Selasa, 01 Desember 2015

Korean Drama : She Was Pretty

Kalau di drama Korea kita ngeliat tokoh utamanya dari jelek trus jadi cantik, itu sudah biasa. Banyaaakkkk banget drama Korea yang begitu. 
Dari gemuk jadi langsing. 
Dari jelek jadi cantik. 
Dengan perubahan yang ga tanggung-tanggung dasyatnya. Kita serasa liat orang lain waktu penampilan mereka mendadak berubah ―biasanya emang pemerannya diganti! Tapi gimana kalau keadaan itu dibalik? 
Dari yang dulunya cantik trus jadi jelek?! 
Belum lagi, dia (si jelek) lah tokoh utama dalam drama??!!
Kayanya ini hal yang jarang ditemukan di drama Korea. Karena alasan inilah aku jadi penasaran abis dengan She Was Pretty, drama Korea yang sedang aku tonton sekarang!


(Note: Alasan lainnya yang membuatku penasaran banget sama drama ini adalah testimoni dari Jimmy yang segitu suka-nya dengan drama ini dan membicarakannya dengan semangat layalnya perempuan pecinta drama korea pada umumnya. Gimana aku jadi ga amazed dan penasaran banget coba?)


KOREAN DRAMA : SHE WAS PRETTY

I know I was late. Drama ini kutonton saat demam-nya sudah mereda. Kebanyakan dari teman-temanku sudah heboh duluan sama drama ini bahkan sebelum aku tertarik untuk nonton ini. Awalnya aku lebih tertarik dengan Yong Pal yang dimainkan oleh Kim Joo Won dan Kim Tae Hee. Drama itu kayanya heboh banget di Korea dan dipuji dalam segala aspek. Dari hal ga penting seperti make-up nya Kim Tae Hee selama main drama itu sampai rating dari netizen yang awesome. Sudah lama sekali drama Korea tidak mencapai rating setinggi itu. Wow banget kan? Dengan begitu banyak sajung puji untuk Yong Pal, maka She Was Pretty hanya informasi sambil lalu di telingaku. Ga peduli betapa lucu atau seru-nya teman-temanku berkomentar, aku merasa Yong Pal-lah yang harus disimak lebih dulu. Sayangnya, setelah mengikuti Yong Pal sampai episode 7, aku menyerah. LOL! Ceritanya memang bagus dan seru sekali ―belum tegang-nya, tapi semua ketegangan dan alur yang naik dan turun dari Yong pal bikin aku lelah. Lelah karena aku harus bertanya-tanya dan menunggu keseruan selanjutnya. Tanpa joke yang menghibur sama sekali. Akhirnya dengan tujuan untuk menghibur suasana hati di kantor yang cukup muram, aku mencoba nonton She Was Pretty, dan aku ketagihan. Hingga saat ini aku ga bisa berhenti! It's too awesome!

Kamis, 26 November 2015

Book Review: The 5th Wave by Rick Yancey

Book Review

Author: Rick Yancey
Originally Published: 2013
Genre: Science Fiction
Followed By : The Infinite Sea
Country: United State of America
Rating : 4.5/5

Sinopsis dari Cover Belakang:


Setelah Gelombang 1, hanya kegelapan yang tersisa.
Setelah Gelombang 2, hanya orang-orang beruntung yang lolos.
Dan setelah Gelombang 3, hanya yang tidak beruntung yang bertahan.
Setelah Gelombang 4, hanya ada satu peraturan: JANGAN PERCAYA PADA SIAPA PUN.

Alien menyerbu Bumi dan menyapu habis manusia dalam beberapa gelombang. Cassie berhasil bertahan sejauh ini. Menurutnya, untuk tetap hidup, ia harus sendirian. Sampai ia bertemu Evan Walker. Cowok misterius itu mungkin satu-satunya harapan Cassie untuk menyelamatkan adiknya—atau bahkan menyelamatkan dirinya sendiri. Namun, Cassie harus memilih antara percaya atau putus asa, melawan atau menyerah, hidup atau mati. 


MY REVIEW:

“If aliens ever visit us, I think the outcome would be much as when Christopher Columbus first landed in America, which didn’t turn out very well for the Native Americans.” Stephen Hawking

Senin, 23 November 2015

Movie Adaption Review : The Hunger Games Mocking Jay Part 2


Movie Adaption of The Hunger Games: Mockingjay part 2


Film Mockingjay Part 2 sudah keluar di bisokop... Super yeay! I've been waiting this movie for so long!
Setelah bertahun-tahun mengikuti film The Hunger Games kemudian baca lengkap semua buku-nya dan setiap tahun selalu menunggu versi film-nya masuk di bioskop, akhirnya tayang juga film terakhir dari seri lengkap The Hunger Games trilogy, Mockingjay part 2! Setelah dengan baik hati dibeliin tiket via mtix supaya ga ketinggalan film ini, aku sudah selesai nonton Mockingjay hari Jumat tgl 20 November di studio IMAX TP 5 Surabaya. Let's get start to review it!

Senin, 02 November 2015

Karna Pribadi-Mu

"Kupuji Kau karna pribadiMuTiada Tuhan lain yang seperti Engkau"


Sedari kemarin aku sangat terberkati dengan lagu ―super lama yang dinyanyikan ce Mira di gereja.
Sejak pertama denger alunan lagu-nya aku langsung mengenali nada dan lagu ini. Aku ―saat itu, memang ga tau siapa nama penyanyi asli-nya ataupun apa judul lagu-nya, tapi lagu ini benar-benar ga asing lagi di telingaku. Kapan pertama kali aku dengar lagu ini dan dimana, aku lupa total! Yang aku tau lagu ini sudah lamaaa sekali aku dengar dan termasuk lagu lama yang memorable. Menurut temanku sih lagu ini punya alunan musik layaknya tembang Jawa. Well, mungkin juga. Tapi buatku lagu ini lebih enak dibanding tembang Jawa hehehehehe... (karena emang saya ga begitu nge-fans dengan tembang Jawa)

KARNA PRIBADI-MU


Kau berfirman dan semuanya pun tlah terjadi
Kau ciptakan cakrawala penuhi angkasa
Kau tempatkan manusia di dalam tamanMu
Mreka jatuh namun Kau brikan belas kasihanMu

Tuhan kukagumi perbuatanMu yang besar
Namun lebih dari semua ini

Kupuji Kau karna pribadiMu
Tiada Tuhan lain yang seperti Engkau
Dan kusembah Kau karna pribadiMu
Itu sebabnya kunaikkan pujianku
Karna pribadiMu

Kau genapi janjiMu melalui perawan Maria
Yesus nyatakan isi hatiMu pada kami
KasihMu Kau tunjukkan melalui pengorbananNya
Dalam kekelaman Dia mati dan dikuburkan

Tuhan kukagumi perbuatanMua yang besar
Namun lebih dari semua ini

Kupuji Kau karna pribadiMu
Tiada Tuhan lain yang seperti Engkau
Dan kusembah Kau karna pribadiMu
Itu sebabnya kunaikkan pujianku
Karna pribadiMu


Kamis, 29 Oktober 2015

Book Review: Inferno By Dan Brown

Book Review

Author: Dan Brown
Originally Published: 2013
Genre: Mystery, Conspiracy Fiction, Thriller
Preceded By : The Lost Symbol
Country: United State of America
Rating : 5/5

Sinopsis dari Cover Belakang:

Tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan syok saat mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati. Langdon berhasil lolos berkat Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia.

Dalam pelarian, Langdon menyadari bahwa dia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode rahasia ciptaan ilmuwan fanatic yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis―Inferno karya Dante. Ciptaan genetis ilmuwan tersebut mengancam kelangsungan umat manusia, Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki yang berkelindan dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri. Belum lagi, dia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya.

Sang master, Dan Brown, sekali lagi menunjukkan kegeniusan mengolah sejarah, seni, kode, dan simbol dalam sebuah kisah yang tak terlupakan. Setelah The Da Vinci Code, Angels&Demons, dan The Lost Symbol, Inferno kembali menegaskan kejayaan Dan Brown sebagai perajut kisah luar biasa.

MY REVIEW:

"Inferno adalah dunia-bawah yang dijelaskan dalam puisi epik Dante Alighieri, The Divine Comedy, yang menggambarkan neraka sebagai jagat berstruktur rumit dihuni oleh entitas-entitas yang dikenal sebagai "arwah" ―jiwa tanpa-raga yang terperangkap di antara kehidupan dan kematian"

Prolog

Seseorang yang menyebut dirinya Sang Arwah, berlarian pontang-panting di sepanjang bantaran sungai Arno. Dia dikejar-kejar oleh segerombol orang dan diminta untuk mengatakan dimana dia menyembunyikan sesuatu ―yang diyakini oleh sang Arwah adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan umat manusia. Sang Arwah dengan teguh menghindar dari para pengejarnya hingga ia naik ke puncak sebuah menara di Florence. Demi menyelamatkan benda yang ia sembunyikan mati-matian, Sang Arwah melompat dari menara agar para pengejarnya tidak akan pernah menemukan benda itu sampai waktunya tiba ―dimana benda ciptaannya menyelamatkan dunia

Sabtu, 17 Oktober 2015

My Books

The Next Book Review

Due to several reasons I announced that my review will come late than I expected :(
First, Inferno is really not my type of book. I need very very very long time to finish it. Even know it's almost done but unfortunately I got eye disorders. So my family prohibit reading books and there's nothing I can do until my eyes improved..

(This is nonsense ―all those bullshit― like anyone would care hahahaha)

Intinya saya sedang jenuh tingkat dewa karena ga bisa nulis. Ini lucu hahahha. Biasa-nya aku muak dan bosan setengah mati karena harus sering meng-update blog ―yang tidak ada apa-apanya― ini dan sibuk mencari referensi untuk mendukung review yang aku tulis. Sekarang setelah berminggu-minggu aku tidak menulis review satu pun mengenai buku yang aku baca ―padahal buku-buku yang siap di review sudah menggunung di rumah― aku merasa hampa. Hidup ini tidak berarti dan kosong (ehem..aku lebay!). 

Jadi daripada rasa jenuhku ini tidak bisa terlampiaskan, maka aku menulis hal tidak penting lain untuk dibaca ―kalau ada yang baca― di blog ini: BUKU-BUKU yang akan ku-review! 

I have many books in my bookshelf. Banyak banget yang masih belum dibuka plastiknya. Rapi tersusun berdasar urutan beli. Kira-kira ada 10 buku lebih yang ada di rumah dan belum sempat aku baca sampai hari ini. Herannya meskipun hutang baca ku masih banyak tapi aku ga bisa berhenti beli buku baru. Hufftt... mungkin ini yang disebut "Rakus"

Rabu, 07 Oktober 2015

My September Playlist Songs

September's Playlist

Actually, aku belum pernah menulis hal-hal seperti mendaftar Playlist lagu ataukah mendaftar drama yang sedang aku tonton di bulan-bulan tertentu. Aku belum pernah tertarik utnuk menulis hal-hal seperti itu di blog >.< Tapi karena bulan Oktober ini aku belum menuliskan apa-apa dan sepertinya akan lama baru aku mulai menulis review lagi ―mengingat jenis novel yang sedang aku baca saat ini― jadilah aku mencoba untuk menulis hal-hal seperti Daftar Lagu yang aku dengar selama bulan September ini. And here I go...Taaarrraaaaa...

1. Let it Go - James Bay


Oke. Untuk penyanyi satu ini ijinkan aku sedikit cuap-cuap ―sebenernya mau bilang banyak karena kalau sudah nge-fans aku susah dihentikan― tentang talenta dan alasan-alasan kenapa dia menjadi nomer satu di daftar list-ku. Yah, James Bay adalah penyanyi favoritku sepanjang bulan September kemarin! (yeay!) Alasan utamanya betul-betul sederhana; James Bay punya dua lesung pipit yang manis sekali di kedua pipinya <3 Selain itu suaranya itu lohh! Ya olloh ya robi! Sungguh mempesona! Aku ga nyangka badan ceking seperti itu bisa menghasilkan suara yang serak-serak sexy dan mendesah-desah nikmat macam begitu! Gimana aku gak eargasm coba sama suaranya dia? Tapi, satu alasan lagi yang mengesahkan dia penyanyi favorit-ku untuk masa ini adalah: kita punya tanggal lahir yang sama! (4 September) Hello brother!! Aku langsung merasa kita punya ikatan batin tertentu setelah tau tanggal lahir yang entah kenapa bisa kebetulan sama ini. 

Rabu, 30 September 2015

Salvation by Gabrielle Aplin


Ada yang tahu film animasi berjudul "The Little Prince" yang akan segera tayang di bioskop?
Yup, film animasi yang kisahnya merupakan adaptasi dari buku berjudul sama karangan Antoine de Saint-ExupĂ©ry ini sangat menarik perhatianku. Semuanya bermula waktu aku marathon nonton film dua hari berturut-turut saat weekend. Film yang aku tonton menyertakan trailer dari film animasi "The Little Prince" sebelum film dimulai. Dua kali nonton trailer-nya, segera saja teman nonton-ku bilang bahwa ketika film ini nantinya tayang di bioskop, kami harus nonton bersama-sama. Buat dia, trailer-nya menjanjikan cerita yang bagus dan penuh makna. 

Senin, 28 September 2015

Book Review: Confessions of A Shopaholic By Sophie Kinsella

Author: Sophie Kinsella
Originally Published: 2000
Genre: Fiction, Comedy, Chick Lit
Followed By : Shopaholic Abroad
Country: United Kingdom
Rating : 3/5

Sinopsis dari Cover Belakang:

Rebecca Bloomwood adalah seorang jurnalis. Pekerjaannya menulis artikel tentang cara mengatur keuangan. Ia menghabiskan waktu luangnya dengan… berbelanja.

Terapi belanja adalah jawaban untuk semua masalahnya. Namun belakangan Becky dikejar-kejar surat-surat tagihan. Ia tahu ia harus berhenti, namun ia tidak bisa melakukannya. Ia mencoba mengurangi pengeluaran, mencoba memperbesar penghasilan, tapi tak ada yang berhasil. Satu-satunya penghiburan adalah membeli sesuatu… sesuatu untuk dirinya sendiri.
Akhirnya sebuah kisah mengusik hatinya dan menggugah rasa tanggung jawabnya, dan artikelnya di halaman depan menggulirkan rangkaian kejadian yang akan mengubah hidupnya-selamanya.

MY REVIEW:

Becky (Rebecca) adalah seorang jurnalis yang bekerja di majalah keuangan Succesful Saving dengan bos bernama Philip. Becky juga punya sahabat kaya raya yang tinggal satu apartemen dengannya yaitu Suze. Sehari-harinya ia bertugas untuk menulis artikel mengenai kiat-kiat untuk mengatur keuangan dan cara-cara menyimpang uang (menabung). Sayangnya, dalam dunia nyata Becky sangatlah bertolak belakang dengan artikel-artikel yang ditulis-nya. Ia orang yang suka sekali berbelanja. Pekerjaannya ia lakukan dengan setengah hati karena ia kurang berminat dengan bidang keuangan. Walau demikian dia selalu berlagak sebagai jurnalis yang mengetahui segalanya dan kerap kali berbohong untuk menutupi ketidaktahuannya. Becky merasa gaji-nya terlalu kecil untuk kebutuhannya. Tentu saja semua itu tidak cukup karena hobby belanja-nya tidak dapat dihentikan.

Selasa, 22 September 2015

Book Review: Ignite Me by Tahereh Mafi

Author: Tahereh Mafi
Genre: Dystopia, Young-adult fiction
Preceded By : Fracture Me
Country: United States of America
Rating : 5/5





Sinopsis dari Cover Belakang:

Suatu hari nanti aku akan hancur…
Suatu hari nanti aku akan hancurkan semua jeruji yang mengekangku.

Saat ini, aku tak tahu bagaimana nasib Omega Point dan semua penghuninya. Mungkin mereka sudah tewas. Mungkin perang sudah berakhir, sebelum benar-benar dimulai. Di mata Tatanan Baru, aku adalah pemberontak terakhir.

Namun, aku akan bertahan hidup dan terus berjuang untuk meruntuhkan pemerintahan yang sewenang-wenang ini, bagaimana pun caranya. Meskipun harus meminta bantuan orang yang paling tidak kupercaya: Warner.

Seluruh dunia mungkin akan menyerangku, tapi aku tidak akan gentar. Tidak ada kata mundur atau menyerah dalam kamusku. Akan kupertaruhkan semuanya. Inilah puncak perjuanganku.


MY REVIEW:

Juliette selamat dari tembakan Anderson karena Warner. Warner meminjam kekuatan Sonya dan Sara untuk menyembuhkan Juliette dan berniat menyembunyikannya. Anderson tidak tahu kalau Juliette masih hidup sebab sesudah ia menembak Juliette ia segera kembali ke ibukota dengan membawa Sonya dan Sara bersamanya. Juliette shock ketika diberitahu Warner bahwa Omega Point hancur beserta seluruh penghuninya. Ia begitu marah sehingga ia ingin menghabisi Anderson dengan tangannya sendiri. Ia tidak ingin bersembunyi lagi, kali ini ia ingin berperang, menggunakan segenap kekuatannya dan menghancurkan Tatanan Baru. Namun kali ini ia tidak akan sendirian. Warner menawarkan bantuannya untuk Juliette.Ia bersedia membantu Juliette menghabisi ayahnya sendiri.

Untuk pertama kalinya Juliette akhirnya menerima uluran tangan Warner. Manusia yang ia anggap kejam ini telah menyelamatkan nyawanya meskipun sebenarnya Juliette tahu Warner tidak perlu melakukannya. Tapi sekali lagi Warner melakukan hal-hal yang tidak disangkanya, itu cukup bagi Juliette untuk mempercayakan dirinya pada Warner. Sekali lagi.

Selasa, 15 September 2015

Book Review: Fracture Me by Tahereh Mafi

Author: Tahereh Mafi
Genre: Dystopia, Young-adult fiction
Followed by: Ignite Me
Preceded By : Unravel Me Me
Country: United States of America
Rating : 4/5










Sinopsis dari Cover Belakang:

In this electrifying sixty-page companion novella to the New York Times bestselling Shatter Me series, discover the fate of the Omega Point rebels as they go up against The Reestablishment. Set during and soon after the final moments of Unravel Me, Fracture Me is told from Adam's perspective.

As Omega Point prepares to launch an all-out assault on The Reestablishment soldiers stationed in Sector 45, Adam's focus couldn't be further from the upcoming battle. He's reeling from his breakup with Juliette, scared for his best friend's life, and as concerned as ever for his brother James's safety. And just as Adam begins to wonder if this life is really for him, the alarms sound. It's time for war.

On the battlefield, it seems like the odds are in their favor—but taking down Warner, Adam's newly discovered half brother, won't be that easy. The Reestablishment can't tolerate a rebellion, and they'll do anything to crush the resistance . . . including killing everyone Adam has ever cared about.

Fracture Me sets the stage for Ignite Me, the explosive finale in Tahereh Mafi's epic dystopian series. It's a novella not to be missed by fans who crave action-packed stories with tantalizing romance like Divergent by Veronica Roth, The Hunger Games by Suzanne Collins, and Legend by Marie Lu.

MY REVIEW:

Perang dengan Tatanan Baru akan segera dimulai. Peperangan yang sesungguhnya. Tapi malam sebelum hari peperangan keadaan menjadi kacau. Kenji harus dibawa ke tempat Sonya dan Sara untuk disembuhkan. Adam melihat dampak dari kekuatan Juliette yang sesungguhnya. Kekuatannya yang menghancurkan. Hanya berada dalam jarak sedekat itu saja dengan Juliette, Kenji hampir binasa. Walaupun Adam yakin bahwa salah Juliette-lah Kenji tumbang dan sekarat, namun Adam tidak tega mengatakan itu langsung di depan Kenji maupun Juliette. Sebaliknya ia malah membela Juliette, karena memang Juliette tidak menyentuh Kenji sama sekali. Saat itu Adam tidak tahu kalau Warner bisa mengambil kekuatan Juliette dan menggunakannya secara tidak sengaja ke Kenji, sehingga ia yakin bahwa salah Juliette lah Kenji terluka. Dan Adam, mulai merasa takut pada Juliette dan kekuatannya.

Kamis, 10 September 2015

Touch The Sky - Hillsong


Hello September! Hello again my born month! It's always feel good in September. I feel spirit, happiness, and excitement, always, in this month!

And this time, I won't share about books I've read, but I want to share my thought about one wonderful song from Hillsong. This song came with title "Touch The Sky" in their new album, EMPIRES. Album ini sudah keluar sejak bulan Mei kemaren dan aku baru betul-betul mendengarkan kemaren-kemaren ini. Lagu pertama yang aku denger berjudul "Touch The Sky" and maybe.. this is love from the first heard hahahaha.


Aku dengernya waktu dateng ke gereja Bethany Manyar Surabaya, ibadah Youth jam 5 sore di hari Sabtu tgl 5 September 2015. Mereka menampilkan bumper dan video opening sebelum ibadah di mulai, dan salah satu dari backsound video opening mereka adalah lagu ini. Awalnya aku cuma fokus ke video yang mereka buat, gambar-gambar yang ditampilkan, mostly sih salah satu member mereka yang memang profesinya model. Keindahan alam beserta modelnya ditampilkan lewat warna-warna lembut hasil jepretan dan rekaman tim fotografi dan multimedia mereka. Apakah mungkin karena gambarnya yang bagus, atau modelnya yang cantik, atau yang lebih masuk akal lagi, aku menemukan keindahan sesungguhnya dari video itu dari lirik lagu yang menjadi backsound-nya. Buatku backsound-nya lah yang menghidupkan video itu sedemikian rupa sampai membekas di hati.

Rabu, 09 September 2015

Book Review: Unravel Me by Tahereh mafi


Author: Tahereh Mafi
Genre: Dystopia, Young-adult fiction
Followed by: Fracture Me
Preceded By : Destroy Me
Country: United States of America
Rating : 5/5









Sinopsis dari Cover Belakang:

tik tok
           tik tok
                      hampir tiba waktu berperang.

Aku berhasil melarikan diri ke Omega Point, markas dari gerakan pemberontak dan tempat berkumpulnya orang-orang sepertiku yang memiliki kutukan anugerah, kekuatan supernatural berupa sentuhan mematikan. Kupikir akhirnya aku terbebas dari Tatanan baru, bebas dari rencana mereka untuk menjadikanku senjata pemusnah, bebas untuk mencintai Adam. Tidak kusangka ternyata Warner lebih keras kepala, mengagumkan, gigih dari yang kukira. Dia terus mencariku, apalagi setelah tahu dirinya kebal dari sentuhanku.

Masa lalu mengerikan masih menghantuiku, dan masa depanku penuh kehancuran ketidakpastian. Sedangkan masa kini … mengharuskanku untuk memilih antara cinta atau nyawa Adam atau pergi bersama Warner. 



MY PREVIEW:
"You have to deal with who you are and you have to figure out how to live with it. Just like the rest of us"
Kenji Kishimoto, Unravel Me by Tahereh Mafi.

Selasa, 01 September 2015

Book Review: Destroy Me by Tahereh Mafi

Author: Tahereh Mafi
Genre: Dystopia, Young-adult fiction
Followed by: Unravel Me
Preceded By : Shatter Me
Country: United States of America
Rating : 5/5




Sinopsis:

Set after Tahereh Mafi's Shatter Me and before Unravel Me, the spellbinding sequel, Destroy Me is a novella told from the perspective of Warner, the ruthless leader of Sector 45.

In Shatter Me, Juliette escaped from The Reestablishment by seducing Warner—and then putting a bullet in his shoulder. But as she'll learn in Destroy Me, Warner is not that easy to get rid of . . .

Back at the base and recovering from his near-fatal wound, Warner must do everything in his power to keep his soldiers in check and suppress any mention of a rebellion in the sector. Still as obsessed with Juliette as ever, his first priority is to find her, bring her back, and dispose of Adam and Kenji, the two traitors who helped her escape. But when Warner's father, the Supreme Commander of The Reestablishment, arrives to correct his son's mistakes, it's clear that he has much different plans for Juliette. Plans Warner simply cannot allow.


MY REVIEW:


Juliette tidak menembak Warner sampai mati. Itu jelas. Juliette mengarahkan pistol ke jantung Warner namun tembakannya meleset dan mengenai pundaknya. Warner masih hidup, tapi dalam keadaan terluka baik fisik maupun hati, tidak pernah terlintas dalam kepalanya kalau Juliette akan menembaknya. Dia begitu malu karena dia mencium Juliette dengan sepenuh hati, karena Warner mencintai Juliette, sangat mencintai Juliette dan kesungguhannya itulah yang membuat dia luar biasa malu. Seandainya dia hanya mencium Juliette hanya karena nafsu sesaat, tembakan Juliette tidak akan menimbulkan luka yang dalam di hati nya. Tapi Warner sungguh-sungguh mencintai Juliette, kenyataan itu memperburuk segalanya. Ia berusaha melupakan Juliette tapi bayangan Juliette terus muncul dalam kepalanya tanpa bisa dicegah.

Senin, 31 Agustus 2015

Book review: Shatter Me by Tahereh Mafi

Author: Tahereh Mafi
Genre: Young-adult fiction
Followed by: Unravel Me
Country: United States of America
Rating : 4 /5







Sinopsis dari cover belakang :

Negara melihat betapa menguntungkan betapa berbahayanya aku, dan mereka pun memutuskan untuk menyekapku di sebuah penjaramenjauhkanku dari manusia normal. Mereka ingin menjadikanku senjata pemusnah menciptakan kedamaian yang sempurna di dunia ini.
Datanglah Adam. Tampan, memikat, memesona, baik hati. Di matanya, aku cantik aku tidak berbahaya. Lalu, kami pun bersekongkol berdiskusi. Adam akan membantuku keluar dari kurungan pengasingan ini, dan kami akan hidup bahagia nun jauh di sana. Itu janjinya.
Tapi, apakah dia bisa menepatinya? Tidakkah dia sadar bahwa suatu saat nanti aku bisa saja mengubah dan menghancurkannya menjadi serpihan abu?


MY REVIEW:


Juliette Ferarrs dikurung di Rumah Sakit Jiwa selama 264 hari. Selama dikurung dia tidak pernah bertemu siapapun, berbicara dengan siapapun, dan hanya duduk diam di dalam sel-nya sambil menatap keluar jendela. Dalam kurun waktu selama itu, untungnya dia tidak menjadi gila. Juliette tetap waras, walaupun pasien lainnya berteriak-teriak akibat kegilaan mereka dikurung secara keji di sana. Ia tidak berusaha keluar, karena ia menyadari ia berbahaya. Berbahaya untuk orang lain. Tidak ada tempat yang dituju bila ia keluar, karena ia ditakuti masyarakat, bahkan orangtuanya sendiri membuangnya karena kemampuan yang dimilikinya. Ia hanya berusaha bertahan untuk tidak gila selama dikurung di rumah sakit jiwa. Dan itu membuat usahanya untuk tidak menyakiti siapapun sedikit ringan karena ia selalu sendirian.

Senin, 24 Agustus 2015

Book Review: Fangirl by Rainbow Rowell

Author: Rainbow Rowell
Original language: English
Genre: Young-adult fiction
Rating : 4/5








Sinopsis dari Cover Belakang:

Cath dan Wren—saudari kembarnya—adalah penggemar Simon Snow. Oke, seluruh dunia adalah penggemar Simon Snow, novel berseri tentang dunia penyihir itu. Namun, Cath bukan sekadar fan. Simon Snow adalah hidupnya!

Cath bahkan menulis fanfiksi tentang Simon Snow menggunakan nama pena Magicath di Internet, dan ia terkenal! Semua orang menanti-nantikan fanfiksi Cath.

Semuanya terasa indah bagi Cath, sampai ia menginjakkan kaki ke universitas. Tiba-tiba saja, Wren tidak mau tahu lagi tentang Simon Snow, bahkan tak ingin menjadi teman sekamarnya! Dicampakkan Wren, dunia Cath jadi jungkir balik. Sendirian, ia harus menghadapi teman sekamar eksentrik yang selalu membawa pacarnya ke kamar, teman sekelas yang mengusik hatinya, juga profesor Penulisan Fiksi yang menganggap fanfiksi adalah tanda akhir zaman.

Seolah dunianya belum cukup terguncang, Cath juga masih harus mengkhawatirkan kondisi psikis ayahnya yang labil. Sekarang, pertanyaan buat Cath adalah: mampukah ia menghadapi semua ini?

MY REVIEW:

Cath adalah remaja kutubuku yang memiliki saudara kembar identik bernama Wren. Mereka berdua sama-sama menyukai Simon Snow, novel berseri tentang dunia sihir. Bahkan Cath dan Wren rajin menulis fan fiksi versi mereka sendiri mengenai Simon Snow dengan nama pena Magicath dan Wrenegade di website Fanfixx.net, salah satu website fan fiksi paling digandrungi dan paling besar di negara mereka. Cath pikir tidak akan ada yang berubah ketika dia dan Wren akhirnya akan masuk ke universitas. Cath berencana terus menulis fan fiksi mengani Simon Snow bersama dengan Wren dan berbagi kamar di asrama saat kuliah. Namun Cath harus kecewa setengah mati ketika mengetahui bahwa Wren berubah.

Selasa, 18 Agustus 2015

Book Review: Champion by Marie Lu

Author Marie Lu
Country United States
Language Indonesia
Series Legend (series)
Genre Dystopian, young adult
Preceded by Prodigy
Rating : 5/5











Sinopsis dari Cover Belakang:

Perang kembali pecah. Pihak Republik dan Koloni saling mencurigai satu sama lain sebagai dalang di balik penyebaran virus baru yang mematikan. Kali ini, Koloni berada di atas angin karena bersekutu dengan Afrika. Untuk bertahan, Republik harus menemukan vaksin dari virus tersebut, dan jawabannya ada dalam diri Eden, adik Day. Atas perintah Elector, June harus membujuk Day untuk menyerahkan satu-satunya keluarga yang dimiliki pemuda itu.
Setelah semua penderitaan dan kehilangan yang mereka alami karena Republik, sanggupkah Day dan June memberikan pengorbanan yang lebih besar lagi untuk negara ini? Dan masih adakah secercah harapan bagi keduanya untuk menjalani hidup bahagia bersama?
Jangan lewatkan akhir yang mengejutkan dan mengharukan dari trilogi bestseller karya Marie Lu ini!


MY REVIEW:

Rakyat akhirnya percaya kepada Anden berkat bantuan Day. Setelah melewati berbagai kejadian di Koloni dan berhasil kembali ke Republik, Day akhirnya memberikan pernyataan langsung untuk mendukung Anden sebagai elektor baru Republik yang berbeda dengan elektor sebelumnya. Dengan demikian, Day mendapatkan Eden kembali dalam kehidupannya. 

Rabu, 12 Agustus 2015

Book Review : Prodigy, Marie Lu

Author: Marie Lu
Country: United States
Language: Indonesia
Series Legend: the Series
Genre: Dystopian, young adult
Preceded by Legend
Followed by Champion
Rating : 4.5/5








Sinopsis dari Buku:

Setelah berhasil meloloskan diri dari eksekusi publik, Day yang ditemani oleh June lari ke Las Vegas. Mereka memerlukan bantuan Kelompok Patriot untuk menyembuhkan luka tembak di kaki Day, menemukan Eden, serta menyelundup ke Koloni. Sebagai balas budi, Day dan June harus membantu menyulut pemberontakan rakyat Republik dan membunuh Elector yang baru, Anden. June bersedia melakukan apa pun demi Day, namun instingnya mengatakan bahwa Anden tidaklah sekejam Elector sebelumnya dan rencana pembunuhan ini adalah sesuatu yang salah. Selain itu, ada yang mencurigakan dalam diri Razor, pemimpin Kelompok Patriot. June berusaha membuat Day sepaham dengannya, tapi Day sudah terlanjur digelapkan oleh amarah pada pemerintahan Republik.
Dalam dunia yang kacau balau ini, masing-masing pihak berpegang teguh pada apa yang mereka yakini. Pihak manakah yang pada akhirnya akan menang? Berhasilkah June meyakinkan Day untuk menyabotase rencana pembunuhan Elector? Dan setelah semua ini berakhir, dapatkah June dan Day tetap bersama?

MY REVIEW

Untuk sementara June dan Day lolos dari kematian. Tapi tidak bisa disangkal bahwa Day butuh pertolongan. Segera. Tembakan di paha nya oleh komandon Jameson melemahkan Day dan membuat repot June yang menemaninya dalam pelarian. Untuk bisa selamat dari tangkapan serdadu militer, June harus meminta tolong kembali pada Patriot, kelompok pemberontak Republik. Namun tidak pernah ada yang gratis dari Patriot, setelah June memberikan 200.000 Notes nya pada Kaede (anggota Patriot) untuk meloloskan Day dari eksekusi Publik, June tidak punya apa-apa lagi untuk digunakan sebagai imbalan agar Patriot mau menolong Day. Beruntung Day adalah salah satu kriminal yang sejak lama selalu diincar Patriot untuk bergabung karena kemampuannya, Patriot bersedia menolong Day dan June dengan syarat mereka harus membantu dan ikut serta dalam rencana Patriot menyulut revolusi di Republik.

Senin, 10 Agustus 2015

Book Review: Legend by Marie Lu


Author: Marie Lu
Country: United States
Language: Indonesia
Series: Legend (series)
Genre: Dystopian young adult Science Fiction
Followed by: Prodigy and Champion
Rating: 5/5






Sinopsis dari Cover Belakang:

Tahun 2130. Amerika Serikat telah terbagi menjadi dua wilayah: Republik di Barat dan Koloni di Timur. Keduanya menghadapi perang saudara yang tak ada habisnya. Seakan itu belum cukup, rakyat Republik di rumah-rumah kumuh harus menghadapi wabah penyakit dan konflik kesenjangan sosial.
Day, warga miskin Republik, mempunyai puluhan catatan kriminal dan tak punya rekaman sidik jari maupun potret diri. Selama lima tahun, pemuda itu menjadi buronan paling dicari, terlebih setelah dia dituduh membunuh Metias, salah satu tentara militer Republik.
June, adik perempuan Metias dari ranah elite dan calon prajurit militer, bersumpah untuk memburu Day demi membalas dendam atas kematian kakaknya, sekaligus mengabdi pada Republik. Namun, kenyataan berkata lain saat June dan Day saling jatuh cinta. Bagaimana hubungan keduanya berlanjut? Dan apakah yang akan dilakukan June untuk menghadapi intrik dengan Day serta negaranya?

MY REVIEW

Akirnya aku ketularan juga dengan demam Legend yang beberapa waktu lalu sempet mewabah di berbagai blog buku yang kubaca (entah di internet maupun di instagram). Saat baca review-review itu aku hanya mikir: "Masa sih trilogy ini sebagus itu?" Jujur aku memang sempet bosan dengan genre Dystopia yang sedang marak setelah The Hunger Games muncul di bioskop. Setelah The Hunger Games, muncul banyak film yang serupa, sebut aja Divergent dan The Maze Runner yang sudah terbukti sukses di daftar film-film box office. Kesuksesan dua film itu membuat semua teman-temanku berbondong-bondong ke toko buku untuk koleksi semua novel-nya. Mereka jelas menularkan virus membaca yang sudah lama sekali aku tinggalkan semenjak sibuk kerja di kantor. Dari yang baca hanya di kala senggang, berkat novel dystopia yang diangkat jadi film, mendadak kesukaanku sama membaca meningkat lagi lebih gila dibandingkan dulu.

Jumat, 31 Juli 2015

Oh My GHOST - Korean Drama


Jadi, karena aku sedang nganggur di kantor dan kebetulan on the mood untuk nulis di blog, akirnya aku memutuskan untuk mengulas topik yang sangat ga penting buat sebagian besar orang yang pernah singgah di blog-ku: Drama Korea

Memang nulis itu butuh komitmen. Aku akui aku kurang berkotmitmen. Gampang sekali punya keinginan tapi gampang juga untuk mengakhiri keinginan itu (alias, mendadak males). Aku juga sudah berpikir untuk ga akan lagi menulis tentang drama Korea karena semua temanku kebanyakan bilang itu ga penting. Buatku juga sih. Kadang aku cukup malu setelah me-review ulang isi blog-ku dan kebanyakan isi-nya tulisan-tulisan ga penting mengenai drama Korea. Cuma ya yang namanya mood kan ga bisa ditebak. Kemaren abis dikritik aku langsung ga mood sama Korea. Tapi hari ini mendadak mood

Jadilah sekarang aku membongkar Google dan search banyak gambar mengenai drama yang lagi aku tonton sekarang: Oh My Ghost!

Jumat, 05 Juni 2015

Book Review: Sabtu Bersama Bapak By Adhitya Mulya

BOO REVIEW


This is my first drive for review a book

#First Book




Title: Sabtu Bersama Bapak
Pengarang : Adhitya Mulya
Penerbit: Gagas Media
Tahun beli: 2015




Rating:
5/5



Ringkasan dari Buku:


“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.“Ini Bapak.Iya, benar kok, ini Bapak.Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.

Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.Bapak sudah siapkan.
Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.I don’t let death take these, away from us.I don’t give death, a chance.
Bapak ada di sini. Di samping kalian.Bapak sayang kalian.” 
Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka. “Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain”



My Review


“Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain” Cakra

Senin, 09 Februari 2015

February


BROWN EYES


Remember the first day when I saw your face?
Remember the first day when you smiled at me?
You stepped to me and then you said to me
I was the woman you dreamed about


Remember the first day when you called my house?
Remember the first day when you took me out?
We had butterflies although we tried to hide
And we both had a beautiful night


The way we held each others hand
The way we talked, the way we laughed
It felt so good to find true love
I knew right then and there you were the one


I know that he loves me 'cause he told me so
I know that he loves me 'cause his feelings show
When he stares at me you see he cares for me
You see how he is so deep in love

I know that he loves me 'cause its obvious
I know that he loves me 'cause its me he trusts
And he's missing me if he's not kissing me
And when he looks at me his brown eyes tell it so


Remember the first day, the first day we kissed?
Remember the first day we had an argument?
We apologized and then we compromised
And we've haven't argued since


Remember the first day we stopped playing games?
Remember the first day you fell in love with me?
It felt so good for you to say those words
'Cause I felt the same way too


The way we held each other's hands
The way we talked, the way we laughed
It felt so good to fall in love
And I knew right there and then that you were the one


I know that he loves me 'cause he told me so
I know that he loves me 'cause his feelings show
When he stares at me you see he cares for me
You see how he is so deep in love

I know that he loves me 'cause it's obvious
I know that he loves me 'cause it's me he trusts
And he's missing me if he's not kissing me
And when he looks at me his brown eyes tell it so


I'm so happy, so happy that you're in my life
And baby now that your apart of me
You've showed me
Showed me the true meaning of love
(The true meaning of love)

And I know he loves me

I know that he loves me 'cause he told me so
I know that he loves me 'cause his feelings show
When he stares at me you see he cares for me
You see how he is so deep in love

I know that he loves me 'cause it's obvious
I know that he loves me 'cause it's me he trusts
And he's missing me if he's not kissing me
And when he looks at me his brown eyes tell it so

He looks at me and his brown eyes tell it so




Februari

Februari adalah bulan yang sangat berkesan buat aku.  
Setahun yang lalu, terjadi hal yang membahagiakan di hidupku di bulan ini.
Sangat berkesan sampai setahun kemudian, yaitu sekarang, aku berniat merayakan (sekaligus mengenang kembali) kejadian besar yang terjadi setahun yang lalu di bulan ini ^^

Sementara aku lagi dengerin lagu ini dan buka-buka file lama di komputer, aku ga sengaja buka tulisan lama ku di tahun 2008. Semacam diary gitu lah. Begitu baca aku langsung merasa terharu dan deja vu di saat yang bersamaan. Wow.. it's been a long time! Sangat pas dan luar biasa cocok dengan moment-nya. Begitu aku baca kata-kata pertama diary-ku itu, aku langsung berkaca-kaca. Oh my God.... >.<

Sebenernya kejadiannya bukan 2008 tapi 2005, waktu aku masih kelas 2 SMA. Kalau aku buka file yang tahun 2005 aku pasti nemu cerita detail dan proses-nya (yang bahasanya masi ampun-ampun alay-nya) tapi karena aku terlanjur tersentuh dengan kata-kata pertama di file tahun 2008 ini aku jadi males ngebuka yang 2005. Ini soalnya uda bentuk ringkasan, dan bentuk kata lampau. Seperti aku mengulang kembali ceritanya, bukan dalam bentuk Present Tense kaya yang di file 2005. Lebih bagus yang tahun 2008 juga (meski masih alay) hahahha

And here it is...

(Note: Sorry for poor sentences. Aku masih terlalu alay dengan kebiasaanku (meskipun itu aku uda kuliah!!) menulis diary. Jadilah bahasanya sedikit "menjijikkan" untuk dibaca. Beberapa yang ekstrem sudah ku-edit hahahaha)




Someday, in 2008....


"BROWN EYES. Ini lagu yang tak dengerin ketika aku jatuh cinta hahahaha. Waktu pertama kali aku suka sama lagu ini, saat itu aku lagi suka banget sama Jimmy. Teman sekelas di SMA waktu aku masih kelas 2 SMA. Jimmy orangnya ramah, ganteng, baik hati, rame, en selalu bertanya-tanya soal hidupnya. Hmmm, aku jadi pengen nostalgia..hahahahaha

            Ok, karena lagi nganggur, aku cerita ulang ah tentang Jimmy.
            Awalnya aku sangat benci sama Jimmy. Orangnya ruame, suaranya kaya gledek, suka garai orang en suka tepe-tepe (tebar pesona) setengah mati. Muak aku liatnya. Apalagi dia bandel soro en kalo ngomong heemmmppp, jreb..jreb..jreb.. Menusuk soro! Aku pernah jadi korban perkataannya, en itu langsung buat aku membencinya luar biasa..hahahahahahahaha. Masa-masa SMA kelas 1 ^^ 

Trus kelas dua SMA sekelas lagi. En kita mulai kenal, secara kelas 1 sekelas, kelas dua sekelas lagi. Otomatis kenal lah yah.. En dia berubah banget!! Jadi ramah sama aku, trus jadi suka ngageti aku di kelas. Karena aku orang yang mudah sekali kaget, trus latah (n pake acara jingkat segala pas kaget) dia jadi ketagihan ngagetin aku. Asyik katanya liat aku kaget. Diieeeeenggggg...

Awalnya aku cuma merasa dia itu...kocak. Sampe akhirnya, (entah karena apa) aku jadi merasa dia terlihat berbeda di mataku. Padahal aku tau kisahnya dia sama cewek kelas sebelah yang bertepuk sebelah tangan,(karena dia sangat mengumbar perasaannya, jadilah itu uda rahasia umum di sekolah. Swt gak seh??), dan aku juga tau dia ga akan berubah pikiran meski uda ditolak, dan walau aku tau semua itu..aku tetep suka sama dia. Stupid isn't it?  Herannya pula, aku jadi sering cerita-cerita sama dia. Sampe suatu hari dia minta aku buatin dia puisi. Tentang kehancuran. Dead end. Tentang keputusasaan. Tentang yang mati-mati gitu. Aku shock!! Dia se-desperate itukah dengan cewek kelas sebelah?? Sampe kaya orang mau mati?? (Sekarang aku baru tau kalau puisi kehancuran itu bukan tentang cewek kelas sebelah, tapi lebih tentang dia dan keluarganya). Cuma ya tetep aja aku buatin dia puisi meskipun aku ga tau se-desperate apa dia sebenarnya hahaha..
Tapi yang buat aku lebih penasaran dibanding alasan dia minta dibuatin puisi adalah kenyataan dia MEMINTA aku untuk bikinin dia puisi, aku beranikan diri tanya ke dia: ”Kenapa kamu kira aku bisa buat puisi Jim?? Aku ga pinter buat puisi, kamu bisa minta Agit atau Sulu yang lebih jago dari aku” Dan jawabannya dia saat itu yang buat aku langsung tertegun en jadinya makin suka sama dia,hahahahaha. 

Jimmy: ”Gaklah, aku tau kamu bisa Deb, en aku pikir kamu lebih mengerti perasaanku ketimbang mereka. Dan lagi, mukamu kaya penulis hehehehe” 

Gak special sih jawabannya, beneran biasa aja, tapi aku langsung terpesona denger jawaban itu. Dia orang pertama yang menyadari aku suka soro bikin puisi. En aku orang yang suka sekali nulis-nulis. Bahkan sebelum aku sendiri menyadarinya. Itu buat aku memandang dia secara berbeda. Orang ini mengerti aku dan menghargai aku. En aku terkejut pengertian itu dateng dari Jimmy, bukan dari sahabat-sahabatku yang notabene lebih sering menghabiskan waktu sama aku dan sering baca tulisan-tulisanku di map file...

            Seorang Jimmy, salah satu anak populer di angkatanku, en dia mau berteman dengan siapa aja, meskipun aku bukan termasuk kawanan gank-nya. Itu yang buat aku bener-bener merasa dia beda. Di jamanku, yang namanya "nge-gank" itu nge trend banget! Semua yang keren-keren kumpul jadi satu gank. Yang kutubuku en pinter-pinter ngumpul jadi satu gank. Yang super nakal dan tukang bikin masalah kumpul jadi satu gank. Yang ganteng-ganteng, cantik-cantik, dikenal banyak orang ngumpul jadi satu gank. Jimmy salah satu orang yang masuk di gank-gank populer itu. Biasanya mereka-mereka yang di gank itu, sukar untuk berteman dengan orang di luar gank mereka. Palagi yang termasuk biasa-biasa aja kaya aku dan ga terlalu suka menonjol. Jarang lah kumpul atau ngobrol kalau bukan karena sekelas. Tapi Jimmy ga kaya temen-temen gank-nya yang lain. Dia melanglang buana ke siapa aja dan menganggap semuanya teman. Bukan yang "kamu gank-ku" atau "Kamu bukan gank-ku". Secara karakter dan fisik, aslinya dia bukan tipeku blas. Bahkan aku sempet benci mati-matian sama dia waktu kelas 1 SMA. Belum ramenya itu... aduh gak nahan pek! Bising soro arek itu.... Sukae guyonan tok, mbanyol-mbanyol ga jelas, suka garai orang en selalu ngageti aku....haizzzz....swt pokok’e...

            Di saat-saat itulah aku pertama kali berkenalan sama lagu  Brown Eyes. Lagunya Destiny Childs.

            Setiap hari aku muter 10 kali lebih lagu ini. Setelah selesai, aku putar lagi, lagi, lagi, lagi en lagi. Sampe orang rumahku hafal betul ama nadanya hehehehe. En setiap denger lagu ini aku gak akan pernah lupa sama Jimmy. Walaupun aku uda ga suka dia lagi sekarang, tapi aku gak pernah lupa kalau aku pernah suka sama dia. Dia orang pertama yang memperlakukan aku dengan sangat baik. Dia gentleman sekali sama aku. Sejauh ini, aku belum menemukan orang se-gentle itu. Bukan juga Yonathan. Belum ada yang memperlakukan aku kaya Jimmy mengenai perasaanku. Dia cowok yang sangat menghormati perasaanku. Dia menghargai perasaanku dengan sangat baik. Itu yang buat aku akhirnya bisa merelakan dia dengan tulus ke cewek kelas sebelah hehehehehehehe..

            Aku tau sejak awal dia ga akan pernah suka aku. Dunia kita terlalu berbeda. Dan terlalu beresiko buat aku untuk suka sama dia sebenernya. Karena kita emang beda soro. Baik kepribadian, lingkungan, prinsip hidup, pergaulan, dll. Tapi sikapnya ke aku gak pernah jahat atau kurang ajar. Ke aku, dia lebih cenderung sopan. Ga sekurang ajar kaya ama cewek laen. Aku ga tau kenapa dia bersikap kaya gitu, entah karena dia merasa aku orangnya spiritual, jadi dia menghormati hal itu atau ada alasan lain, aku juga ga tau. Dia pernah bilang, aku ga sama kaya cewek yang lain-lain. Bukan dalam arti special, cuma ada sesuatu dari aku yang buat dia ga bisa memperlakukan aku seperti cewek pada umumnya. Dia lebih ke yang.. hati-hati sama aku. Bener-bener menghormati gitu kesannya. Dia kalo ngomong sama aku juga bisa sambil becanda, mayak dll..tapi lain. Ada unsur sopannya gitu.
            Dia kaya sungkan kalo terlalu kasar or kurang ajar ma aku...

(Seven G)

            Sampe akhirnya dia jadi penasaran sekali aku suka ama siapa. Tentu aja aku selalu mbulet setiap kali dia tanya aku naksir siapa. Dia merasa kok aku main sembunyi-sembunyian en ga ngasi tau dia?? Padahal ya dialah orangnya!! Dan ga mungkin kan aku ngaku??? Aku ga segila itu. Tapiiiiii...ternyata dia emang penasaran sekali, tanpa sadar kalau dialah orangnya ha100x. Akhirnya dia cari tau ke semua temenku. Temen-temen deketku saat itu (Seven G), pada bungkam semuanya. Mereka tentu aja menyembunyikannya dengan senang hati. Tapi fatalnya Jimmy trus tanya ke Ivan. Ivan kan emang terkenal ember sekali, jadilah Ivan mengaku ke Jimmy dengan polosnya. Gubrak!! (!@#$%&*). Palagi di saat itu Jimmy uda jadian dengan cewek kelas sebelah setelah dia jatuh bangun mengejarnya. Apa ga bunuh diri namanya kalo saat itu Jimmy tahu aku suka dia?? Aku sebal bukan kepalang. Rasanya pengen motong lidahnya Ivan... Arrrrrrggggghhhhhh...!! 

(Aku sama Ivan)

Tapi, yang ga disangka sikapnya Jimmy pas tau sangat....tidak terduga.
            Karena waktu itu kita sama-sama uda naik kelas tiga (sama-sama anak IPS) en kita beda kelas, jadilah waktu kita buat ngobrol-ngobrol berkurang drastis. Aku jadi merasa jauh ama dia. Tapi itu gak pa-pa, soalnya kan sekarang dia uda jadian. Aku akan lebih sakit ati lagi kalau tetep deket ama dia di saat dia lagi berbahagia (dengan cewek lain) kaya gitu. Tapi ga disangka, dia kayanya berusaha cari waktu buat ngobrol berdua ama aku. Waktu itu uda jam pulang sekolah, karena uda kelas 3 makanya ada bimbel. Trus dia lagi nungguin pacarnya bimbel di kantin. Aku juga lagi nunggui Nono bimbel, jadilah waktu itu aku kumpul ama dia di kantin bareng-bareng. Ma anak-anak yang lain juga sih, cuma aku lupa sapa aja waktu itu hehehe. Trus tiba-tiba anak-anak yang lain pada pergi sendiri. Kita ditinggal berdua, tanpa sengaja sih, tapi kesempatan itu langsung dipake Jimmy buat ngomong blak-blak’an ama aku. Waktu itu dia uda denger dari Ivan sih, jadi aku sempet kikuk waktu tau berdua aja ama dia. Cuma aku berusaha tetep cool (hahahahahaahha)

            En dia tiba-tiba ngomong: ”Sekarang gimana perasaanmu ke aku Deb? Aku sudah tau semuanya...” sambil mandang mataku lurus-lurus. Jantungku hampir copot saking kagetnya. Aku ga nyangka dia akan mengangkat topik ini!! Oh my God!! Sumpah, aku langsung salting! (’Sialan Ivan iki!’ Aku maki-maki dia terus dalem hati :p) Aku cuma bisa senyum-senyum en cengengesan ga jelas. Langsung keringetan pek aku...>.< Trus dia nyambung lagi: ”Maaf yah..”

            Kalau tadi aku kaget kaya disambar gledhek, kali ini aku membeku. SHOCK! Hah?? Maaf?? Jimmy minta maaf?? For what???? Aku tertegun pek. Sungguan. Aku cuma jawab (dengan begonya): “Hah?”. En dia langsung menjelaskan semuanya: “Maaf, karena aku ga bisa membalas perasaanmu. Maaf, kalau aku menyakiti perasaanmu.... Aku ga bermaksud untuk melakukannya. Aku tau pasti sakit banget buat kamu melihat aku dan Livia en apa yang terjadi sekarang ini. Bukannya aku ga suka sama kamu, tapi...di hatiku sudah ada orang lain. Sejak lama. Dan aku ga bisa menemukan orang lain yang bisa menggantikan dia di hatiku. Jadi, aku bener-bener minta maaf...”

            Caranya dia minta maaf waktu itu...ga terlupakan!! Aku masih inget banget nadanya pas ngomong, caranya dia liat aku, bahkan sikap tubuhnya waktu mengatakan semua itu. En itu buat aku langsung merasa ga sakit hati lagi. Aku cuma bisa diem. En aku bener-bener speechless. Seumur hidup, aku gak pernah dibeginikan sama orang. Maksudku, ketika aku bertepuk sebelah tangan aku selalu berusaha agar orang yang aku sukai itu ga tau perasaanku. Atau bahkan kalo mereka tahupun, biasanya mereka selalu meremehkan aku. Mereka pasti menghina-dina perasaanku. Mereka bahkan pernah sempet mengolok-olok aku. Itu pernah tak alami pas SMP, makanya aku benci banget ama Jimmy awalnya. Karena pikirku, dia pasti sama aja kaya yang lain (en kebetulan orang yang pernah melukai aku pas SMP itu ya temennya dia). Dan aku bener-bener kaget karena Jimmy berbeda.

            Dia juga bilang: ”Aku akan selalu berdoa yang terbaik buat kamu. Suatu saat nanti, aku tau..akan ada orang lain yang jauh lebih baik dari aku, pasti jauh lebih baik dari aku en dia akan menerima kamu apa adanya. Kamu orang yang baik Deb..”

Seharusnya aku patah hati dia bilang gitu. Tapi percayalah, aku sangat bahagia saat dia bilang itu ke aku. Aku cuma merasa, dia bener-bener memperlakukan aku dengan baik yah?? Dia menghargai banget perasaanku. Dia sangat menghormati rasa sukaku sama dia. Saat dia mengatakan semua itu, aku tau ada perasaan bersalah di mukanya. Matanya juga sedih. En dia sangat-sangat menyesal sudah melukai aku. Itu buat aku merasa...’kamu layak bahagia Jim. Kamu sangat layak bahagia dengan orang yang kamu pilih. Seandainya Livia bisa bikin kamu kaya gini, aku rela aku patah hati en mendoakan kebahagiaanmu sama dia’. Saat itu aku bener-bener terharu. Aku merasa, ’Tuhan..aku ga menyesal pernah suka sama dia. Aku ga menyesal aku patah hati karena dia. Dia memberi aku pelajaran yang berharga tentang perasaanku sendiri. Dia mengajari aku banyak hal soal ketulusan dll’. Aku merasa banyak sekali belajar selama aku suka sama Jimmy. Dan ketika dia mengatakan semua itu, jadi lebih mudah untuk aku merelakan dia. Jadi lebih mudah merasa biasa aja saat dia gandengan tangan sama pacarnya. Kata-kata itu memudahkan aku untuk melupakannya. Dan saat itu aku emang sempet nangis (pas udah di rumah), karena aku sadar..aku menyukai orang yang baik. Walaupun aku tau dia bukan yang terbaik buat aku. Aku dulu sempat merasa, aku salah menyukai orang. Aku yakin Tuhan ga akan setuju aku suka dengan orang yang "liar" kaya dia. Tapi melalui dia, aku merasakan perlakukan laki-laki yang sangat berbeda dengan teman-temanku kebanyakan. Orang yang jauh lebih beriman dari dia, belum tentu bisa memperlakukan aku sebaik itu. Tuhan rasanya kaya menghadiahi aku sikapnya Jimmy itu. Yang terakhir, yang bisa aku kenang. Bukan apa-apa, hanya kenangan aja. Itu membekas soro buat aku. Aku ga tau apa pendapat orang lain kalau dengar cerita ini, tapi aku lihat sendiri en aku merasakan sendiri gimana muka en nadaya Jimmy ketika dia bilang itu semua ke aku. Itu gak terlupakan. Walaupun dia menolak aku, aku merasa dia kaya membuka jalan buat aku. Supaya hidupku lebih baik. Aku ga kaya orang ditolak. Itulah kenapa aku bilang dia gentleman sekali. Dia tau kata-katanya itu akan buat aku terluka bagaimanapun juga. Tapi dia tetep berusaha buat aku merasa berharga walaupun dia menolak perasaanku.

En padahal seharusnya dia ga perlu mengatakannya ke aku. Bilang maaf en segala macam yang lain. Karena toh, buat apa? Dia kan udah bahagia sekarang? Kalo dia tetep pura-pura ga tau kan juga gak pa-pa? Aku juga ga akan keberatan seandainya dia berbuat begitu. Justru mungkin aku bakal lega-lega, karena pikirku dia ga tau. En dia ga perlu ambil resiko buat melukai perasaanku dengan mengatakan semua itu. Tapi aku kenal Jimmy kaya apa. Aku tau dia sengaja mengungkapkan itu ke aku karena dia menghargai aku. Selama ini dia anggep aku seperti sahabat. Walaupun bukan sahabat baik, tapi aku tau dia percaya ama aku. Setiap kali dia pengen cerita hal-hal serius, dia dateng ke aku. Yah walaupun gak all the time, tapi aku tau dia merasa aku beda karena aku bisa mengerti perasaannya. Maybe dia anggep aku dewasa, tegar, whatever..aku ga tau. Hanya aku mengerti alasan kenapa dia mau mengatakan semua itu ke aku. Dia gak mau bersikap egois ke aku. Dia tau kalau dia gak bilang apa-apa, itu akan lebih mudah buat dia. Tapi buat aku?? Dia merasa itu gak akan mudah. Dia tau banget aku terluka, untuk itulah dia merasa perlu untuk bilang maaf. Dia merasa sangat bertanggungjawab kalau aku menangis di belakangnya. Karena itu dia mengatakan permintaan maafnya dengan sangat serius, pribadi en mandang mataku langsung waktu mengatakannya. Karena aku tau dia berusaha menyampaikan rasa bersalahnya, rasa menghargainya, rasa menyesalnya lewat matanya, seandainya dia kurang pinter mengungkapkannya. Karena semua itulah aku bahagia saat itu. Di saat terakhir, dia memberikan rasa menghargainya ke aku. Itu cukup buat aku mengerti semua perasaannya.
Hal itu yang ga pernah aku temukan di cowok-cowok yang lain.

(Aku and Jimmy waktu kelas 2 SMA)

Kenapa aku bilang, dia gentleman sekali. Beberapa orang yang aku ceritain soal ini tercengang. Mereka pikir, bagaiman mungkin Jimmy yang pencilak’an kaya gitu, yang ga tau adat, yang berandalan, ga pernah mikir sebelum ngelakuin sesuatu, bisa melakukan hal kaya gitu ke aku. Mereka ga nyangka soro. Aku juga. Tapi aku yakin, Tuhan yang buat semua itu jadi seperti itu. Tuhan memberikan aku pelajaran yang sangat berharga melalui Jimmy ini. Itulah kenapa aku ga pernah melupakan cerita tentang si Jimmy ini. Berkesan banget soalnya buat aku. Lebih berkesan dibanding ama Yonathan. Yonathan aja ga pernah bersikap segentleman itu ke aku. Walaupun Tuhan memakainya dengan cara en tujuan yang lain sih buat hidupku hehehehe..."

(Seven G, Me, and Jimmy)

Di saat aku menulis ini, aku cuma sekedar nostalgia karena lagu Brown Eyes memang kenangan tentang Jimmy. Bukan tentang orangnya sih, tapi tentang suatu masa, ketika aku masih kelas 2 SMA. Masa-masa itu luar biasa berkesan. Bukan karena Jimmy aja, itu salah satunya, tapi bukan yang terutama. Waktu kelas 2 SMA itu aku aslinya pengen pindah kelas. Karena aku sebagian besar ga kenal sama penghuninya. Aku masih inget banget pertama masuk kelas 2, aku langsung pengen nangis dan lari ke kantor wakasek. Aku inget betul gimana aku mohon-mohon sama pak Heri untuk bisa pindah ke kelas lain. Tapi itu ga dikabulkan. Alhasil dengan berat hati aku mau tetep stay di kelas itu karena ada Yoyo. Saat itu emang cuma dia sahabatku dan orang terdekatku di kelas baruku. Ga nyangka, justru kelas 2 SMA itu titik awal perubahan drastis di masa SMA-ku. Aku bisa mengerti kenapa banyak yang bilang masa SMA itu masa yang paling menyenangkan dalam hidup, dan masa-masa yang ga terlupakan selamanya. Selain aku sangat bersenang-senang dengan hidupku (nilai raport naik drastis, perubahan prinsip hidup, teman-teman dan kumpulan baru, pelayanan di gereja), aku juga mengalami yang namanya jatuh cintaMasa-masa itu punya soundtrack, dan inilah soundtrack-nya. Setiap aku dengar lagu ini, masa-masa itu kembali terputar di kepalaku dan seringkali (dulunya) buat aku ketawa sendiri.

Well, kalo sekarang aku baca lagi, sungguan aku antara pengen ketawa ngakak sama pengen nangis. Lucu dan sedikit berbeda dari yang aku kira ending-nya. Siapa yang menyangka, kalau sekarang aku malah pacaran dengan Jimmy? Siapa yang menyangka kalau semua yang terjadi di SMA itu bakalan berlanjut bertahun-tahun kemudian saat aku dan Jimmy uda lebih dewasa? Jimmy dan aku SAMA SEKALI ga pernah berpikir kita akan menjadi seperti ini. Pertemuan lagi setelah SMA aja bisa dianggap kejadian tak terduga tersendiri. Jimmy berlanjut pacaran dengan Livia sampai tahun 2010, lima tahun pacaran, dan mereka putus. Saat mereka putus itulah aku dipertemukan sama Jimmy lagi.

Mana pernah aku duga kalau saat dia putus dia bakalan dateng lagi ke Bethany? Yang aku tau memang dari jaman SMA aku selalu ajakin dia ke gereja. Karena saat itu belum masuk youth, adanya Remaja Nginden, aku selalu ajakin dia untuk dateng. Beberapa kali dia emang dateng, aku luar biasa senengnya setiap kali dia dateng. Saat itu aku sudah merasa sekali kalau dia ini butuh Tuhan. Ada sesuatu yang selalu buat aku penasaran tentang Jimmy. Aku selalu bertanya-tanya apa itu. Aku merasa dia ga akan bisa lepas dari hal itu sampai dia ketemu Tuhan. Tapi aku ga pernah tahu apa yang salah bahkan sampai akhirnya aku menyelesaikan perasaanku sama dia waktu SMA. Waktu kuliah aku putus kontak sama dia. Jarang ketemu. Ga pernah ngobrol lagi. Akupun akhirnya suka sama orang lain dan mencoba pacaran. Pacar pertamaku inilah cinta pertamaku, jadi bukan Jimmy lo cinta pertamaku itu. Memang sebelumnya aku pernah naksir Jimmy, tapi belum bisa dibilang cinta pertama. 

Saat aku pacaran itu aku sempet ketemu Jimmy lagi, dia dateng sendirian ke acara Remaja Nginden. Saat itu aku ngeliat lagi, hal yang selama ini buat aku bertanya-tanya, apa sih yang salah dalam hidupmu itu? Aku lihat lubang hitam di matanya yang ga bisa dia tutup sendiri. Aku pikir setelah pacaran, lubangnya akan menutup. Ternyata enggak, masih menganga dan kelam seperti dulu. Aku ga bisa untuk ga peduli, aku akhirnya mencoba untuk tau kabarnya, saat itulah aku buat pacarku cemburu karena dikira aku masi ada hati sama Jimmy. Aslinya aku hanya ingin tahu, lubang apa di hatimu yang buat matamu keliatan kaya gitu Jim? 

Waktu berjalan, aku putus dari cinta pertamaku, aku berusaha move on dan aku ga pernah kontak sama Jimmy lagi. Ada beberapa kali ketemu lagi di kampusku karena Livia satu kampus ama aku tapi ya cuman say hay gitu aja. Sampai akhirnya aku mulai dekat sama Vanny, Noppy, Steven dll. Ternyata mereka ini masi kontak sama Jimmy bahkan sering main futsal bareng-bareng tiap jam 10 malem. Jimmy pun kenal beberapa anak gereja dan beberapa kali kumpul sama mereka sepulang futsal. Ga lama Steven ajak Jimmy dateng ke Youth. Waktu itu Remaja Nginden uda ga ada diganti Youth. Aku kaget sekaligus senang waktu ketemu Jimmy lagi di Youth. Bukan senang karena masih ada rasa, atau teringat kenangan lalu, atau CLBK dll, aku senang hanya karena aku ketemu temen lama ku lagi. Just it. Kita langsung heboh. Otomatis. Dulunya kan satu SMA, kalo ketemu lagi pasti langsung pada tanya kabar gimana dll dll dll. Jimmy orangnya kan heboh, aku pun ketularan heboh. Secara natural, aku deket lagi sama Jimmy. Dulu emang kita deket sebagai sahabat (di luar aku naksir dia dan segala macem itu), ketemu lagi ya balik sahabatan lagi. Apalagi aku dan Steven waktu itu bener-bener galau berdua. Jimmy sebagai temennya Steven dan orang terdekatnya Steven waktu itu, jadi penengah antara aku dan Steven. Di saat yang sama Jimmy juga curhat ke aku en Steven tentang hubungannya ama Livia. Yap, dia akhirnya putus dan bener-bener patah hati. Karena masalah hati yang parah kita bertiga alhirnya dekat banget en selalu renteng bertiga. Jalan bareng bertiga, nonton bertiga, guyonan di mobil bertiga. So much fun! Akirnya aku dan Jimmy berakhir sebagai sahabat kental dan lebih dekat dibanding waktu SMA dulu minus perasaan apapun. Pure sahabatan. Aku ga CLBK sama sekali (bahkan lagi naksir orang lain saat itu) dan dia sendiri juga asik cari cewek baru pengganti Livia.


(Jimmy, Steven and Me)

Masalah muncul waktu aku sama dia terjebak dalam prasangka saling suka. Well, masa-masa yang penuh gejolak dan gossip. Entah kenapa anak-anak yang liat aku kumpul sama Jimmy merasa kita ini lebih dari sahabat. Saat kita guyon, ngobrol, ilok-ilok'an, tukaran mulut ga penting, bahkan waktu teriak-teriak pun terlihat seperti saling mencintai. Aku sama Jimmy sampe bosen menjelaskan dan menyangkali semua itu. Memang seheboh apa sih kita kalo kumpul kok sampe menanggap kita special dibanding sama yang lain? Steven pun lama-kelaman menjauh karena dia juga merasa demikian! Sumpah itu bikin bete banget. Kejadian yang terjadi selanjutnya sungguh ga terkendali. Jimmy lalu ditaksir Veve, dia jadi galau en tanpa pikir panjang mengambil keputusan untuk jadian sama Veve, aku dianggap patah hati dengan keadaan itu (padahal sama sekali enggak), dan akhirnya status kami berdua jelas. Sahabat. 

Aku ga lama kemudian jadian sama Hizkia dan masing-masing sementara ada di posisi yang jelas. Tapi entah kenapa bahkan dengan status punya pacar masing-masing, masih aja ada yang menganggap aku dan Jimmy ini seharusnya lebih dari sahabat. Saat itu kita BETE banget. Ehm, aku sih yang bete, Jimmy kayanya don't care dan ga ambil pusing. Veve selalu jealous dengan aku, bahkan Hizkia pun begitu. Aku bener-bener muak saat itu karena orang-orang SELALU berpikir aku dan Jimmy ada apa-apa. Padahal, saat itu, percayalah, aku jujur ini, kita ga ada apa-apa. Kita beneran sahabatan. Kalau waktu ngobrol atau cerita kita heboh ya itu karena kita cocok aja, bukan karena ada perasaan! Aku mulai diinterogasi apakah beneran ga ada apa-apa sama Jimmy? Padahal saat itu Jimmy masih status pacar orang. Bahkan saat dia baru jadian pun, aku kena getahnya dengan ditanyai sama kakak dari pacarnya Jimmy waktu itu, apa aku sebenernya naksir Jimmy? Sungguh, seandainya aku bisa buat mereka baca pikiranku kaya kemampuan Edward gitu, aku pengen mereka baca pikiranku biar mereka percaya. Aku LELAH jadi target yang selalu ditanyai apa aku ada perasaan apa enggak sama Jimmy hanya karena di masa SMA aku pernah naksir sama Jimmy! Kaya itu belum cukup, banyak sekali yang ngomong sama aku kalau seharusnya yang jadi pacarnya Jimmy itu aku bukan pacarnya dia saat itu karena buat kebanyakan orang aku lebih cocok dan sepadan sama Jimmy. Bisa bayangin ga kira-kira gimana perasaanku saat Jimmy masi pacar orang, aku dibilangin kaya gitu? Ditambah kenyataan kalau pacarnya saat itu sering cemburu sama aku. 

Masih ditambah saat itu aku bergaul dengan orang yang ga suka dengan Jimmy. Udah deh, hancur sudah. Aku dilarang temenan sama Jimmy, dilarang kumpul sama Jimmy, disuru berhenti jadi sahabatnya. Saat itulah aku meledak. Aku ga lagi peduli apa kata orang. Pacarnya mau cemburu? Silahkan, makan itu cemburu! Orang yang ngelarang aku temenan sama Jimmy, meskipun dia juga temenku, aku tolak mentah-mentah permintaannya. Saat itu aku juga capek lo aslinya. Kenapa sih aku dan Jimmy sejak ketemu lagi selalu dibuntuti gossip dan pertanyaan seputar taksir-menaksir? Apakah itu sudah tanda ato gimana aku juga ga tau sih hahahahahha

Setelah pasang surut kehidupan, Jimmy jadian dengan si A lalu putus, aku juga jadian dengan si B trus putus, kita ketemu lagi, trus Jimmy jadian dengan siapa, aku jadian dengan siapa, masing-masing putus lagi, menjomblo bersama, aku jadi merasa hidupku dan hidup Jimmy ga pernah bener-bener jauh. Seperti selalu ada link yang menghubungkan kita berdua. Entah itu mantan pacarnya, entah itu lokasi, entah itu temen-temen yang lain, seperti selalu ada kontak dengan Jimmy dan ga pernah yang bener-bener putus hubungan. Kita baru menyadari itu setelah jadian. Proses untuk jadian dengan Jimmy pun ga semudah dan segampang seperti keliatannya. Buanyak sekali yang terjadi sampai ke tahap memutuskan untuk pacaran.

But, yang berharga untuk aku dari semua kejadian ini adalah, cara kita menemukan jalan untuk akhirnya bisa bersama. Bukan hanya karena perasaan. Bukan hanya karena dijodoh-jodohkan. Bukan karena dikejar umur. Bukan karena keinginan mencoba-coba kalau pacaran jadinya gimana? Bukan karena hal-hal yang sepertinya sudah jelas. Ada kerumitan dan proses njelimet yang harus aku lalui. Harus banyak berdoa dan nangis-nangis dulu sama Tuhan. Harus mengalami ini dan itu, tapi akhirnya keputusan itu dibuat bersama. Buat aku itu luar biasa dan sangat membekas. Brown Eyes adalah permulaan yang membuat aku mengingat bagaimana semua ini berawal. Karena itu aku selalu merasa tersentuh tiap denger lagu ini. "Itu hanya kenangan milikku". Aku merasakan perasaan semacam itu hahaha..

Kalau aku bicarain ini rasanya pengen men-detail dan jelas banget gitu. Masi banyak hal yang pengen aku share karena di hidupku, ketika aku mendapatkan hal yang bener-bener besar, aku selalu struggle luar biasa. UNAS. Kuliah. Multimedia. Skripsi. Semuanya aku lalui dengan banyak banget ujian dan proses. Ga pernah sekalipun aku mencapai sesuatu yang besar di hidupku dengan cara yang biasa. Semuanya penuh perjuangan dan dalam prosesnya SELALU mengubah banyak hal di hidupku ke depannya. Satu-satunya hubungan yang aku gapai dengan penuh perjuangan dan air mata ya hubunganku dengan Jimmy ini. Penuh pembelajaran dan penuh dengan pengikisan diri sendiri. Bahkan dimulainya sudah sejak lama tanpa aku sadari. Now, I'm just want to thankful for what I've been through...

For me, it's all good and beautiful.. Thanks God ^^



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...