Senin, 14 April 2014

Being naked....


Kuterpesona...
Melihat semua.. KemurahanMu, KebaikanMu dalam hidupku
Tak sekalipun Kau kecewakan
Selalu setia 
Tak ingkar janji
Dalam hidupku

Ini aku di hadapanMu
Kuserahkan diriku apa adanya
Tak ada lagi keraguanku
Bentukku jadi seperti yang Kau mau

Kini aku sujud berlutut
MenyembahMu dalam Roh dan kebenaran
Aku percaya Engkau yang sanggup
Bawa diriku masuk indah rencanaMu

Ga ada yang special dari blog hari ini. Aku cuma menuliskan lirik lagu yang buat aku jatuh cinta setengah mati sejak hari Sabtu kemaren...
Waktu ibadah Youth hari Sabtu kemaren, sebelum masuk Firman, lagu ini dinyanyiin sama Rio, yang tugas WL hari itu.
Ini lagu yang simple sekali....
Aku tau lagu ini sudah sejak lama. Waktu aku ngobrol-ngobrol sama Jeng Au sesudah ibadah, dia bilang kalau lagu ini bahkan sudah ada sejak kita SMP. Tapi aku lupa, apa emang sudah selama itu atau ketika aku masih SMA ya? Well, yang pasti lagu ini sudah beken sejak lama. Bukan lagu baru di telingaku. Cuma dulu ga pernah demen sama lagu ini. Hanya selintas aja denger lewat radio, lewat CD, lewat toko kaset rohani yang pas lagi muter. Aku emang inget kalau yang nyanyiin si Edward Chen, tapi selebihnya aku ga terlalu notice dengan lagu ini. 

Tapi waktu ibadah kemaren, lagu ini menyentuh aku luar biasa....
Aku ga sedang merasa apa-apa. Aku biasa aja. Ga ada keinginan untuk bersedih-sedih atau nelangsa. I'm totally fine. Aku bahkan sedang semangat-semangatnya ibadah karena pengkotbah kesukaanku mau kotbah hari itu. Uda ga sabar mau dengerin kotbahnya.  Aku sempet berpikir kalau penyembahan sebelum Firman ini di skip aja. Langsung Firman aja lah untuk menghemat waktu, supaya aku bisa mendengar kotbahnya lebih lama :p

Tepat ketika Rio nyanyiin lirik awalnya, aku merasa sesuatu banget!
Semacam perasaan deja vu. Apa ya? Kaya nostalgia gitulah....
"Waow, lagu ini..." Itu yang ada di pikiranku waktu pertama kali denger liriknya.

Waktu masuk reff...itu mengubah segalanya.
Air mata ini tanpa terasa ngalir terus-menerus. En aku ga tau apa yang terjadi. Aku ga tau apa tepatnya yang aku rasakan. 
I. Just. Can't. Stop. Crying!

Di saat itu, aku bisa merasakan semua perasaan-perasaan tersembunyi yang terjadi dalam hati dan pikiranku selama ini. Seperti ada yang membuka semua pertahanan diriku. 
Isi kepalaku, isi hatiku, harapanku, impianku, kekhawatiranku, pergumulanku, cita-citaku, hal-hal yang buat aku happy, hal-hal yang buat aku sedih, ketakutanku, orang-orang yang aku sayangi, hal-hal yang aku pikirkan, hal-hal yang membebani hatiku, kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupku, semuanya terbuka di hadapanku. 

Aku ga bisa menjelaskan bagaimana rasanya. Aku cuma bisa nangis. Semua itu dipaparkan bukan dengan cara yang seperti menghakimi atau menuduh, aku merasa seperti di"telanjangi" perlahan-lahan. Seperti ada "tangan-tangan" yang melepaskan setiap lapisan di dalam diriku satu-persatu, sampai ga ada lagi yang menutupi diriku. Aku bener-bener merasa transparan saat itu.  

Saat itu aku menyadari kalau banyak sekali keraguan, ketakutan dan kekhawatiran yang luar biasa besar dalam hatiku. Aku masih malu dengan diriku apa adanya. Anggapannya kalau di depanku ada cermin, aku ga sanggup lihat wajahku sendiri. Aku ga mau liat pantulan diriku sendiri. Aku masih malu en jijik lihat diriku sendiri. Aku berusaha menutupi itu semua dengan caraku sendiri selama ini. Tapi saat itu aku merasa ditelanjangi. Secara lembut, aku dipaksa melihat pantulan diriku sendiri. Aku dipaksa melihat semua ketakutan, dosa, kekhawatiran, ke-aku-an ku yang sebenernya.



Aku masih minder luar biasa. Aku bahkan terluka dengan penilaian orang-orang tentang aku. Ketika aku dibilang jelek, dibilang ga cantik, dibilang ga pinter, dibilang bodoh, dibilang alay, dibilang sensi, dibilang sok rohani, dibilang kurang ini kurang itu, dibilang lemot, dirasani sana-sini, dihakimi begini begitu, dll dll dll. Itu semua menorehkan luka yang aku ga sadari. Aku merasa aku baik-baik aja, tapi ternyata enggak. Ada banyak luka yang berusaha aku sembunyikan dan aku tutupi tanpa aku sadari. Saat itu, aku bisa lihat semua nya.

"Ini aku dihadapanMu...kuserahkan diriku apa adanya..."

Kata-kata itu yang buat aku ga bisa berhenti nangis. Aku merasa seperti ada tangan yang memaksa aku melihat apa yang ga bisa aku lihat. Selama ini aku memilih melihat apa yang ingin aku lihat. Aku mengubur kepercayaanku sama Tuhan dengan mempercayai anggapan orang-orang tentang aku. Aku berusaha tampil baik di depan orang lain. Aku berusaha mengubah pandangan orang lain dengan caraku sendiri. 


Tapi saat aku merasa ditelanjangi, Tuhan itu seperti melepaskan semua itu dari tanganku. Kalau dibayangkan, aku seperti make baju berlapis-lapis untuk menutupi kekuranganku. Aku pake penutup wajah, aku pake kerudung, aku pake jubah yang tebel, aku pake masker, pake segala macam penutup diri untuk menyembunyikan keminderanku. Saat itu Tuhan lepas semuanya satu-satu. He just show me who I really am..

Hanya dalam 5 menit. Mungkin lebih sedikit atau bahkan ga sampe 5 menit, tapi itu cukup untuk membuat aku diperbarui. Seperti ada ketenangan dan kelegaan yang nyelip di hatiku. Itu ga bisa digantikan dengan perasaan apapun. Aku merasa luar biasa aman. Dilindungi. Dijaga. Dan dipegangi. Aku ga merasa "sendirian" lagi. Ketika aku merasa perlu untuk menutupi semua kekuranganku dengan kekuatanku sendiri, I feel so alone. Kaya aku bakalan diserang sewaktu-waktu, aku bakalan roboh kapanpun, tapi justru saat aku ga pake apa-apa lagi untuk menutupinya, Tuhan membuatku merasa aman dan damai sejahtera.

Kadang aku suka bingung sama Tuhan. Ketika aku sudah di ambang kekuatanku. Ketika aku sudah ga punya pilihan lagi untuk melindungi diriku sendiri, saat aku uda di tepi jurang, justru saat itulah Dia menolong dengan caraNya. Kadang caranya menolong itu unik. Entah terkadang aku dibiarkan jatuh ke jurang. Entah kadang aku dibiarkan berdiri di garis depan tanpa senjata. Kadang pun seperti ini, aku ditelanjangi tanpa ada apapun yang bisa menutupi kekuranganku, tapi di saat-saat seperti itu justru terjadi hal-hal yang luar biasa. Aku mungkin jatuh ke jurang tapi aku ga mati, aku mungkin ga bersenjata tapi aku ga bisa dibunuh, aku mungkin telanjang tapi aku ga malu. That's not mine. But it's Him! Saat itulah aku hanya diam dan melihat, Dia yang bekerja di dalam diriku. Bukan sekelilingku yang dirubah, tapi aku yang diubahkan. Apa yang di dalam kepalaku, apa yang di dalam hatiku, itu yang diubahkan.

In the end, that's what I got:
"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal"
2 Korintus: 18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...