Rabu, 06 September 2017

The Perks of Being A Woman in Her Late Twenties

Jadi ceritanya kemarin lusa aku ulang tahun yang ke-29 :)
*Ehhh.. kok pengumuman? Tambah tua kok malah pamer sih? Perempuan hampir kepala 3 tapi masih single, belum punya gebetan (apalagi pacar), ga takut apa ditanyain "kapan nikah"?*
Well, nope. Ditanyain-nya sih gak takut. Tapi diminta nikah secepatnya itu yang.. hmmph..


Aku cukup lelah harus berpura-pura muda —yang aslinya memang keliatan masih muda *kibas rambut* duh! Bukannya aku berpura-pura muda ya selama ini *I'm still young, please*. Tapi aku paling males kalau disuru nyebutin umur sendiri. 

Kenapa? Karena, aku lelah dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat tidak nyaman, semacam status atau kehidupan percintaan setelah aku menyebutkan umur ku dengan jujur ke orang lain. Daripada ditanyain mending aku masa bodo aja kalau dianggep masih anak kuliahan atau baru lulus SMA gitu *yang aslinya bangga banget dianggep semuda itu* 

PASTI pada tahu pertanyaan macam apa kan? 

"Debra sudah punya pacar?"
"Belum?? Tapi gebetan ada kan?"
"Ga ada? Ehm, nunggu apa? Jangan pilih-pilih lah, uda umur juga.."

Oke, sebenernya pertanyaan itu ga mengganggu-mengganggu amat. Adalah wajar orang kepo trus tanya. Tapi REAKSI mereka waktu tau aku masih single, belum punya pacar, dan belum keliatan akan menikah dalam waktu dekat, terkesan lebih panik dari yang aku rasakan untuk diriku sendiri. Aku merasa seperti disalahkan "kok bisa-bisanya sih belum punya pacar?!! What's wrong with you?!". Yeah, that kind of reaction

Mendekati hari ulang tahun-ku yang ke 29 pertanyaan-pertanyaan itu —anehnya, semakin SERING muncul. Disertai reaksi MENYEBALKAN yang lebih parah. Kemanapun aku pergi —terutama di saat pertemuan keluarga besar, pertanyaan itu jadi "langganan" untuk ditanyakan. Kaya ada yang kurang gitu kalau ga tanya tentang pacar ke Debra.

But, why? Kenapa di Indonesia, cewek di akir 20-an yang belum nikah selalu dianggap terlambat berumah tangga? Padahal di Korea ataupun Amerika, kayanya mereka ga diburu sebegini-nya? Ini bukan pertanyaan retorik, tapi aku beneran dikejar-kejar sama pertanyaan ini KEMANAPUN dan KAPANPUN! 

Jadi, kenapa enggak aku membahas hal ini di blog?


No.. noo.. I'm ten year older Kim Woo Bin-ssi , even tough I LOOKS like that  >.<

Ini emang super random article sih lol. I mean.. aku berniat nulis sesuatu di hari ultah. Tapi aku ga terlalu tahu mau nulis apa —ga jelas! Aku cuma lagi gerah dan sebel aja dengan orang-orang yang sering kali panik nyuruh aku cepet kawin nikah. *Sekarang aku terdengar kaya orang mau curhat di blog sendiri* #eaaa. Anyway, whatever lah ya, inti-nya sometime aku emang pengen hal ini dibahas. Kenapa juga bukan aku sendiri yang nge-bahas?

So, untuk membuat ulang tahun ini berbeda —maunya bilang 'bermakna' tapi aku ga ngerasa gitu-gitu juga, aku akan membuat daftar mengenai keuntungan-keuntungan yang akan aku nikmati setahun ke depan —sebagai perempuan single berumur di akhir 20-an! 

Beginilah daftarnya menurut seorang Debra Stefani:

1.  You're SINGLE, what do you expect??


Ladies, menjadi single adalah BERKAH! Aku terus mengulang-ngulang kata-kata ini dalam otak-ku. Belum menikah en punya pacar? SO WHAT gitu loh!!

Aku berusaha merayakan status ini alih-alih terbeban karena-nya. Memang, kadang bete banget sih kalo ada temen (terutama temen-temen yang lebih muda! Ada yang merasa? *ngelirik judes* ) yang ngeledekin, "Cepet nikah ce! Inget umur!" sambil cengangas-cengenges nyebelin (baca: cengar-cengir). Emang nikah gampang? Iya kalau kawin mah kapan aja bisa oke, abaikan ini. 

Tapi namanya tinggal di INDONESIA yang notabene para wanita-nya suka nikah muda sementara aku ga termasuk dalam perserikatan para-wanita-suka-nikah-muda, I must face this shitty situation. And you know what, the problem is within yourself!

Bukan salah yang nanya (walaupun aku SANGAT berterima kasih lho kalo seandainya ga ditanyain, tolong diingat ya), tapi semua kembali ke diri sendiri. 

Apakah pandangan orang lain tentang status kita mempengaruhi ketenangan batin —inner peace, kita? 
Apakah tidak punya pasangan membuat kita merasa ga lengkap? 
Apakah kita cenderung terusik ketenangan-nya ketika ada yang ngatain "Uda tua kok jomblo?"
Apa kita sakit hati waktu dibalap nikah sama para sahabat?
Apa kita bete saat ada yang bicarain ke-single-an kita di belakang?

You know the answer yourself! And for me, the most answer is YES! HA! Ketauan deh kalau aku juga sering insecure dengan diri sendiri. But hey, who's not? Aku ga malu karena aku merasa insecure. Aku mau berubah. Aku baru malu kalau aku tau aku insecure tapi aku tetep pengen ada di kondisi itu. Stupidity at it's finest. Kata temen-temen sih itu kebodohan yang HQQ (baca: hakiki). 

Pertanyaan-pertanyaan itu ga akan pernah berhenti. Aku hidup dalam lingkungan yang seperti ini. Bukan aku yang harus sibuk menutup mulut banyak orang. Aku ga bisa mencegah orang lain mau tanya apa atau mau ngomong apa. Tapi aku bisa memilih mau bereaksi seperti apa. Semuanya harus diawali dengan punya mindset en pandangan yang benar tentang diri sendiri.

And I think this part is very important. What you see about yourself, matter! Aku terus mengingatkan diri sendiri bahwa tidak ada yang kurang dari diriku dengan menjadi single di umur 29 tahun. Aku tidak kekurangan apapun. Justru berada dalam hubungan yang tidak tepat jauh lebih buruk dibanding menjadi single yang tangguh. Menjadi "In relationship" tanpa merasa utuh terlebih dulu juga akan menjadi masalah baru di kemudian hari. *Speaks from experience, of course!* Tapi itu cerita lain. Intinya, being single and feels completely happy about it —is everything!


Keep in your mind ladies, that being single is blessing. Itu salah satu moment yang ga akan bisa diulang kembali. Bisa bebas mau apa, pengen apa, jadi apa, mau kemana, bikin apa, dll. Bisa jadi diri sendiri. Bisa mencapai apapun sendiri. Bisa punya agenda sendiri. Bahkan melakukan hal-hal yang ga terduga seperti misalnya mengejar karir. I promise, when you're single.. you are infinite. Just enjoy your SINGLE time!

2. My Baby Sharks oh sorry, I mean.. Books



Being single means.. I can read as much as I want!! Mungkin buat beberapa orang ini ga penting ya, tapi buatku ini luar biasaaaa —dasar kutu buku! Punya waktu untuk baca buku tanpa diganggu, tanpa interupsi berkala —lagi enak-enak baca buku terus anak minta susu kan ga asik, dan tanpa rasa bersalah ketika jatuh cinta dengan salah satu karakter kece di buku, buatku itu kemewahan! 

Aku ini tipe orang yang mudah terbawa emosi. Kalau ketemu buku yang bagus, aku bisa tenggelam dan tak bisa bangkit lagi. *LOL, alay deh* Maksudnya suka kebawa perasaan dan susah move on dari buku-buku maupun karakter-karakter dalam buku yang sedang aku baca. Soalnya kalau lagi into books kaya gitu, aku bisa lupa daratan. Aku bisa stuck disana sampai aku menemukan buku lain yang lebih attractive. Admit itbeing fan-girling when you are a married woman is not cool, inget cincin kawin itu terukir nama siapahh!


Lagipula, dengan menjadi single aku bisa beli buku yang kusuka seenak udel —tanpa perlu menyisihkan uang untuk beli susu. Walaupun seringkali diomeli mami karena buang-buang uang demi segebok kertas, tapi bisa membeli buku yang bagus lalu membacanya berulang-ulang kali itu kenikmatan yang hakiki! And reading had given me the opportunity to learned another language. Pastinya sih Bahasa Inggris —soalnya ga tertarik baca buku impor kalau bukan Bahasa Inggris *bayangkan baca buku Bahasa Thailand, amit-amit ya ampun.. bisa langsung vertigo! no offense anyway*. Salah satu caraku belajar Bahasa Inggris secara efektif ya dengan baca buku.

For god's sake, reading is my favorite thing in the world! Jadi ketika aku masih punya waktu untuk memuaskan diri sendiri dengan baca buku sebanyak mungkin, why complain? For now, give me congratulation... my books and me is officially engaged!


Aku nambahin gambar ini cuma karena Lorgan Lerman-nya cakep! hahaha

3. Let's Go Around The World!

If you're in late twenties, I think you have enough money to go another country on your own. Pasti uda punya tabungan kan? Uda punya karir stabil? Gaji tetap atau bahkan pemasukan tiap bulannya —tabungan? Nah.. yang satu ini HARUS dicoba!

Go travelling!

Aku dulu ga sadar kalau aku suka jalan-jalan. Jalan-jalan kemanapun deh —termasuk ke luar negri. Aku gampang homesick, jadi aku ga suka pergi jauh-jauh dari rumah lebih dari 3 hari *babies..pufft*. Tapi, setelah ngerasain sendiri gimana enaknya bisa ke luar negri, aku jadi ketagihan. Masih suka homesick sih sampai detik ini, tapi pergi jauh dari kampung halaman itu ada seni-nya tersendiri. 

Melihat kehidupan orang lain yang berbeda pelan-pelan mengajari aku untuk berhenti menghakimi orang lain. Ada begitu banyak jenis orang dan kebiasaan berbeda yang bisa dijadikan oleh-oleh setelah jalan-jalan ke luar negri. Hal itu membuat aku belajar lebih menghargai orang lain. You're not the only one person in this world, so be humble. Pengalaman ini juga mengajari aku untuk lebih mandiri. Gimana kalau tersesat dan tak tahu arah pulang? Akankah aku jadi butiran debu? *tampar, sudah mulai ngaco*


Jalan-jalan ke luar negri juga memberikan hal yang ga bisa digantikan dengan apapun, kenangan. Money comes and go, but memory stay forever. Well, yang uda nikah dan punya anak masih bisa ngerasain hal-hal begini juga sih. Ga harus pas single liburan-nya, tapi ketika single kita bisa jadi backpacker. Jalan-jalan ke luar negri sebagai backpacker itu WAJIB hukumnya. Ikut tour dan kemana-mana naik bus emang asik, tapi nyari jalan sendiri, nyari kendaraan sendiri, nyari tempat makan sendiri, keliling sendiri tanpa jadwal pasti, itu amazing banget! Kita bisa menghemat pengeluaran dan masuk ke banyak tempat yang beberapa pasti forbidden untuk mereka yang bawa anak kecil. Single artinya bisa bebas melancong kemanapun tanpa batasan-batasan tertentu. Mau berangkat subuh pulang tengah malem no problemo.

Bahkan pertemuan dengan sesuatu yang special juga bisa terjadi sewaktu-waktu. Bayangkan kita udah diet super ketat untuk bisa ber-bikini di pantai *kaya aku berani aja pake bikini ke pantai, gaya-gaya bilang gini —cih!* and then we met a cute tourist. (Percayalah kalau uda nikah itu SUSAH mau tetep langsing, palagi kalo sudah 'turun mesin'). Ketemu turis cute yang interest sama kamu waktu kamu liburan sama suami-mu? Ga asik kan? Tapi kalo kamu single?? Sikaattt!! *ini ceritanya aku ngarep sih bisa kejadian cute-met kaya gini* But, you already got my point, rite? :p

4. Eksis!

The last but not least, perempuan single bebas eksis kapanpun dia mau. Eksis ini cakupan-nya luas. Bisa lokasi, bisa event, bisa jaringan, bisa apapun. Akir-akir ini kata-kata eksis kayanya jadi kebutuhan hakiki untuk setiap orang. Apalagi didukung dengan social media dimana-mana. Hidup kita ga jauh-jauh dari mata orang lain. Tapi bukan eksis kaya gitu jadi fokus utama-ku. Itu pembahasan lain. 

Eksis disini artinya kita bisa terjun ke dalam hal-hal yang kita suka. Melalui sosial media yang luas kita bisa ketemu banyak sekali peluang maupun perkumpulan dengan hobi dan minat yang sama. Inspiration is everywhere. Social Media bukan semata-mata dipakai untuk pamer atau pembentukan citra diri. Tapi lebih ke arah membuka jaringan ke dunia yang lebih luas.


Being single is to explore yourself. Menggali semua kemampuan yang kita miliki ke titik maksimal. Aku setuju hal ini akan terus berjalan seiring waktu, entah kita single atau enggak. Tapi pasti semua setuju kalau waktu paling EFEKTIF untuk masa-masa ini adalah ketika kita masih single. Girls, you can rule your world. Alone.

You can be anything. You can do anything. You can be anywhere. Anytime. With anybody.

Aku penganut paham bahwa pernikahan adalah perjalanan dua orang yang sudah sama-sama puas dengan kehidupan single mereka. Mereka yang sudah merasa komplit, mandiri, independence, dan puas dengan pencapaian mereka saat mereka masih sendiri. Masa-masa single ini adalah jalan supaya ketika menikah, no regret for your single time. Karena saat single, kita sudah memaksimalkan waktu yang ada dengan sebaik mungkin. 

Mengejar mimpi, melakukan pekerjaan yang diidam-idamkan, sekolah setinggi langit, dan semua yang ingin kita raih. Kita mengutuhkan diri sendiri saat kita berusaha eksis. Saat sudah menikah nanti, prepare yourself to say goodbye for your glorious era. There's so much, SO MUCH things you should give up, when you're marriage. Kodrat wanita adalah mengabdi pada keluarga setelah ia menikah, menjaga keutuhan rumah tangga. Mungkin ada banyak hal yang harus direlakan. Pastikan sebelum waktu itu tiba, you love yourself, your life and your entire existence!


Kata-kata panjang yang susah payah aku ketik ini sebenernya cuma ingin menyampaikan satu hal. Be thankful. Teruntuk diriku sendiri *yap, aku ngetik panjang lebar ternyata hanya bergumam untuk diri sendiri* — there's nothing to worries. Mau single, mau taken, mau married, have no thought about your life. Just because I'm single that's not define my happiness. Aku ga akan lebih bahagia ketika aku pacaran nanti kalau di masa single-ku aku ga bahagia.

Satu-satunya yang membuatku sangat bersyukur sampe mengharu-biru (dan berkaca-kaca) ketika banyak ucapan ulang tahun berdatangan di hari ulang tahun ku kemarin adalah kenyataan bahwa dua sahabat terdekatku mengatakan hal yang sama: Nothing to worries sist! 

Orang lain semua mendoakan aku cepet punya pasangan, minta aku cepet cari pacar, doain supaya enteng jodoh, cepet nikah dll —bukannya aku ga seneng loh, siapa yang ga seneng didoain cepet kawin  nikah? Ya seneng lah! Aku cuma merasakan perbedaan maksud dan pengertian dari semua ucapan itu. Mereka yang mendoakan 'cepet nikah' terdengar seperti mendorong supaya "gerak cepat". Ibaratnya kaya alarm pagi hari yang efektif ngebangunin tapi juga pengen kamu timpuk pake bantal atau tendang sekuat tenaga sampai terlempar keluar jendela —ops! *Berisik gitu loh!* Got the point?

Maybe I just hope everybody said "Good Morning" to me. Just like my two closest buddy. Mereka menyapa "Selamat Pagi" alih-alih menyalakan alarm dan menggedor-gedor pintu. Cuma bisa bikin panik kan kalo kamu gedor pintu keras-keras? You know what I mean? :p Aku sudah cukup besar —dan tua, untuk bisa 'bangun' sendiri tanpa alarm yang nyaring dan mengganggu. No need to be alarm for me hahaha. But, no.. I still thank you for all the wishes! It's really made my day. Tau kalau temen-temen masih peduli dan sayang sama aku —ciehhh :* 


In the end, it's just me feeling grateful with my new age. Kenapa harus nulis panjang lebar dengan Judul "The Perks of Being Woman in Her Late Twenties" sih cuma buat gitu aja? I don't know about other people, tapi aku kenal beberapa perempuan yang merasa bersalah dan ga lengkap karena mereka sudah di ujung 20-an dan di awal 30-an tapi belum punya pacar atau belum menikah. Sometimes ada yang merasa gagal. Bahkan kadang lingkungan menjerumuskan beberapa perempuan dalam pikiran seperti itu. Jujur, aku termasuk dalam orang-orang itu. Tapi aku terbantu dan terbuka pikirannya ketika ada beberapa orang yang dengan baik hati menasehati aku panjang lebar tentang kebenaran-kebenarannya.

Aku juga mau orang-orang lain— yang pernah jadi seperti aku, merasa terbuka dengan semua ocehan-ku (atau curhatan, you named it) ini. I want to make them feel —in one moment, that they're not a sad story :) God already write our life story, our love story, just believe Him ^^

Aku berharap aku ga membuang setengah jam —atau lima menit ('serah deh seberapa cepat kalian membaca) berharga dalam hidup kalian membaca tulisan ini dengan sia-sia. Singkat kata I hope you guys enjoy this video article (kamu bukan youtubers deb, please). Keep being awesome. And always love yourself!
See ya :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...