa di buku "The Lost Hero") —tanpa memiliki ingatan apapun tentang dirinya selain nama dan kenyataan ia anak Dewa Poseidon. Satu hal lagi, sebuah nama —Annabeth (ouuww so sweet!). Ia dilatih dengan keras oleh Lupa untuk menjadi Pahlawan yang tahan uji. Lulus dari pelatihan Lupa, akhirnya Percy bebas dan bisa melanjutkan perjalanan untuk menemukan jati dirinya sekaligus seluruh ingatannya. Tapi pertama-tama ia harus menghadapi dua gorgon yang terus hidup kembali walaupun ia telah membunuh mereka berulang kali. Cuma masalah waktu sampai ia kelelahan dan kedua gorgon ini akan berhasil membunuhnya.

Di saat itulah muncul seorang nenek —tepatnya Hera yang sedang menyamar sebagai nenek-nenek, meminta bantuannya untuk diantar ke sebuah Perkemahan. Terdesak dan terpaksa, Percy menggendong si nenek dan menghantarkannya. Di tengah jalan, kedua gorgon berhasil menyusul mereka dan hampir berhasil menghabisi keduanya. Untungnya dua demigod tak dikenal serta merta datang membantu Percy —seorang remaja perempuan bernama Hazel dan seorang remaja laki-laki bernama Frank. Berkat bantuan mereka, Percy selamat dan berhasil menghantarkan Nenek Hera ke sebuah Perkemahan khusus demigod RomawiPerkemahan Jupiter.





Sesampainya disana Hera menyatakan wujud Dewi-nya yang asli —yang dipanggil Juno oleh para demigod Romawi, dan mengenalkan Percy kepada seluruh penghuni Perkemahan Jupiter. Menyatakan bahwa Percy adalah anak Neptunus —sebutan Romawi untuk Poseidon. Kenyataan itu membuat Percy tak serta merta diterima oleh para demigod Romawi. Perkemahan itu punya pandangan yang berbeda mengenai Neptunus, sangat berbeda dengan demigod Yunani yang memandang Poseidon salah satu dari tiga Dewa Utama. Neptunus bukanlah dewa kebanggan demigod Romawi —Romawi lebih menyukai Ares atau Mars. Bahkan sang Praetor Legiun XII —Reyna, tidak mempercayai Percy. Reyna punya masa lalu dengan Percy yang tidak disukainya —yang tidak diingat Percy, hal itu membuat ia menjaga jarak dengan Percy dan mempertanyakan keberadaan Percy di Perkemahan-nya.


Reyna

Percy lantas bergabung dengan Kohort V —satu-satunya Kohort yang mau menerimanya. Itupun berkat Hazel dan Frank yang merasa cocok dengan Percy ketika mereka bekerjasama menghancurkan kedua gorgon. Masalahnya, Kohort V merupakan divisi paling lemah dan memalukan. Tapi hal itu bukan masalah bagi Percy. Ia juga merasa nyaman dengan Hazel dan Frank kedua teman terdekatnya di Perkemahan Romawi, jadi dimanapun mereka berada disitu Percy ingin berada.

Perlahan-lahan Percy mulai mampu berbaur dengan Perkemahan yang asing baginya ini. Well, semuanya asing bagi Percy karena ia lupa ingatan. Namun meskipun lupa ingatan Percy tidak kehilangan kemampuannya untuk menilai situasi maupun mengenali siapa yang bisa ia anggap sebagai kawan maupun lawan. Perasaannya mengatakan bahwa ia memiliki Perkemahan-nya sendiri, serupa dengan ini tapi juga sama sekali berbeda. Hal ini dibuktikan dengan ketiadaan Annabeth. Percy yakin Perkemahan tempatnya berada adalah tempat yang sama dimana Annabeth berada. Tapi selain mencari ingatan yang hilang, ada persoalan yang lebih mendesak. Gorgon yang tidak bisa mati hanya salah sedikit dari monter-monter berbahaya di luar sana yang juga tidak bisa mati.

Octavian

Semua semakin serius ketika permainan antar Legiun di Perkemahan Romawi memakan korban. Salah seorang teman baru Percy di Kohort V meninggal. Namun ia berhasil hidup kembali. Artinya Sang Dewa Maut sedang ditawan, sehingga ia tidak bisa menjalankan tugasnya untuk menjaga yang mati agar tetap mati. Percy, Hazel dan Frank harus pergi menjalankan misi membebaskan sang Dewa Maut sekaligus mendapatkan kembali Elang Legiun yang hilang. Meskipun Oracle Romawi —seorang remaja picik bernama Octavian, terlihat tidak setuju dengan keputusan tersebut. Sepertinya ia sangat membenci Percy. Kenyataan bahwa Octavian dan para demigod Romawi juga mengetahui "The Great Propechy" yang dilontarkan Rachel —demigod Romawi menyebutnya "Ramalan Tujuh", membuat keadaan semakin menarik.

Kenapa mereka juga mengetahui Ramalan tersebut? Sebenarnya apakah peran para demigod Romawi ini? Kenapa keberadaan mereka selama ini tidak pernah diketahui oleh para demigod Yunani? Dan siapa kira-kira musuh yang mampu menawan Dewa Maut sehingga para monster tidak bisa dibinasakan?


Finally, Percy is back!! Nothing better than this! Ya Tuhan, bahagia banget rasanya bisa baca kisah Percy lagi setelah ia absen di buku pertama. Ga ada rasa boring menerpa waktu baca buku ini, justru semangat banget karena ini Percy gitu loh! Peercyyy! Tapi kenapa review-nya keluar lama banget? Yah, I try to write as fast as I can but life got in between. My grandma passed away, wisdom teeth problem, etc. So baru sekarang akhirnya bisa nulis :p *kebanyakan alesan*

Buku ini dua kali lipat lebih menarik karena akhirnya kita diajak ke Perkemahan Jupiter —tempat para demigod Romawi berada. Kurang lebih mereka ini sama aja dengan demigod Yunani. Hanya saja mereka terkesan lebih terstruktur, lebih rapi, lebih terkoordinir dan lebih disiplin dalam segala hal. Mereka menganggap serius sumpah maupun janji dan mereka sangat patuh terhadap peraturan maupun pemimpin mereka. Jauh berbeda dengan Perkemahan Blasteran yang terkesan santai dan tidak terlalu menyukai peraturan. Yang membuatku paling terpukau adalah Perkemahan Jupiter memiliki kota dan universitas mereka sendiri. Roma Baru. Jadi para demigod yang sudah dewasa bisa hidup selayaknya manusia normal —pergi kuliah, menikah dan berkeluarga. 

Dalam buku ini, sekali lagi kita akan berkenalan dengan tokoh-tokoh baru. Banyak sekali tokoh baru dalam buku ini, mengingat kita diajak ke tempat yang sama sekali baru. Selain Frank dan Hazel yang setia menemani Percy, ada Reyna dan juga Octavian sebagai pendatang baru dalam kisah ini. 

Reyna ternyata pernah bertemu dengan Percy dan Annabeth di Pulau Circe. Tempat Percy diubah menjadi tikus oleh Penyihir Circe LOL. Sementara Octavian adalah Oracle seperti Rachel, hanya saja Octavian punya cara yang aneh untuk mendapatkan Ramalan —mengorbankan boneka beruang alih-alih korban sungguhan. Ada Ella sang Harpy yang punya ingatan luar biasa dan menyukai buku. Dan ada juga Nico. Walaupun disini Nico berlagak seakan dia tidak pernah kenal dengan Percy saat mereka bertemu di Perkemahan Jupiter. Tapi lebih baik kita fokus dengan dua teman baru Percy —Frank dan Hazel.


Frank bisa dikatakan remaja keturunan Asia pertama yang ada dalam buku Rick Riordan (yeay!). Ia digambarkan bertubuh besar, berpipi chubby dan bermata sipit. Tapi ia tidak sepenuhnya Asia —Cina tepatnya, ia juga berdarah Kanada. Ayahnya adalah Ares atau Mars, dan garis hidupnya bergantung pada sepotong kayu yang jika terbakar habis —maka ia akan mati. Itu sebabnya Frank selalu merasa kurang percaya diri. Hal ini sangat membebaninya hingga awalnya ia tidak berani mengungkapkan rahasia ini kepada kedua teman dekatnya. 



Meskipun sering terlihat kikuk dan kurang percaya diri, Frank adalah demigod terlembut yang pernah kujumpai dalam buku. Dia manis sekali :) Selain itu dia memiliki garis keturunan yang luar biasa. Cina-Kanada belum menjelaskan seluruh silsilah keluarga Frank. Dia masih memiliki darah campuran lain yang membuatnya memiliki kekutan paling keren dibanding yang lainnya! So wow!


Hazel adalah manusia yang kembali dari kematian. Sounds creepy rite? Tapi Hazel ga berwujud seperti zombie menyeramkan dalam di The walking Dead. Hazel adalah remaja keturunan Afro-Amerika yang hidup di jaman 1930-an. Ia meninggal ketika berusaha untuk menyelamatkan ibu-nya. Nico adalah demigod yang memanggilnya kembali saat Dewa Kematian ditawan. Sama seperti Nico, Hazel adalah anak Hades. Tapi ia anak Hades dalam wujud Romawi-nya, yaitu Pluto. Bisa dikatakan mereka bersaudara meskipun yang satu Yunani dan yang satu Romawi. 



Berbeda dengan Nico yang bisa berurusan dengan hantu dan dunia bawah, Hazel mewarisi bakat Pluto yang tidak dimiliki Hades. Yaitu kekayaan. Hazel mampu mengeluarkan batu-batu berharga dari dalam bumi ketika ia gugup maupun takut. Tidak ada yang tahu kalau ia baru saja kembali dari kematian —kecuali Nico, dan ia jelas-jelas khawatir bahwa dengan membebaskan Dewa Kematian, itu artinya ia akan kembali mati saat misi selesai. 

Seorang demigod sakti yang lupa ingatan, seseorang yang hidupnya bergantung pada sepotong kayu, dan seorang yang baru saja kembali dari kematian berjuang bersama untuk membebaskan Dewa Maut atau Dewa Kematian. What a team! Bisa ditebak kan seseru apa petualangan mereka untuk membebaskan Dewa Kematian dan berperang dengan Raksasa? Percaya deh, buku ini lebih seru dibanding buku pertama!


Now, let's talk about my favorite part in this book. Percy and Annabeth. Okay, literally Annabeth was not here. Secara fisik dia ga muncul, tapi namanya ga lepas dari ingatan Percy, bahkan sejak di awal buku  sejak dia masih buta tentang masa lalunya! Hal paling romantis di buku ini adalah ingatan Percy akan Annabeth. Hera bisa saja membuat Percy lupa akan masa lalunya —juga sebagian besar hidupnya sendiri. Tapi Hera tidak mampu menghapus Annabeth dari pikiran Percy. Bisa dibilang yang membuat Percy bertahan hidup dalam menjalankan misi adalah keinginannya untuk mengingat Annabeth kembali dan bertemu dengan-nya lagi. What a goddamn sweet





Aku selalu menyukai bagian ketika Percy teringat akan Annabeth saat ia menjumpai sesuatu yang berhubungan dengan Annabeth maupun hal-hal yang disukai Annabeth. Meskipun hilang ingatan tapi ia selalu punya firasat bila sesuatu berhubungan dengan Annabeth. Bahkan ia menolak segala pendekatan yang dilakukan para gadis-gadis yang terpesona akan karakter-nya maupun aksi kepahlawanan-nya sekembalinya ia dari misi—demi cintanya pada Annabeth. Now, a little bit spoiler —warning alert: Percy juga memendam keinginan memiliki masa depan bersama Annabeth saat ia melihat gaya hidup demigod Romawi di Roma Baru

My God, I really love Percy! Dimana bisa nemu manusia kaya Percy sih? Kenapa cowok-cowok keren kaya gini adanya cuma di buku novel? Ga ada di dunia nyata? And he's only 16!! I never met a boy in sixteen who have a loyalty like Percy. Never! Pada titik ini, aku yakin cewek-cewek penggemar serial ini berharap banget diri mereka adalah Annabeth. *Aku jelas berharap begitu soalnya wuakakakakakaka* —mohon abaikan. Aku ngelantur. 



I really can't wait their reunion on the next book. Di akhir buku ini, ada indikasi bahwa mereka semua akan bertemu. Keempat demigod dari Yunani (Annabeth, Jason, Piper dan Leo) akan datang menemui Percy, Hazel dan Frank di Perkemahan Jupiter. 

So, I think we already know who's the seven demigod on The Great Propechy, right? I count this as a fact —not spoiler ;) Because I think it's really obvious since the beginning. Tujuh demigod yang dimaksud dalam Ramalan Besar —atau Ramalan Tujuh, adalah gabungan demigod dari kedua kubu. Yunani dan Romawi. Dari buku sebelumnya kita mengetahui empat demigod yang terpilih, buku ini mengenalkan kita ketiga sisanya. I take that as a fact everyone already know :p 


See You on the third book! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...